Oleh:
Deny Rochman
Tanggal 2 Mei menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Bahkan sejak tahun 2016, tanggal itu tak hanya dirayakan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Bagi pegiat literasi Kota Cirebon, mulai 2 Mei 2016 menjadi awal geliat gerakan literasi di kota ini. Secara resmi, Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis, SH melauching gerakan literasi sekolah melalui program CLRC -- Cirebon Leaders Reading Challange. Sebuah tantangan membaca buku non pelajaran bagi siswa selama satu tahun dari pimpinan.
Program CLRC diluncurkan usai upacara Hardiknas di alun-alun Kejaksan delapan tahun silam. Bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon DR H Wahyo masa itu dihadiri Sekretaris Daerah Drs Asep Dedi M.Si dan sejumlah kepala SKPD, gerakan literasi sekolah-sekolah di Kota Cirebon digulirkan. Pada kesempatan itu, di tempat yang sama di TB Gramedia Cipto Walikota melakukan teleconference dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Di depan Gubernur Jabar dan para kepala daerah di Jawa Barat, Walikota Cirebon berharap ada perpustakaan di tingkat RW (rukun warga).
Kendati obsesi Walikota Cirebon belum total terwujud, namun gerakan literasi di masyarakat mulai dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip). Bekerjasama dengan Dispusipda Jawa Barat dengan Kolecer-- Kotak Literasi Warga Cerdas. Kota mini ini tersebar di sejumlah titik termasuk di kelurahan. Bahkan pada peresmian alun-alun Kejaksan pada 21 April 2021 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ada pojok baca pada mini library menjadi bagian sarana publik bagi pengunjung alun-alun. Library digital disuport oleh pihak Perpusnas pada masa Kadispusip Drs H Jaja Sulaeman, M.Pd.
Sejak CLRC diluncurkan, Gerakan Literasi Sekolah terus menggeliat. GLS yang dicanangkan pada 2015 oleh Mendikbud Anies Baswedan kala itu mentargetkan penumbuhan budi pekerti siswa melalui gerakan literasi. Makna tersiratnya, bahwa budi pekerti tumbuh melalui bacaan-bacaan yang memotivasi, menginspirasi dan meneladani. Semakin banyak anak membaca literasi maka kemampuan nalarnya akan menguatkan jiwa dan hati. GLS hadir berdampingan dengan program CLRC di sekolah-sekolah. Keduanya serupa tapi tak sama. Serupa gerakan literasi. Tak sama dalam implementasinya.
Program CLRC membuat anak-anak sekolah sakaw literasi. Bayangkan, dalam satu tahun pertama tantangan membaca ada siswa yang berhasil membaca hingga 94 buku. Siswa ini bernama Annisa Saninah dari SMP Negeri 2 Kota Cirebon. Siswa lain, Hana Rihadatul Aisy, dari SD Sabilul Huda dengan membaca 60 buku. Kemudian M. Miftah Faqih, 46 buku dari SD Negeri Kebon Baru VI. Siswa lainnya rata-rata dalam 10 bulan berhasil membaca 10-30 buku bacaan non pelajaran.
Selain siswa, kepala sekolah dan guru pendamping juga diberikan tantangan dan medali. Mereka yang peserta didiknya berhasil memenuhi tantangan membaca minimal 24 buku dalam 10 bulan. Sekolah yang mendapatkan penghargaan adalah sekolah yang mengirimkan peserta terbanyak menerima tantangan, seperti SDN Kalijaga Permai.
Guru terpilih menerima medali langsung dari Walikota Cirebon antara lain Uum Heroyati, S.Pd.I, guru SD Sabilul Huda dan Nova Haryono, S.Pd guru SDN Kebon Baru VI. Kartino, M.Pd, guru SMPN 2 Kota Cirebon dan Daryo Susmanto, S.Sos, guru SMPN 1 Kota Cirebon. Kepala sekolah yang meraih medali adalah Kepala SDN Kalijaga Permai Mamat Rohmana, S.Pd.
Tantangan membaca tahun pertama CLRC tercatat ada 304 siswa yang berhasil. Berhasil menyelesaikan membaca, menulis, mereviu dan mendiskusikan buku-buku non mata pelajaran. Membaca sedikitnya 24 buku dalam 10 bulan dengan teknik khusus yang ditetapkan oleh pengurus CLRC. Secara langsung Walikota memberikan medali literasi kepada siswa dan guru terpilih usai upacara Hardiknas di alun-alun Kejaksan 2 Mei 2017. Hadir mendampingi Kepala Dinas Pendidikan Drs Jaja Sulaeman, M.Pd, Ketua Literasi Kota Cirebon Lilik Agus Darmawan, S.Pd.,MM dan para petinggi Pemerintahan Kota Cirebon, termasuk jajaran forkompimda.
Dalam perjalanannya program CLRC melahirkan nama komunitas Gelemaca. Sebuah nama yang memiliki dua makna. Makna pertama gelem (mau) dan membaca. Makna kedua Gelemaca singkatan dari Gerakan Literasi Masyarakat Cirebon Kota. Pada awal launching, CLRC dikomandani oleh Yudi Taryadi, guru SMPN 1 Kota Cirebon yang kini Kepala SMPN 9 Kota Cirebon. Pada tahun kedua ketua Gelemaca dikomandani oleh Lilik Agus Darnawan, kepala SMPN 1 Kota Cirebon.
