SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Agustus 23, 2022

MASTER GSM SIAP BRAINWASH

Penulis:
Deny Rochman, S.Sos., M.PdI

Pada Kamis 25 Agustus 2022, master Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) akan mencuci otak (brainwashing) guru-guru di Kota Cirebon. Sekitar 300 guru-guru termasuk kepala sekolah dijadwalkan akan menghadiri acara lokakarya spektakuler tersebut . Acara bertema "Napas Pendidikan Masa Depan" tersebut bertempat di gedung Graha Cirebon Edu Global Kota Cirebon. Founder GSM ini juga, M. Nur Rizal, PhD dan Novi Puspa Chandra, PhD akan talkshow di televisi Radar Cirebon (RCTV).

Yah, yayasan organisasi penggerak bermarkas di Yogyakarta ini akan menularkan virus kebaikan kepada guru-guru dan kepala sekolah Kota Udang. Satu-satunya kota di Jawa Barat yang berkembang sebagai sekolah pilot POP GSM. Sementara di daerah DIY,  Jawa Tengah dan Jawa Timur gerakan ini kian tumbuh subur, bahkan hingga ke luar pulau Jawa seperti Papua. GSM hadir untuk melakukan perubahan pola pikir pendidikan menuju paradigma Revolusi Industri 4.0. Untuk ekosistem pendidikan positif dan berfokus pada pengembangan karakter siswa.

Tim GSM Kota Cirebon secara maraton membangun komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dengan sejumlah pihak. Mulai dari sekolah-sekolah, Dinas Pendidikan Kota Cirebon, pengawas, Dewan Pendidikan, media massa hingga DPRD dan Wakil Walikota Cirebon. Bahkan Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati menyambut baik penerapan GSM di Kota Cirebon. Ia menyatakan siap untuk membuka lokakarya luar biasa di bulan bersejarah kemerdekaan, Agustus ini.

Kepala Dinas Pendidikan Kadini, S.Sos mendukung penuh kegiatan lokakarya GSM. Melalui otoritasnya sekolah-sekolah digerakkan untuk mengikuti acara tersebut.

Apresiasi serupa datang Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Fitria Pamungkaswati. Politisi PDIP ini berharap, kehadiran GSM menjadi oase dipadang pasir problematika pendidikan. Khususnya permasalahan belajar bagi anak. Selama ini anak dibebankan banyak pelajaran dengan pola pembelajaran yang serius membuat siswa mudah tertekan. 

Harapan besar itu relevan dengan flatform GSM. Dalam visi misi organisasi yang dirintis sejak 2016, menjadikan sekolah-sekolah di Indonesia memiliki lingkungan belajar yang positif, menyenangkan, aman, dan membangkitkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan karakter baik anak-anak Indonesia

Area perubahan GSM, mendorong transformasi dunia pendidikan Indonesia. Berangkat dari perubahan pola pikir pendidikan menuju paradigma Revolusi Industri 4.0. Titik awal ini meliputi perubahan pola pikir guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemangku kebijakan untuk membangun ekosistem pendidikan yang positif dan berfokus pada pengembangan karakter siswa. Dengan spirit Berubah, Berbagi, Kolaborasi, GSM melakukan program pelatihan, pengembangan, pendampingan hingga terjadi perubahan pada ekosistem sekolah. 

Founder GSM Muhammad Nur Rizal, PhD menjelaskan, paradigma GSM memperhatikan tiga kodrat manusia yang dimiliki anak. Kodrat ini menjadi kata kunci keberhasilan pendidikan. Tiga kodrat itu yaitu bahwa sifat dasar manusia adalah rasa ingin tahu yang tinggi. Kedua, manusia selalu ingin berimajinas (berhayal). Ketiga, memberikan kesempatan kepada anak dalam mengembangkan potensinya secara adil. 

