Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat Drs
Firman Adam, M.MPd menegaskan bahwa agar pihak sekolah untuk menginput data kondisi
perpustakaan sekolahnya masing-masing dalam aplikasi dapodik. Pengisian data
perpustakaan tersebut sangat penting agar pihaknya mengetahui kondisi
perpustakaan sekolah di wilayahnya.
“Tidak usah sekolah melaporkan ke dinas. Isi saja kondisi
perpustkaan itu ke dalam dapodik masing-masing sekolah. Dengan cara ini dinas
tahu data sekolah mana yang perpustakaannya bagus, tidak berjalan atau malah
tidak punya perpustakaan,” harap Kabid Dikdas dalam acara penutupan workshop literasi
sekolah perintis bagi guru dan kepala sekolah SD di hotel Takashimaya, Sabtu
(20/8).
Penegasan itu disampaikan kepada guru dan kepala sekolah
peserta workshop angkatan terakhir menyusul adanya pertanyaan dari kemdikbud. Pertanyaan
itu seputar kondisi perpustakaan seperti jumlah buku yang ada, berapa jumlah
perpustakaan yang berjalan dan tidak.
“Selama ini data dapodik yang rutin diinput data siswa dan
data guru. Data siswa terkait penerimaan dana BOS, sedangkan data guru terkait
dengan pemberian tunjangan sertifikasi. Makanya mulai sekarang benahi data dapodik
tentang sarana perpustakaan,” tuturmya.
Firman Adam mengingatkan, perlunya penataan perpustakaan
sekolah mengingat perannya sangat penting dalam mendukung kelancaran Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) di sekolahnya masing-masing. Dalam program West Java
Leader’s Reading Challenge (WJLRC), keberadaan perpustakaan sebagai jantung
sekolah yang akan menyiapkan buku-buku bagi siswanya. (denir)