Gerakan literasi Gelemaca, kendati secara finansial tidak didanai oleh APBD, namun gerakannya begitu masif dan terstruktur. Para pegiat komunitas ini mampu berkolaborasi dengan sejumlah pihak dalam melaksanakan kegiatannya. Seperti kegiatan tantangan membaca, wisuda literasi, jelajah literasi, jambore literasi, festival literasi hingga berbagai lomba, seminar, workshop, pelatihan dan pendampingan literasi. Pesertanya terdiri siswa, guru atau kepala sekolah. Semua dana operasional rata-rata swadana para pengurus.
Sejumlah pihak yang pernah bersinergi antara lain Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Koran Radar Cirebon, Dinas Perpustakaan dan Arsip. Selain itu pernah bekerjasama dengan Toko Buku Gramedia, Keraton Kacirebonan, Keraton Kasepuhan, para penerbit, Satgas GLN Kemendikbud dan banyak lagi. Bahkan dipercaya menjadi konsultan pendampingan terhadap gerakan literasi masyarakat nelayan oleh PT Cirebon Power.
Sejak 2016 hingga kini gerakan literasi Gelamaca terus menggeliat. Pada 1 Februari 2019 komunitas ini mengasuh halaman khusus literasi setiap Kamis di koran Radar Cirebon. Hasil kerjasama Dinas Pendidikan Kota Cirebon pada masa Kadis Jaja Sulaeman dengan CEO Radar Cirebon Yanto S Utomo. Termasuk pada masa pandemi, Radar Cirebon ikut serta terlibat dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik melalui rubrik koran Gelemaca maupun siaran televisi RCTV.
Suport Disdik terus berlanjut pada masa Kadis DR Irawan Wahyono, M.Pd hingga Kadis sekarang Kadini, S.Sos. Dukungan serupa dari Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Eti Herawati, yang dinobatkan sebagai Bunda Literasi Kota Cirebon. Berbagai kegiatan literasi tak lepas dari suport Bunda Literasi.
Munculnya tokoh Kapten Literasi yang diinisisiasi dan diperankan Kartino, guru SMPN 2 Kota Cirebon makin menyemarakan gerakan literasi Kota Cirebon. Kartino adalah satu dari tiga pegiat kota ini yang menjadi fasilitator literasi (WJLRC) tingkat Jawa Barat, selain Deny Rochman (SMPN 4) dan Dewi Pujiati (SDN Kalijaga Permai). Kapten Literasi tak hanya berperan di kegiatan Kota Cirebon tetapi juga hadir diundang di daerah lain di Jawa Barat
Berkat kerjasama tersebut, Walikota Cirebon melalui Disdik memberikan apresiasi para siswa literat. Mereka yang memiliki piagam penghargaan lomba literasi bisa mendaftar jalur prestasi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) setiap tahunnya. Sebuah apresiasi yang sangat membantu perkembangan gerakan literasi di sekolah-sekolah di Kota Cirebon. Membantu pengembangan bakat-bakat siswa dan guru penulis buku. Juga mendukung berkembangnya dunia penerbitan buku-buku.
Sayangnya pada dua tahun terakhir, geliat literasi sekolah-sekolah sempat meredup. Seiring masa pandemi Covid-19 yang melanda bangsa ini sejak 2020-2021. Kegiatan belajar di sekolah diliburkan. Beralih belajar di rumah melalui buku, melalui HP, melalui televisi RCTV. Kegiatan literasi Gelemaca pun mencoba menjajagi media tantangan literasi melalui media sosial atau online. Beberapa program tantangan sempat dilakukan pada masa pandemi. Program terbaru 2023 meluncurkan program Cikal, tantangan literasi pengganti CLRC.
Kini komunitas Gelemaca sudah memasuki generasi kedua kepengurusan. Mereka yang aktif pada generasi pertama dan kedua mulai beralih dan bertambah kesibukan. Ada yang menjadi kepala sekolah SD SMP, pengawas SD SMP bahkan ada yang berkarir menjadi lurah. Generasi pertama adalah para pendiri dan pernah mengikuti pendidikan satu bulan di Adelide Australia pada 2013 silam. Program CLRC adalah bagian dari karya lanjutan pasca studi di negeri kanguru tersebut. Program turunan dari WJLRC (West Java Leaders Reading Challenge) di tingkat Jawa Barat.
Pada 2 Mei peringatan Hardiknas tahun ini, genap usia komunitas Gelemaca delapan tahun. Awal launching pada saat Walikota Cirebon baru menjabat. Dan 2023 ini Pak Nashrudin Azis akan berakhir sebagai Walikota Cirebon. Tentu dinamika Gelemaca selama delapan tahun tak lepas dari perhatian Walikota terhadap perkembangan literasi di kota ini. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Walikota Cirebon memang Gelemaca. Mau membaca kebutuhan dinamika literasi Kota Cirebon. Diawal melaunching hingga masa baktinya berakhir, dengan semangat Hari Pendidikan Nasional. (*)
*) Penulis adalah Pegiat Literasi Gelemaca. Kini menjadi Lurah Kesepuhan Kota Cirebon.