SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

September 24, 2022

ANTARA AKULTURASI DAN AKURTURASI FESTIVAL PEKALIPAN

Catatan:
DENY ROCHMAN

Malam minggu 24 September 2022 terasa berbeda di kawasan Pasar Balong ex. Matahari Dept Store. Ruas jalan Pekalipan di sana penuh sesak warga kota Cirebon. Memadati sepanjang jalan hingga panggung depan pasar. 

Panggung dengan backdrop bertulis Festival Pekalipan, Pusat Kuliner dan Aksi Kesenian. Tema yang diangkat adalah Akurturasi Budaya Caruban Nagari. Walikota Cirebon membuka acara, yang diwakilkan oleh Ibu Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati. Sekda Drs H Agus Mulyadi, M.Si hadir mendampingi dan undangan SKPD lainnya.
Sayangnya, tak semua undangan resmi kebagian tempat duduk. Tempat duduk yang tersedia sudah terisi oleh warga yang datang sejak awal sebelum acara pembukaan dimulai. Mereka sangat antusias menyaksikan peresmian jalan Pekalipan sebagai kawasan kuliner dan aksi kesenian.

Malam itu berdiri tenda-tenda UMKM. Di atas terpasang lampu hias berjejer membentang di atas sepanjang jalan Pekalipan. Lampu warna warni bernuansa mega mendung. Menambah keindahan malam sambil kuliner di malam-malam berikutnya.

Sebelum dilaunching, kehidupan malam kawasan Pekalipan selama ini memang terasa hidup. Selain kawasan   kota tua B.A.T, alun-alun Sangkala Buana Keraton Kasepuhan. Di jalan Pekalipan banyak bermunculan warung-warung tenda. Semua menawarkan kuliner, mulai makanan khas Cirebon, seafood hingga makanan asing atau kuliner modern.
Kegiatan malam itu disuport oleh Bank Indonesia atas inisiasi DISKUKMPP, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian. Dalam sambutannya Kepala Dinas Iing  Daiman berpakaian ala karnaval bercorak sultan. Begitu juga dari pihak BI dan pembawa acara. 

Tampilan kreasi seni tampak apik. Sesuai temanya berkolaborasi lintas budaya. Ada tarian topeng, barongsai, gamelan Cirebon dan lainnya. Menyeselaraskan dengan tema Akurturasi Budaya Caruban Nagari yang dikenal multi kultural. 
Yah, akurturasi bukan akulturasi, seperti istilah dalam ilmu sosiologi antropologi. Jika akulturasi adalah percampuran antarbudaya berbeda tanpa meninghilangkan budaya asalnya. Sementara akurturasi tampaknya asal kata akur dalam web kamus besar Bahasa Indonesia memiliki arti mufakat; setuju; seia sekata; bersatu hati; rukun; sesuai.

Caruban Nagari merupakan asal-usul Cirebon tertulis pada manuskrip sejarah, yakni naskah Carita Purwaka Caruban Nagari. Naskah ini karya Pangeran Aria Cirebon. Seorang putra dari Sultan Kasepuhan yang pernah diangkat sebagai perantara para bupati Priangan dengan VOC antara tahun 1706-1723.

Cirebon asal kata Caruban sendiri memiliki arti campuran. Hal ini karena daerah Caruban menjadi tempat tinggal masyarakat dari banyak budaya yang di antaranya Sunda, Jawa, Arab, dan Cina. Akulturasi budaya tersebut terlihat secara simbolis pada kereta singa barong. Dupilkat kereta kini ada di musuem Keraton Kasepuhan.

Secara sosiologis, masyarakat multi kultural berpotensi rentan akan konflik sosial. Toleransi, tenggang rasa menjadi kata kunci dalam menjaga kerukunan sosial. Festival Pekalipan, menjadi media membangun hubungan sosial melalui kuliner dan kolaborasi aksi kesenian. Media pertemuan banyak orang multi kultural di kawasan itu. Cirebon sebagai Caruban Nagari multi etnis, multi kultural diharapkan tetap akur, akurturasi. Semoga. (*)

*) Penulis adalah Lurah Kesepuhan