Oleh :
Deny Rochman

Sebagai orang yang dibesarkan dalam
tradisi ilmu sosial pandangan Mustofa W Hasyim dianggap terlalu tendensius dan provokatif
tak mendasar. Sejak sekolah hingga dibangku kuliah, paham multi kultural begitu
diagung-agungkan seolah “dewa penyelamat” membangun perdamaian dunia. Kaum pluralisme
menilai kisruh sosial yang sering terjadi bermuara dari egoisme perspektif
budaya setiap masyarakat. Membudayakan toleransi dan tenggang rasa, memahami
kemajemukan budaya, agama dan ras menjadi strategi mendamaikan dunia.