Studi Sosiologi Yayasan As Sunnah Perspektif Peter
L. Berger
Oleh :
Deny Rochman
A. PENDAHULUAN
Manusia sebagai pelaku yang aktif dan kreatif,
mempunyai kemampuan menilai dan memilih alternatif tindakan. Dalam
keterbatasannya, manusia dalam aktifitas kelompok sebagai upaya pemenuhan
kebutuhannya. Bersama kepentingan anggota kelompok, individu berkembang menjadi
kepentingan kelompok yang selanjutnya menjadi motif tindakan kelompok tersebut.
Namun di dalam kelompok tersebut tindakan individu dibatasi oleh nilai dan
norma yang diyakini secara kolektif.
Bagi umat Islam sistem bertindak dan sistem
hubungan sosial tersusun dalam institusi syariah sebagai norma hukum.
Isnstitusi tersebut tersusun berdasarkan Al Quran dan Hadist yang merupakan
sumber hukum pokok Islam. Sistem integral dan universal Islam mengandung arti
bahwa agama ini adalah sebuah sistem nilai ideal, menyeluruh (kaffah)
dan tetap up to date menjawab persoalan jaman. Islam tidak hanya
mengatur tentang ritual keagamaan, tetapi juga kehidupan sosial politik dan
ekonomi, termasuk dalam sistem pendidikan Islam.
Sistem kaffah tersebut menjadikan Islam sebagai dasar gerakan bagi
umat Islam, baik secara individu maupun kelompok. Yayasan As Sunnah Kota
Cirebon, merupakan satu dari sekian organisasi dakwah di Indonesia, yang
mencoba bergerak diranah dakwah sosial dalam memberdayakan umat. Visi misi
lembaga pendidikan ini cukup jelas dan tegas dalam membangun komitmen
memperjuangkan nilai-nilai Islam ditengah derasnya arus nilai-nilai
sekulerisme.
Salah satu program kerja lembaga dakwah ini adalah dalam bidang pendidikan,
selain dakwah dan sosial ekonomi. Sejak berdiri pada tahun 1993 hingga kini, yayasan
di Jalan Kalitanjung No. 52B Cirebon ini sudah memiliki empat amal usaha bidang
pendidikan yakni Playgroup (usia 2,5-4 tahun), Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar
Islam Terpadu, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Perkembangan sekolah As Sunnah secara perlahan tapi pasti terus mengalami
kemajuan. Taman Kanak-Kanak yang didirikan pada 1995, mendapat sambutan yang
positif. Terbukti tidak lama kemudian ada permintaan dari masyarakat untuk
mendirikan Playgroup, disusul kemudian SD, MTs dan MA. Bahkan dalam waktu dekat
ini, pihak yayasan berencana akan mendirikan sekolah umum setingkat SMP.
- Permasalahan
Sekolah-sekolah yang didirikan pihak As Sunnah memiliki model dan kurikulum
yang berbeda dari sekolah umum pemerintah. Jika sekolah umum hanya mengajarkan
pelajaran umum sesuai kurikulum nasional, sedangkan sekolah As Sunnah
memberikan tambahan mata pelajaran Islam seperti ibadah, akhlak, bahasa Arab,
hadist, doa-doa, hafalan al Quran dan sebagainya.
Perpaduan dua kurikulum, antara kurikulum nasional dan Islam, membuat
sekolah ini padat materi pelajarannya yang harus diserap oleh siswa. Hal ini
berdampak pada pola pengajaran yang memakan cukup banyak waktu. Siswa belajar
dari pagi pukul 06.45 hingga pukul 16.00. Bahkan untuk siswa MTs dan MA jam
belajarnya harus lebih panjang karena menggunakan sistem pondok pesantren. Artinya, setiap siswa sekaligus sebagai santri
harus menginap di asrama yang telah disediakan.
Pola rekruitmen guru dan karyawan sekolah juga dilakukan secara khusus.
Mereka yang melamar pekerjaan, diutamakan memiliki akidah yang sejalan dengan
yayasan, termasuk tidak boleh meroko dan tentunya berjilbab bagi yang puteri.
Mereka pun harus mengikuti seluruh peraturan yayasan, termasuk mengikuti
pengajian rutin dan sholat berjamaah di
masjid setempat.
Selain beberapa persoalan di atas, ada banyak hal yang menjadi ciri khas
pendidikan Islam versi As Sunah Cirebon ini.
Pertanyaanya sekarang adalah :
1. Mengapa
pihak Yayasan As Sunnah menerapkan model pendidikan yang ketat dan iksklusif?
2. Apakah
sistem kurikulum pendidikan sekolah As Sunnah tersebut tidak membebani belajar
anak dan merampas masa permainan anak-anak ?
Tulisan makalah ini
akan menganalisis fenomena pendidikan Islam As Sunnah Cirebon dengan
menggunakan perspektif teori Peter L. Berger.
- Sekolah Dakwah
Sekolah As Sunnah didirikan sebagai sekolah dakwah Islam, untuk kembali
mempelajari nilai-nilai Islam. Hal ini bisa dilihat dari berbagai visi, misi dan tujuan lembaga, baik lembaga
dalam arti yayasan maupun sekolah atau pondok pesantren. Tujuan pendidikan As
Sunnah tingkat SMP, misalnya, adalah untuk membentuk pribadi muslim yang
bertauhid dalam beribadah dan berakhlak serta berintelektualitas yang islami di
atas manhaj As-Salafussholih.
Visi sekolah adalah mewujudkan mutu pendidikan Islam, unggul dalam ilmu
agama, keimanan dan ketakwaan berdasarkan Al Quran dan As Sunnah menurut
pemahaman Assalafussholih serta pengetahuan dan teknologi. Sementara misi
sekolah As Sunnah adalah :
1. Menjadikan
siswa/santri bertauhid, taat beribadah, berakhlak mulia, kreatif, cerdas,
sehat, disiplin dan berwawasan Islam yang bersih dari syirik, bid’ah dan
pemikiran sesat.
2. Melaksanakan
sistem dan iklim pendidikan yang berkualitas dan islami.
3. Mengoptimalisasikan
pembelajaran Al Qur’an dan pendidikan agama Islam.
4. Mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas lulusan sekolah.
5. Menumbuhkembangkan
semangat dakwah Islam melalui pendidikan dalam rangka mencari ridho Allah Swt.
Tujuan pendidikan As
Sunnah tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal
3 Sisdiknas disebutkan, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam kurikulum pembelajaran,
sekolah As Sunnah mengembangkan porsi kurikulum nasional dan Islam, 30 %
banding 70%. Selain pelajaran umum seperti sekolah lain, As Sunnah juga
mengajarkan materi seperti Aqidah, Tafsir, Tajwid, Hadist, Fiqih, Siroh, Tadrib
Lughowi, Nahwu, Shorof, tahfidz Qur’an dan ekstrakurikuler. Pengajar yang
disiapkan adalah memiliki kualifikasi bidang keilmua agama yang mumpuni,
termasuk dari lulusan LIPIA dan Timur Tengah, seperti Ustadz Yusuf Utsman
Ba’isa, Lc dan Ust. Fariq Gazim Anuz dan lainnya.
****Makalah disampaikan dalam mata kuliah Sosiologi Pendidikan, Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA dalam program
Pascasarjana Kosentrasi Psikologi Pendidikan Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon
tahun 2009.