Oleh:
Deny Rochman
Ada dua jihad di bulan Ramadhan. Dua jihad itu adalah berpuasa dan qiyamulail. Jika umat Islam mampu melewati dua jihad tersebut, maka akan mendapat gelar dari Allah Swt sebagai orang yang bertakwa. Seperi tujuan awal berpuasa tertuang dalam Qs Al Baqoroh 183 :
"Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan puasa kepada kalian sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa."
Yah, puasa memang perintah Allah Swt yang pernah diwajibkan sebelum umat Nabi Muhammad Saw. Puasa masa Nabi Adam setiap bulan tanggal 13, 14 dan 15 hijriyah. Masa Nabi Musa As puasa pada hari syura 10 Muharram. Masa Nabi Dawud As berpuasa seling satu hari.
Ibadah puasa merupakan ibadah loyalitas ketaatan kepada Allah Swt. Bukti taat dan cinta harus ditunjukkan dengan penderitaan dan pengorbanan jiwa raga hamba kepada Sang Khaliq. Jika dilalui secara totalitas ibadah puasa merupakan ibadah cukup berat.
Bayangkan saja, berpuasa umat Islam tidak hanya menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Jika hanya itu semua orang, termasuk anak kecil atau bahkan orang non muslim pun bisa. Namun berpuasa seluruh panca indera hal itu tak bisa dilakukan semua orang.
"Selama berpuasa seluruh panca indera kita harus berhenti. Berhenti dari segala aktifitas kemaksiatan. Aktifitas yang bisa mengurangi atau bahkan mengugurkan amalan puasa kita. Tidak ghibah, mendengarkan hal tak bermanfaat, melakukan kegiatan sia sia dan lain sebagainya," tutur Deny Rochman dalam ceramah kuliah shubuh Ramadhan di Masjid Al Ma'mur Pronggol Kota Cirebon, Selasa (14/6) pagi.
Jihad kedua di bulan suci Ramadhan adalah ibadah qiyamul lail atau sholat tarawih. Sholat 11 atau 23 rakaat bada isya ini memang tidak gampang. Dengan kondisi perut kenyang sungguh berat melakukan ibadah ini.
"Saat berbuka puasa selera makan kita bertambah karena rasa lapar dan haus yang teramat. Apalagi cuaca kota Cirebon pada musim puasa kali ini sangat panas. Selera meningkat menu makanan yang disajikan istimewa seperti di restoran. Menu yang tak biasanya selalu ada dalam makanan harian," ujar guru IPS ini.
Dampak makan kekenyangan adalah cepat ngantuk dan lelah, malas, sesak nafas dan efek kesehatan lainnya. Ini akan berbuntut pada kondisi kenyamanan kita dalam menjalankan ibadah sholat tarawih.
Beratnya berpuasa dan qiyamulail bagi umat Islam membuat Allah Swt memberikan ganjaran besar bagi siapa yang bisa melakukannya dengan ikhlas dan sesuai syariat. "Semua amal anak adam untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk Aku. Dan Aku yang akan membalasnya," tandas Allah Swt dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Mari jangan kita menyia-nyiakan bulan istimewa ini. Bulan lebih baik dari seribu bulan dengan panen pahala dan cuci gudang dosa-dosa. Semoga kita tetap diberik keimanan, keislaman dan kesehatan sehingga bisa menuntaskan seluruh ibadah di bulan Ramadhan dengan lancar, sehat dan selamat serta amalan kita diterima Allah Swt. Aamiin...(*)