Oleh :
Deny Rochman
Jika tidak
ada aral melintang, pada 2 Mei 2016 akan menjadi hari bersejarah bagi dunia
pendidikan kota Cirebon. Bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas), masyarakat Cirebon akan melihat proses kelahiran gerakan literasi
sekolah. Sebuah gerakan sosial kultural yang digagas oleh guru-guru alumni Adelaide
Australia dalam menumbuhkan kembali minat membaca dan menulis di dunia
pendidikan.
Gerakan
literasi sekolah secara resmi akan diresmikan oleh Walikota Cirebon Drs
Narsudin Azis, SH di Toko Buku Gramedia Cipto Kota Cirebon. Gerakan intelektual
tersebut diberi nama Cirebon Leader’s Reading Challenge (CLRC) dengan komunitas
penggiat adalah “Gelem Maca”, singkatan dari Gerakan Literasi Masyarakat
Cirebon Kota. Acara akan dihadiri unsur pejabat dilingkungan pemerintah kota
Cirebon dan undangan serta ratusan siswa dan guru yang akan memadati gedung
deklarasi
Tentu terasa
mimpi jika deklarasi tersebut bisa dilaksanakan dengan sukses. Mengapa? Acara
tersebut digagas kurang dari satu bulan, bahkan efektifnya paling tidak panitia
menyiapkan segala sesuatunya. Itu pun dengan ketiadaan dana dan tenaga ahli
dalam bidang event organizer selevel tingkat kota Cirebon. Hebatnya lagi acara
dideklarasikan langsung oleh walikota Cirebon kemudian dilanjutkan
teleconference dengan Gubernur Jawa Barat.
Kota Cirebon
merupakan satu-satunya daerah dari tiga daerah yang ditunjuk untuk teleconference
saat Hardiknas dengan Gubernur dengan menampilkan walikota. Sementara daerah
lain Gubernur hanya dijadwalkan berdialog online dengan pihak sekolah dan Dinas
Pendidikan di daerahnya masing-masing.
MODAL SEMANGAT
Ketiadaan
dana untuk menggelar event besar tidak membuat nyali guru-guru menciut. Justeru
masalah klise tersebut menjadi tantangan besar bagi guru-guru pioneer dalam mengasah
talenta di bidang event. Dengan bermodal semangat perubahan agar dunia
pendidikan kota Cirebon lebih baik, menggerakkan jiwa dan raga orang-orang
visioner tersebut memantapkan langkahnya untuk mendeklarasikan gerakan
literasi.
Pada hari
Jumat 15 April 2016 merupakan cerita awal deklarasi tersebut digagas. Kawan Agus
Wartono, S.Pd guru SDN Kalijaga Permai Kota Cirebon menyampaikan informasi
bahwa pihak Dinas Pendidikan Kota Cirebon melalui Bapak Saeful menawarkan
kepada guru-guru alumni Adelaide Australia untuk berpartisipasi dalam acara
peringatan Hardiknas di area Dinas Pendidikan setempat.
Rapat koordinasi
dan konsolidasi pun akhirnya di gelar di SDN Kalijaga Permai pada hari Jumat
tersebut. Hadir pada rapat tersebut adalah tuan rumah Pak Agus Wartono dan Ibu
Dewi Pujiati, kemudian undangan adalah guru SMP Negeri 1 Pak Yudi Taryadi, Pak Yudi Biantoro, Pak Daryo
Susmanto. Dari SMP Negeri 2 Pak Kartino, dari SMP Negeri 4 Pak Deny Rochman, dari SMP Negeri 6 Ibu Noor
Aeni.
Diskusi panjang
siang ini belum menghasilkan keputusan yang kokoh. Guru-guru belum tahu apa
maunya dinas, desain acara seperti apa, pola kegiatan bagaimana, dari mana
sumber pendanaannya. Kendati informasi
masih gelap, namun kami mencoba melakukan kesepakatan-kesepakatan hasil rapat. Harapannya
untuk pendanaan kami yakin dinas akan memfasilitasinya karena kami diajak untuk
memeriahkan Hardiknas.
Hasil rapat
pertama pertemuan Jumat (15/4) di SDN Kalijaga Permai diantaranya (1) Kita akan
berpartisipasi dalam event Hardiknas Kota Cirebon pada 3 Mei 2016 di halaman dinas;
(2) Penampilan berupa display stand dan pementasan di panggung. Display
deskripsi, fakta dan data kegiatan pelatihan di Adelaide hingga program West
Java Leader's Reading Challenge dalam bentuk tulisan, foto dan video berupa
banner, brosur. Penampilan beberapa siswa mereview buku di atas panggung.
Point ke (3)
Melaunching gerakan literasi di kota Cirebon.
Timing masih menyesuaikan opsi di lokasi acara disdik atau terpisah. Mencoba
menjajagi sponsorship dengan pihak ketiga (TB Gramedia, HU Radar Cirebon dan
Bank BJB), (4) Menggagas ajuan proposal program USAID untuk ToT guru kota
Cirebon; (5) Tetap mencoba merintis jurnal pendidikan guru-guru kota Cirebon dan
membelaki pelatihan KTI/PTK; (6) Mewacanakan pelatihan jurnalistik bagi guru-guru
setiap sekolah SD/SMP sebagai kontributor berita pendidikan untuk
blog/fb/majalah pusaka.