Lahirnya gagasan GSM merupakan perjalanan spiritual M. Nur Rizal bersama isterinya Novi Puspa Chandra. Keduanya miris dengan realitas pendidikan Indonesia sejak keduanya menuntut ilmu program beasiswa doktoral di negeri kanguru. Bagaimana anak-anaknya bersekolah di Benua Australia itu. Fenomena kontras terjadi pada sekolah-sekolah di Indonesia. Belum lagi angka kualitas pendidikan bangsa yang berusia 77 tahun pada Agustus 2022 ini begitu terpuruk di level internasionl. Maka, melalui GSM, siswa-siswa akan menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan sebagai bekal menghadapi masa depan di era Revolusi Industri 4.0. (*)

Penulis adalah pengurus GSM Kota Cirebon.

VIRUS GSM MERAMBAH KE CIREBON

Penulis:
Deny Rochman, S.Sos., M.PdI

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) terus menular ke sekolah-sekolah pembelajar. Kota Cirebon, satu-satunya daerah di Jawa Barat yang tertular virus baik ini. Bahkan pada Kamis 25 Agustus 2022, pendiri GSM M. Nur Rizal, PhD dan Novi Puspa Chandra, PhD dijadwalkan akan berkunjung ke Cirebon. Dalam satu hari, kedua dosen UGM ini akan membongkar mindset guru-guru dan kepala sekolah. Menularkan konsep GSM, menggali dan menerapkan dalam kurikulum merdeka belajar. Bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka agar lebih mudah dan menyenangkan.

Perkembangan GSM di kota ini boleh dibilang cukup moncer. Sejak 14 Desember 2020 GSM mulai diterapkan di 5 sekolah pilot di SDN. Lima sekolah tersebut antara lain SDN Kedungkrisik, SDN Karya Mulya 2, SDN Kebon Melati 2, SDN Pegajahan 3 dan SDN Pesisir Baru. Sekolah yang semula biasa-biasa saja perlahan namun pasti berubah menuju luar biasa. Perubahan itu tak lepas sentuhan paradigma GSM Rizal dan Novi yang juga pasangan suami isteri ini yang gelisah terhadap fenomena pendidikan di Indonesia sepulang dari pendidikan doktoralnya di negeri Kanguru, Australia.

Ketua GSM Kota Cirebon Noo Aeni, M.Pd mengatakan, tujuan kegiatan ini  adalah memberikan orientasi dan perspektif terbarukan dalam meningkatkan wawasan dan kompetensi Kepala Sekolah dan guru-guru dalam hal pendidikan, kurikulum dan pembelajaran. Termasuk memberi bekal dalam rangka menukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka dan profil Pelajar Pancasila, Program Sekolah di taman Sehati dan Sekolah Ramah Anak.

"Keberhasilan pendidikan selain faktor guru dan kurikulum juga dukungan ekosistem pendidikan yang supporting (mendukung). Fokusnya pada pengembangan karakter murid. Mengembangkan inovasi strategi, metode, dan model belajar dan pembelajaran yang menyenangkan. Terlebih adanya perubahan pendidikan menuju paradigma revolusi industri 5.0 dan Kurikulum Prototipe tahun 202," tutur Noor Aeni, yang juga guru SMP Negeri 6 Kota Cirebon ini.

Menurut pegiat literasi Gelemaca ini, kegiatan tersebut dilakukan melalui prinsip “Berubah, Berbagi dan Berkolaborasi.” Ada empat area perubahan yang dilaksanakan oleh GSM, yaitu; (1) lingkungan etis dan positif, (2) pembelajaran yang relevan dengan kehidupan, (3) Keterhubungan sekolah dengan orang tua  dan masyarakat, dan (4) Pengembangan karakter (emosi dan sosial). GSM sendiri merupakan salah satu organisasi penggerak dalam program nasional kurikulum merdeka belajar yang berpusat di Yogyakarta. Berkembang dengan pesat ke daerah-daerah di Indonesia.

Diharapkan Kepala sekolah dan guru-guru dapat menjadi motor penggerak perubahan di sekolah masing-masing, sehingga dapat menjadikan kota Cirebon, sebagai kota yang terdepan dalam melaksanakan program pemerintah dan menumbuhkan pembelajaran yang berfokus pada well being seperti apa yang diharapkan sehingga terwujudnya profil pelajar Pancasila. (*)

*) Penulis adalah pengurus GSM Kota Cirebon.