Oleh :
Deny Rochman
Semula dibuat terkejut dengan pernyataan
Mustofa W Hasyim, seorang budayawan dan penulis asal Yogyakarta ini. Dalam sebuah
situs online ia menegaskan bahwa ada upaya pemaksaan budaya yang sedang
berkembang saat ini ke arah budaya monokultur (tunggal). Ketua Majelis
Nahdlatul Muhammadiyah ini menilai kampanye tentang perlunya multicultural sebagai
agenda budaya global adalah omong kosong belaka. Tetapi yang terjadi adalah budaya
global menuju wajah Barat, wajah Amerika, sekuler, hedonis materialistis.
Sebagai orang yang dibesarkan dalam
tradisi ilmu sosial pandangan Mustofa W Hasyim dianggap terlalu tendensius dan provokatif
tak mendasar. Sejak sekolah hingga dibangku kuliah, paham multi kultural begitu
diagung-agungkan seolah “dewa penyelamat” membangun perdamaian dunia. Kaum pluralisme
menilai kisruh sosial yang sering terjadi bermuara dari egoisme perspektif
budaya setiap masyarakat. Membudayakan toleransi dan tenggang rasa, memahami
kemajemukan budaya, agama dan ras menjadi strategi mendamaikan dunia.