Usai rapat koordinasi disela persiapan sholat Ashar di
masjid sekolah SDN Kalijaga Permai, kami melanjutkan dialog dengan Pak Deny
Rochman, Pak Yudi Taryadi, Pak Kartino dan Pak Agus Wartono. Sampai ada ide
acara launching literasi tersebut menggandeng surat kabar local dan toko buku
gramedia. Dua lembaga yang dinilai cukup kepentingan yang sama dalam
menggairahkan budaya intelektual di kalangan siswa.
Hasil rapat tersebut diagendakan pada Senin 18 April melakukan audiensi dengan dinas
mensinergiskan rencana acara Hardiknas. Kemudian pada hari Rabu 20 April
panitia akan kumpul kembali untuk agenda konsolidasi, waktu dan tempat menyusul.
Hari Jumat 22 April 2016 pihak dinas mengumpulkan guru-guru alumni Adelaide
sejak program Pemprov tahun 2010 digulirkan. Tercatat guru alumni dari kota
Cirebon sebanyak 31 orang. Namun tidak banyak yang hadir rapat yang bertempat di ruang UKS dinas. Dari dari
pihak dinas adalah Kabid Dikdas Drs Adin dan Kasi Mutendik Toto Heryanto,
S.Pd.,MM.
Rapat dinas tersebut awal diadakan berbagai pertemuan non formal panitia guru
dengan pihak dinas. Namun dari pertemuan ke pertemuan tersebut pihak dinas
penegaskan bahwa mereka tidak memfasilitasi anggaran untuk program launching Leader’s
Reading Challenge di Kota Cirebon. Upaya panitia disampingi pihak dinas
melakukan audiensi dengan walikota ada Selasa 26 April 2016 tidak memberikan
banyak harapan menyangkut pendanaan kegiatan deklarasi. Namun walikota berjanji
akan menganggarkan program tersebut dalam APBD melalui Dinas Pendidikan.
Tensi panitia semakin meningkat manakala ada perubahan
jadwal deklarasi gerakan literasi. Semula akan dilakukan pada 20 Mei 2016,
namun diajukan menjadi 2 Mei 2016 menyusul ketersediaan waktu Gubernur Jawa
Barat untuk melakukan teleconference. Kegiatan teleconference sendiri merupakan
program propinsi, sehingga panitia lokal Cirebon tidak terlalu terbebani banyak
anggaran besar. Sesuai jadwal semula, deklarasi dilakukan pada 2 Mei bersamaan
upacara Hardiknas, kemudian 3 Mei acara di dinas, baru pada 20 Mei 2016
dilakukan teleconference.
Kerja-kerja cepat dalam waktu pendek terus dilakukan oleh
tim panitia dengan jumlah kecil. Biaya operasional panitia dibebankan setiap
individu masing-masing. Maklum hingga H-3 bendahara panitia belum memegang uang
cash, selain masih dalam batas uang khayalan karena sponsor yang diajukan masih
sebatas janji. Tetapi kami masih bersyukur masih ada Kabid Dikdas dan Kasi
Mutendik bahkan Sekdis yang masih mau menyisakan waktu, tenaga dan pikirannya
untuk membantu panitia guru.
Untuk menyebarkan virus perubahan tersebut kami harus
menggandeng semua pihak yang mau peduli terhadap perubahan dunia pendidikan di
Kota Cirebon. Pada hari Jumat 29 April 2016 pukul 10.00-11.00 beberapa panitia
pun membanntu menyebarkan virus perubahan melalui acara Talkshow Literasi di
Radio Dairi FM di Jalan Ksatria Kota Cirebon. Hadir panitia sebagai nara sumber
adalah Pak Daryo Susmanto, Bu Iis Nuraeni, Bu Dewi Pujiati, Pak Deny Rochman
dan Pak Yudi Biantoro.
Virus perubahan itu mulai terasa. Pada Sabtu pagi 30
April 2016 panitia di SMP Negeri 1 Kota Cirebon kedatangan Anggota DPRD Kota
Cirebon Jafar Udin. Anggota Komisi C tersebut bersama Kasi Mutendik Toto
Heryanto dan panitia terlibat diskusi serius di ruang aula. Anggota Dewan
tersebut menyampaikan dukungan penuhnya terhadap gerakan literasi tersebut. Bahkan
setelah deklarasi literasi di tingkat sekolah mereka akan mengajak masyarakat
untuk melakukan hal yang sama.
Dengan modal semangat, panitia guru tidak mengenal waktu terus
melakukan perencanaan dan program literasi. Sekalipun mereka harus
sering-sering beristighfar karena harus meninggalkan siswa di sekolahnya
masing-masing melakukan berbagai rapat persiapan. Tak ada pilihan lain
dilakukan oleh guru demi gerakan perubahan menuju tatanan peradaban yang lebih
baik bagi dunia pendidikan kita. Semoga! (*)
Cirebon, 30 April 2016 Pukul
23.30 WIB