Juni 15, 2016

MENGAPA AGAMA PERINTAHKAN PUASA?

Oleh :
Deny Rochman

Apakah kita hidup untuk makan ataukah makan untuk hidup ? Pertanyaan yang akan menentukan untuk apa hidup ini. Satu hal yang kini banyak orang kehilangan arah hidup dari mana, untuk apa dan mau kemana. 

Jika hidup untuk makan, maka hari-hari kita dihabiskan untuk makan dan minum. Tiada waktu kita hidup hanya menunggu makan, makan dan makan. Waktu kita dihabiskan untuk makan dan minum, mulai mencari menu, membeli, meracik, memasak, menyantap sampa buang hajat. Makan di rumah, di warung, di cafe dan restoran. Bandingkan brp lama dg waktu ibadah kita?

Masalah perut menjadi salah satu masalah besat umat manusia. Gara-gara urusan perut, sesama supir angkot, petugas parkir, pegawai, pejabat saling sikut, saling jotos. Gara-gara syahwat perut kasus korupsi berkembang dengan pesat.

Juni 13, 2016

TANTANGAN BERAT DU BULAN RAMADHAN

Oleh:
Deny Rochman

Ada dua jihad di bulan Ramadhan. Dua jihad itu adalah berpuasa dan qiyamulail. Jika umat Islam mampu melewati dua jihad tersebut, maka akan mendapat gelar dari Allah Swt sebagai orang yang bertakwa. Seperi tujuan awal berpuasa tertuang dalam Qs Al Baqoroh 183 :

"Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan puasa kepada kalian sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa."

Yah, puasa memang perintah Allah Swt yang pernah diwajibkan sebelum umat Nabi Muhammad Saw. Puasa masa Nabi Adam setiap bulan tanggal 13, 14 dan 15 hijriyah. Masa Nabi Musa As puasa pada hari syura 10 Muharram. Masa Nabi Dawud As berpuasa seling satu hari.

Ibadah puasa merupakan ibadah loyalitas ketaatan kepada Allah Swt. Bukti taat dan cinta harus ditunjukkan dengan penderitaan dan pengorbanan jiwa raga hamba kepada Sang Khaliq. Jika dilalui secara totalitas ibadah puasa merupakan ibadah cukup berat.

Bayangkan saja, berpuasa umat Islam tidak hanya menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Jika hanya itu semua orang, termasuk anak kecil atau bahkan orang non muslim pun bisa. Namun berpuasa seluruh panca indera hal itu tak bisa dilakukan semua orang.

"Selama berpuasa seluruh panca indera kita harus berhenti. Berhenti dari segala aktifitas kemaksiatan. Aktifitas yang bisa mengurangi atau bahkan mengugurkan amalan puasa kita. Tidak ghibah, mendengarkan hal tak bermanfaat, melakukan kegiatan sia sia dan lain sebagainya," tutur Deny Rochman dalam ceramah kuliah shubuh Ramadhan di Masjid Al Ma'mur Pronggol Kota Cirebon, Selasa (14/6) pagi.

Jihad kedua di bulan suci Ramadhan adalah ibadah qiyamul lail atau sholat tarawih. Sholat 11 atau 23 rakaat bada isya ini memang tidak gampang. Dengan kondisi perut kenyang sungguh berat melakukan ibadah ini.

"Saat berbuka puasa selera makan kita bertambah karena rasa lapar dan haus yang teramat. Apalagi cuaca kota Cirebon pada musim puasa kali ini sangat panas. Selera meningkat menu makanan yang disajikan istimewa seperti di restoran. Menu yang tak biasanya selalu ada dalam makanan harian," ujar guru IPS ini.

Dampak makan kekenyangan adalah cepat ngantuk dan lelah, malas, sesak nafas dan efek kesehatan lainnya. Ini akan berbuntut pada kondisi kenyamanan kita dalam menjalankan ibadah sholat tarawih.

Beratnya berpuasa dan qiyamulail bagi umat Islam membuat Allah Swt memberikan ganjaran besar bagi siapa yang bisa melakukannya dengan ikhlas dan sesuai syariat. "Semua amal anak adam untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk Aku. Dan Aku yang akan membalasnya," tandas Allah Swt dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Imam Muslim.

Mari jangan kita menyia-nyiakan bulan istimewa ini. Bulan lebih baik dari seribu bulan dengan panen pahala dan cuci gudang dosa-dosa. Semoga kita tetap diberik keimanan, keislaman dan kesehatan sehingga bisa menuntaskan seluruh ibadah di bulan Ramadhan dengan lancar, sehat dan selamat serta amalan kita diterima Allah Swt. Aamiin...(*)

Juni 12, 2016

AGAMA MODAL DASAR HIDUP SUKSES

Siapa yang mau hidup sukses, siapa yang ingin hidup bahagia? Siapa yang hari puasa? Seluruh siswa mengacungkan tangan, sambil teriak saya. Pertanyaan itu disampaikan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMP Negeri 4 Kota Cirebon di depan siswa kelas 7 dan kelas 8 peserta pesantren kilat Ramadhan di lapangan sekolah, Senin (13/6). Pelaksanaan Sanlat mulai 13 - 24 Juni 2016.

"Untuk bisa hidup sukses dan bahagia modal dasarnya adalah agama. Dengan agama kalian besar hidup sukses dan bahagia dunia akherat. Nah kegiatan pesantren kilat yang kalian ikuti ini salah satu cara menuju hidup kamu sukses dan bahagia," tutur wakasek kurikulum dalan sambutan acara pembukaan sanlat.

Menurut Deny Rochman, pelaksaan pesantren kilat bagi siswa muslim memiliki fungsi dan peran penting dalam pendidikan. Pertama, sebagai anak muslim belajar agama adalah wajib hukumnya. Jika anak sejak kecil dikenalkan agama, maka dewasa kelak dia akan merasa pentingnya agama bagi hidupnya.

"Jika sejak kecil dikenalkan agama, kalian kelak dewasa akan merasakan betapa dahsyatnya kekuatan agama bagi hidup kalian. Sebaliknya mereka yang tak mengenal agama sejak dini, merasa ga penting melihat agama. Ketika didera masalah hidup mereka cenderung mencari penyelesaikan masalah dengan masalah, seperti miras, narkoba, diskotik dsb," ungkap guru IPS ini.

Kedua, sebagai generasi Islam pelaksaan sanlat merupakan pembiasaan, tradisi dan budaya yang baik bagi siswa. Seiring banyaknya budaya yang tidak sehat, kotor, tidak diajarkan bahkan berlawanan dengan Islam. Nilai budaya ini gencar dipromosikan lewat media massa. Anak muslim mulai sering terkecoh dan tertipu dengan buaya pop yang berkembang.

"Beragama itu sebuah pilihan hidup. Kalian sebagai muslim wajib belajar ilmu agama Islam. Kecuali jika kalian bukan muslim. Maka sanlat di bulan Ramadhan ini momen yang baik tuk perdalam belajar agama. Kebaikan di bulan ini akan dibalas lipatganda pahala oleh Allah Swt," tandas pria berkopiah ini.

Dalam kesempatan itu pihaknya mengwakili kepala sekolah menyampaikan terima kasih kepada guru-guru yang masuk sbg mentor dan nara sumber sanlat. Terima kasih serupa dialamatkan tim mentor dari Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) kota Cirebon. (*)