SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

April 01, 2023

BANYAK KEJUTAN SETAHUN JADI LURAH

Pada Rabu 8 Maret 2023 kemarin, saya genap setahun menjadi Lurah Kelurahan Kesepuhan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Pada Selasa 8 Maret 2022 bertempat di Hotel Prima, saya mendapat mandat dari Pak Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis, SH.

Menjadi lurah memang bukan mimpi saya. Namun amanat itu wajib ditunaikan karena sebuah kepercayaan. Pengalaman saya pernah menjadi RW, keilmuan kuliah saya S1 sosiologi, dan pengalaman organisasi memantapkan hati menjadi pelayan masyarakat.

Tentu tak mudah menjalankan tugas sebagai lurah. Lebih-lebih menghadapi masyarakat yang multi dimensi, multi kultural dan beragam karakter di tengah dinamika sosial efek euforia politik produk reformasi. 

Bekerja sebagai lurah, tak cukup bekerja sesuai aturan, tetapi juga harus mengerti psikologi warga. Tak cukup mengandalkan kecerdasan intelektual, tetapi juga perlu kecerdasan emosional, sosial, intra dan interpersonal.

Wajah lurah masa kini memang berbeda dengan lurah masa lalu. Sesuai Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah mengatur tugas lurah sebagai kepala kelurahan yang bertanggung jawab kepada camat.

Tugas lurah dalam pasal 229 antara lain : melakukan pemberdayaan dan memberikan pelayanan, memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum; melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat.

Yah, salah satu tugas  lurah melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat. Pada UU terbaru, kelurahan adalah perangkat kecamatan, dan lurah bertanggung jawab kepada camat.

Memang terasa beda menjalankan tugas sebagai lurah. Berbeda ketika masih menjadi pendidik, ketika bekerja sebagai Korwil Pendidikan dan staf Kurikulum pada Dinas Pendidikan. Menjadi lurah, jam kerjanya tak dibatasi ruang dan waktu. Panggilan tugas kapan pun bisa datang kendati jam kerja kedinasan sudah usai.

Setahun menjadi lurah alhamdulillah tak banyak kendala yang berarti. Namun juga masih ada kekurangan yang belum sempurna di sana sini. Saya yakin penyempurnaan bisa diwujudkan melalui belajar tiada henti. Learning by doing. 

Setahun menjadi lurah ada banyak kejutan yang dialami, dirasakan dan dihadapi. Secara geografis Kesepuhan masuk kelurahan rawan bencana, baik bencana alam (banjir dan rob), maupun potensi kerawanan lainnya. 

Kendati setahun menjadi lurah, beberapa ada kejutan positif bagi kelurahan Kesepuhan. Tentu saja kejutan terakhir ini berkat kerjasama semua pihak. Baik unsur LKK maupun mitra kerja lintas sektoral. Seperti Babinsa TNI, Babin Kamtibmas Polri, Puskesmas, para kader, lebe, tokoh agama dan masyarakat.

Sebagai manusia biasa tentu saya tidak sempurna. Maka perlu sinergitas dan kolaborasi semua pihak dalam bekerja dan mencapai tujuan agar tercipta kesempurnaan. Sinergi dengan dan antar personil aparat kelurahan. Kolaborasi dengan dan antar lembaga kemasyarakatan kelurahan (LPM, BKM, RW, RT, PKK, Karangtaruna, Posyandu) dan mitra kerja lainnya.

Karena ketidaksempurnaan itu saya yakin dalam bekerja setahun menjadi lurah ada kekurangan. Ada salah dan salah paham. Ada khilaf, kesalahan dan masalah. 

Sikap tabayun, komunikasi, konfirmasi dan klarifikasi merupakan cara yang tepat untuk saling memaafkan. Agar masalah selalu ada solusi. Agar tak ada yang merasa tersakiti dan terdzolimi. Karena kita hidup mencari solusi bukan mencari masalah untuk kelurahan Kesepuhan lebih baik lagi. Mohon maaf lahir dan batin. Wallahu'alam. 

*Foto : Lurah Deny Rochman mendampingi Sekda Agus Mulyadi saat kunjungan ke lokasi banjir 30 Maret 2023.

Maret 31, 2023

ORANG SEHAT ITU MENINGGAL DENGAN CEPAT

Kepergiannya begitu cepat. Mendadak. Semua orang yang mengenalnya dibuat terkaget kaget. Tak menyangka. Orang mengenalnya supel, gemrapyak. Bergaul dengan siapa saja, kapan saja. Lintas profesi, lintas generasi. Orang santai tapi bisa serius. Multi talenta. Biasa orang manggilnya Bang Malik. Panggilan akrab dari nama lengkap Abdul Malik. Wartawan senior Radar Cirebon (group Jawa Pos). Jabatan terakhir sebagai Direktur Radar Cirebon Tivi.

