SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Januari 23, 2017

MAKANAN, KEBUTUHAN PRIMER ATAU TERSIER ?

Makan dalam kategori kebutuhan manusia masuk sebagai kebutuhan primer. Namun demikian, makan juga bisa dipilah sebagai kebutuhan sekunder atau tersier. Tergantung dr asa manfaat makan bagi manusia yg bersangkutan.
Makan dlm pengertian kamus bahasa Indonesia adalah masuknya makanan pokok di dalam mulut lalu mengunyah dan menelannya. Definisi tsb tdk menyebut makanan jenis apa, rasa apa, harga berapa. Ini menunjukkan bahwa makanan kebutuhan manusia adalah makanan yang tidak menggangu kesehatan manusia dan aman bagi tumbuh kembang manusia.
Pengertian tsb tdk merepotkan manusia utk memilah makanan sepanjang memenuhi kebutuhan gizi. Jadi tidak selalu harus mahal, tidak selalu enak dan berkelas. Jika kemudian makanan itu menjadi harga mahal atau makanan satu tambah makan yang lain-lain maka makan sdh kategori kebutuhan tersier. Kebutuhan mewah karena biaya tinggi.

Mengapa kita makan hrs enak dan mahal? Jika apapun yg kita makan, ditempat mewah sekalipun dg harga mahal, toh out put makanan hasil akhirnya sama, berupa kotoran, sampah perut dengan bau tak sedap. Jadi berfikir ulang hrs bayar mahal utk membeli bahan sampah dlm perut.
Dalam perspektif Islam, makan bagi manusia berfungsi hny utk menegakkan tulang sulbi. Maka para penganut Islam taat makan bagi mereka bisa membatasi secara wajar. Bahkan dr mereka lbh byk mengosongkan perutnya (berpuasa) utk alasan yg jelas. Menurut Imam Gozali, makan tiga kali sehari sdh termasuk pemborosan. Konon para alim ulama tempo dulu mereka makan cukup sekali dalam sehari.
Pola hidup para salaf tsb kini dipahami scr medis sbg pola hidup sehat. Mereka yg banyak makan, apalagi jika tidak sehat, apalagi kalau hasil uang haram, akan mudah terserang penyakit. Makanan yg masuk dlm tubuh manusia menyisakan sampah, kotoran dan toksin. Jika jumlahnya berlimpah tiada henti akan menurunkan daya imun tubuh shg mudah sakit.
Imam Al Gazali mengatakan, tidak terkendalinya syahwat perut akan memicu masalah2 baru dlm kehidupan sosial. Syahwat perut akan menumpuhkan syahwat kemaluan dan syahwat mencintai dunia berlebihan. Inilah kemudian akan berbuntut lahirnya panyakit, yang disebut Rosulullah Saw, sebagai penyakit wahn.
Penyakit wahn adalah penyakit terlalu cinta kehidupan dunia sehingga mereka takut mati, takut meninggalkan kenikmatan hidup di dunia. Mereka yg juhud selalu menerapi diri hidupnya denga pola hidup sederhana, apa adanya bahkan terkesan hidup dalam keterbatasan. Termasuk membatasi diri dalam hal makanan. Karena makanan dianggap bahan baku sampah perut yg berpotensi penyakit. Wallahu'alam....