Oleh :
Deny Rochman
Apakah kita hidup untuk makan ataukah makan untuk hidup ? Pertanyaan yang akan menentukan untuk apa hidup ini. Satu hal yang kini banyak orang kehilangan arah hidup dari mana, untuk apa dan mau kemana.
Jika hidup untuk makan, maka hari-hari kita dihabiskan untuk makan dan minum. Tiada waktu kita hidup hanya menunggu makan, makan dan makan. Waktu kita dihabiskan untuk makan dan minum, mulai mencari menu, membeli, meracik, memasak, menyantap sampa buang hajat. Makan di rumah, di warung, di cafe dan restoran. Bandingkan brp lama dg waktu ibadah kita?
Masalah perut menjadi salah satu masalah besat umat manusia. Gara-gara urusan perut, sesama supir angkot, petugas parkir, pegawai, pejabat saling sikut, saling jotos. Gara-gara syahwat perut kasus korupsi berkembang dengan pesat.
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum al Din mengatakan, perut itu pada hakekatnya adalah sumber segala nafsu syahwat dan tempat tumbuhnya segala penyakit dan bencana. Karena nafsu syahwat perut diikuti oleh nafsu syahwat farji (kemaluan) dan kuatnya nafsu syahwat kepada wanita-wanita yang dikawini.
“Kemudian nafsu syahwat makanan dan perkawinan diikuti oleh kuatnya keinginan kepada kedudukan dan harta yang keduanya itu menjadi perantara kepada perluasan dalam wanita-wanita yang dikawini dan makanan-makanan,” tulis Imam Ghazali dalam kitab fenomenalnya tersebut.
Dalam
perspektif Imam Ghazali tersebut maka sangat wajar jika kita sering mendengar
ada ungkapan harta, tahta dan wanita. Jika orang punya kedudukan, maka hartanya
akan bertambah dan berpotensi bertambah wanita. Hal yang terakhir sesuatu yang
menakutkan bagi istri-istri pertama laki-laki.
Besarnya
dampak syahwat perut tersebut, Allah Swt sebagai “desainer, produsen” yang menciptakan
manusia sadar betul masalah besar yang akan menghampiri hamba-Nya tersebut. Maka
umat-umat nabi dan rosulnya sejak jaman Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW sudah
diperintahkan untuk menjalankan ibadah puasa. Pada jaman Nabi Adam dikenal
puasa tiga hari setiap bulannya ditanggal 13, 14 dan 15 Hijriyah. Pada umat
Nabi Musa dikenal puasa asyura dan pada umat Nabi Daud puasa berseling hari.
Sekalipun
ibadah puasa dianggap salah satu ibadah yang berat, selain jihad di medan
perang. Jika tidak dilandasi karena iman dan keikhlasan, banyak orang yang
ogah-ogahan untuk menjalankan ibadah puasa. Jangankan puasa sunnah, puasa wajib
di bulan suci Ramadhan saja mereka banyak yang tidak sempurna amalan ibadahnya.
Sekalipun ganjaran pahala, surga dan gelar takwa diberikan bagi mereka yang
berpuasa totalitas.
Banyak makan dan
minum, dipandang Imam Ghazali memberikan kelalaian waktu bagi manusia dalam
beribadah. Seperti pesannya yang disampaikan pada muridnya : "Hai para murid, jangan makan banyak
sehingga kamu banyak minum, lalu kamu tidur banyak dan rugi banyak. Dengan rasa
lapar orang dapat tekun menjalankan ibadah. Maka siapa merasa kenyang, ia pun
malas dari melakukan ketaatan. Banyak makan menyebabkan banyak persiapan,
seperti mencari, memasak, mencuci tangan, membersihkan makanan di gigi, dan
sering masuk kamar mandi untuk buang air.
Bagaimana cara menahan rasa
lapar? Imam Ghazâlî memberikan cara latihan untuk mengendalikan syahwat nafsu
dan perut yaitu selain makanannya harus halal juga makan dalam juga sedikit dan
bertahap, perlahan dan dikunyah pelan. Dalam penjelasan lain, makanan halal
menjadi penting karena untuk keberkahan dan kesehatan jiwa raga bagi yang
mengkonsumsi. Makanan yang dibeli dan tidak halal akan mengganggu kesehatan
jiwa dan raga si pemakan.
Rasa lapar berpuasa tidak
kemudian orang yang menjalankannya berdampak buruk. Malah sebaliknya puasa
memiliki kekuatan dahsyat bagi tubuh manusia bahkan berdampak multi dimensi dalam
kehidupan manusia. Menurut Ghazali, faedah lapar adalah kesehatan jiwa dan
badan, karena siapa sedikit makannya, sedikit pula penyakitnya.
Yah sedikit penyakitnya
bagi mereka yang rajin berpuasa, karena perut adalah sumber penyakit. Beragam makanan
dan minuman selain gizinya diserap dalam tubuh, ia akan berubah menjadi sampah
perut. Tahukan karakter dari sampah? Dia kotor dan berbau serta berdampak
penyakit jika tidak bisa dikeluarkan dalam tubuh.
Contoh kasus, seorang terapis
pengobatan alternative non muslim keturunan Tionghio pernah mengaku bahwa
dirinya sering mengkonsumsi jamu sariawan usus. Ia melakukan itu karena sadar
peran usus sangat penting dalam proses pencernaan dalam tubuh manusia, sehingga
fungsinya harus terjaga dan terpelihara.
Umat Islam sudah dikenalkan
sistem kesehatan yang luar biasa sejak berabad-abad lamanya. Bahkan DR Yuri
Nikolayev, Direktur
Bagian Diet Rumah Sakit Jiwa Moskow
menyebutnya, puasa merupakan penemuan terbesar dalam abad 20 karena membuat orang
tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui puasa yang
rasional
Hal serupa Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di
Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk memperindah
dan mempercantik wanita secara alami. Puasa menghasilkan kelembutan pesona dan
daya pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali
keindahan tubuh.
Dengan
berpuasa menyebabkan organ-organ pencernaan dalam tubuh tidak bekerja, alias
istirahat sehingga miliaran sel dalam tubuh bisa bertahan lebih bagus. Puasa
berfungsi untuk mengeluarkan racun/ toksin dalam tubuh, meremajakan sel-sel
dalam tubuh dan memperbarui sel-sel yang sudah rusak, serta memperbaiki fungsi hormone
sehingga membentuk kekebalan tubuh.
Maka,
berpuasalah kamu niscaya akan sehat, kata Rosulullah dalam sebuah hadistnya. Berpuasa
dengan jangan berlebih-lebihan makan dan minum, seperti peringatan Allah Swt
dalam QS Al A’raf ayat 31. Karena makan pada hakekatnya, kata Rosul, hanya
untuk menegakkan sulbi anak cucu Nabi Adam. Malah makan dua hari, apalagi tiga
hari, disebut Rosulullah itu sudah berlebihan. Wallahu’alam bishowab. (*)
*)
Disampaikan dalam ceramah kuliah shubuh Ramadhan
Di Masjid Al
Ma’mur Pronggol Kota Cirebon, Kamis 16 Juni 2016.