Mengenal Bang Malik bukan sehari dua hari. Beliau pernah enam tahun jadi atasan saya. Sejak menjadi jurnalis koran Radar Cirebon pada 2000 hingga 2006. Mulai kantor redaksi di jalan Drajat hingga di komplek perumahan elit Setiabudi Kesambi Kota Cirebo. Sebagai wartawan senior diluar pulau Jawa, Bang Malik dikenal supel dan berwawasan multi kultural. 
Saya mulai jarang berjumpa selepas 2006 seiring tugas baru saya sebagai guru PNS di SMP Negeri 4 Kota Cirebon. Sekolah puterinya yang kini masih duduk di bangku sekolah jalan pemuda ini.

Kabar duka Bang Malik, langsung viral di jagat maya. Panggilan miss call dan pesan WA (whatsapp) diterima saya pukul 23:15 dari Mas Agus, mantan jurnalis Radar Cirebon. Kabar itu baru diterima saat pagi membuka ponsel. Tak percaya. Saya mencoba hubungi Mas Syahbana, Direktur Radar Cirebon, yang juga teman satu liting saat saya masih di koran pimpinan Yanto S Utomo. 
Tak hanya para koleganya. Orang-orang terdekatnya: keluarga, teman kerja dan teman ngobrolnya dibuat syok. Selama ini Bang Malik dikenal orang sehat. Kendati minum kopi pahit menjadi kebiasaanya. Namun minum air putih, dan olahraga menjadi bagian hidupnya. Hampir tiap hari ia berolahraga: bersepeda, futsal, bulutangkis. 

Selama pandemi, kebersamaan saya dengan Bang Malik sering berjumpa. Paling tidak tiap akhir pekan gowes bareng keliling kota, dari desa ke desa. Malam kamis beberapa kali main futsal bareng di lapangan fustsal Radar Cirebon. Sebelum akhirnya saya memilih.gantung sepatu karena cidera. 
Sementara olahraga bulutangkis saya absen tak pernah joint. Merasa bahu kanan saya belum aman pasca patah tulang beberapa tahun silam akibat kecelakaan tunggal  motor di Ketanggungan Brebes Jawa Tengah.

Gowes terakhir pada Sabtu 12 Maret 2022. Tujuan favoritnya Embung Sarwadadi kec. Beber Kab. Cirebon. Gowes bersama dua rekan kerjanya. Yah sejak pandemi tahun ke dua, selepas Idul Fitri, group gowes Radar Cirebon sepi agenda bersama. 
Lewat group koran ini, saya mulai mengenal, akrab dan mencintai dunia gowes. Melalui Bang Malik, saya diajak dan sering dikawal sebagai newbie menapaki jalanan beraspal, terjal berlumpur, berkelok dan naik turunan tajam serta curam. 

Rute gowes bervariasi. Mulai keliling dalam kota hingga keluar kota Cirebon. Pernah ke Losari perbatasan Jawa Tengah. Gebang, Ciledug, Sindanglaut sekitarnya, Kuningan hingga ke Indramayu. Sasarannya liputan khusus ke desa-desa melalui gowes.
Pada 29 Oktober 2020 momen perdana saya bersama Bang Malik dan kawan-kawan gowes ke Linggarjati Kuningan. Melalui Bang Malik, anak-anak gowes kuliner Radar Cirebon dan saya mengenal bengkel Agus. Bengkel sepeda sejak 1989 di teras Toko Agung, toko onderdil sepeda di jalan Cipto. 

Di toko inilah salah satu tempat nongkrong Bang Malik. Sehari sebelum wafatnya, kepada Agus Bang Malik hendak stel velk. Jeruji (jari-jari) sudah Bang Malik pesan online yang dijadwalkn datang hari Kamis pas hari pemakamannya.
Gowes terakhir pada Sabtu 12 Maret 2022, saya berjumpa Bang Malik di halaman Radar Cirebon. Saya berbeda rute karena gowes sendiri ke arah Tengah Tani - Pejambon keluar Sendang Talun menuju jalan Perjuangan. 

Hari itu adalah gowes perdana usai saya dilantik sebagai Lurah Kesepuhan oleh Pak Wali Kota bersama 77 pejabat eselon, Selasa 8 Maret 2022. Sabtu pagi menjelang siang Bang Malik pun ngobrol dan bercanda dengan gaya khasnya tentang jabatan baru saya hingga diposting di akun facebooknya.
Tak menyangka, perjumpaan Sabtu itu menjadi pertemuan terakhir dengan Bang Malik. Tokoh pers ini wafat usai bermain bukutangkis malam itu. Dikabarkan sempat pingsan saat main. Kala sadar dilarikan untuk periksa ke rumah sakit. 

Malang, dalam perjalanan nyawanya tidak tertolong. Innalillahi wainnailaihi rojiuun. Selamat jalan Bang Malik.
Semua orang kehilanganmu, semua orang merindukanmu. Engkau orang baik. Semoga engkau damai di alam barjah. Menanti perjalanan panjang tempat tinggal terakhir dan kekal di akherat. Semoga jannah menantimu Bang. Aamiin...  (*)

Salam hormat juniormu,
Deny Rochman

BANJIR BESAR, SURAT BANSOS AMBYAR

Catatan:
DENY ROCHMAN
Lurah Kesepuhan

Teng teng teng... Bunyi suara tiang listrik terdengar keras di warga sekitar Lawang Sanga RW 02 Mandalangan Kesepuhan. Usai teraweh di malam Jumat (31/3) tersebut warga berhamburan. Mereka menyelamatkan diri, sebisa mungkin mengamankan rumah dan barang berharga. Termasuk surat undangan penerimaan bansos pemerintah melalui PT Pos yang dijadwalkan hari Jumat.

Hujan deras sejak maghrib itu dengan cepat menaikan debit air sungai Kriyan-Kesunenan. Sungai yang membelah warga Kelurahan Kesepuhan dan Kelurahan Pegambiran. Warga Kriyan pegambiran termasuk terdampak parah dari luapan air sungai dari Kuningan tersebut.
Akibat guyuran air hujan dan terjangan luapan air sungai ratusan rumah warga terendam. Mereka berada di RW 02 Mandalangan, RW 03 Banjar Melati, RW 06 Gambirlaya Selatan dan RW 09 Kesunean Selatan di wilayah Kelurahan Kesepuhan Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon. Warga Kriyan kelurahan tetangga juga mengalami dampak terparah.

Banjir merendam rumah hingga ketinggian pinggang orang dewasa. Membasahi kasur, perabotan, lemari pakaian dan seluruh seisi rumah. Bahkan surat undangan penerimaan Bansos Pemerintah untuk esok harinya pada rusak basah bahkan hilang. Kantor kelurahan Jumat pagi banyak didatangi warga. Meminta surat keterangan pengganti surat bansos ke PT Pos. 
Menjelang tengah malam hujan mulai reda. Namun genangan air yang masih tinggi menghambat akses ke lokasi banjir. Hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau dengan perahu karet, yang diturunkan pihak Basarnas, TNI AL dan BPBD. Sebagai lurah, saya memilih menggunakan sepeda lipat (seli) untuk menuju ke lokasi. 

Puluhan warga terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Ada yang di rumah tetangga, di mushola dan masjid. Ada juga yang diangkut dengan perahu karet. Sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing. Sekalian menjaga keamanan rumah dan barang-barang mereka. Memasuki waktu dini hari warga kerja keras membersihkan rumah dan barang-barang dari air banjir dan lumpur. 
BANTUAN LOGISTIK
Banjir besar yang melanda warga Kesepuhan Kota Cirebon menyisakan penderitaan. Saat menjalankan ibadah puasa energi mereka terkuras. Waktu makan sahur terganggu karena alat dapur, bahan makanan dan ruang dapur kotor. Membeli makanan di luar tak sempat karena waktunya sibuk bebersih rumah.
Rombongan Forkompimda meninjau langsung ke lokasi banjir. Sekretaris Daerah Pak Agus Mulyadi hadir memimpin rombongan. Hadir mendampingi Camat Lemahwungkuk Adam Walesa dan Lurah Kesepuhan Deny Rochman. Sejumlah RW dan tim Destana (Desa Tangguh Bencana) Kelurahan Kesepuhan tampak sigap. Tim BNPB, Basarnas, TNI Polri, Pol PP, Dishub dan lainnya langsung turun.
Sekda Agus Mulyadi tak hanya meninjau lokasi tetapi memberikan bantuan penyediaan nasi bungkus untuk sahur warga. Menyiapkan kebutuhan air bersih melalui PDAM. Membuka posko dan layanan kesehatan dari Puskesmas Kesunean. Termasuk dapur umum untuk kebutuhan darurat.

PENYEBAB BANJIR
Banjir yang melanda warga tepian sungai Kriyan-Kesunean tersebut memang bukan yang pertama. Potensi banjir setiap kali hujan deras selalu ada dan terjadi. Namun hujan deras dan banjir besar tidak terjadi setiap tahun. Menurut sejumlah warga terdampak banjir, kasus banjir serupa pernah terjadi pada 2019 silam.
Apa penyebabnya? Banjir malam Jumat kemarin disebut-sebut karena hujan deras di Kota Cirebon bersamaan dengan hujan di daerah atas, Kuningan. Membuat debit air sungai naik dengan cepat. Diperburuk lagi dengan tingginya sedimentasi dan penyempitan sungai dan laut Cirebon akibat sampah dan lumpur.
Sejumlah titik tanggul dan pintu air mengalami kerusakan atau tidak berfungsi. Belum lagi kontruksi jembatan kesunean lebih pendek dan bertiang penyangga ikut menghambat air dan sampah ke arah laut. Apalagi akses jalan di perkotaan, jalan kampung sudah tiada resapan air. Wajar jika hujan dan banjir akan menjadi fenomena tahunan di perkampungan sepanjang tepi sungai khususnya dan warga Kota Cirebon pada umumnya. Wallahu'alam. (*)