SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Desember 19, 2020

TRIK GOWES INI BISA SELAMAT DARI INSIDEN

Giat gowes ternyata gampang-gampang susah. Perlu ada ilmunya, butuh waktu latihan. Jika tidak, ancaman potensi kecelakaan akan selalu datang. Ini seperti dialami dan dirasakan tim Asal Gowes Cirebon Katon Radar Cirebon, akhir pekan ini. 

Laporan :
DENY ROCHMAN
Penikmat Asal Gowes Radar Cirebon

Desa Kamarang menjadi pilihan tim Asal Gowes Radar Cirebon group akhir pekan ini, 19 Desember 2020. Sekitar 22 Km desa di Kec. Greged Kab Cirebon ini dari kantor Radar di Jalan Perjuangan. Jarak ini memang relatif lebih jauh karena rombongan tak lebih dari 15 orang itu mengambil rute memutar. Menelusuri jalan perjuangan melewati kayuwalang, mipir jalan tol hingga keluar ke perumahan Arum Sari menuju Desa Sampiran Kec. Talun  Kab. Cirebon. 
Di titik desa dataran tinggi ini tim gowes harus berjuang menaklukan tanjakan tinggi. Beberapa personil harus menyerah saat berada di tengah  jalan. Kendalanya masalah teknis memindahkan gigi yang telat. Mereka melanjutkan perjalanan hingga ke Desa Wanayasa kec. Beber. Sebagian kecil personil memilih menyimpan energinya dengan loading kendaraan pick up dari kawasan Sahara Ciperna ke Wanayasa. Maklumlah medan yang dilalui banyak tanjakan curam. 
Rehat sejenak di warung jajanan wong cilik Desa Wanyasa, perjalanan panjang kembali dimulai. Perjalanan 4.2 km menuju Desa Kamarang Kec. Greged.  Sebuah desa yang diapit antara Desa Ciawi Gajah Kec Beber dan Desa Putat Kec. Sedong Kab. Cirebon. Untuk menuju ke kantor desa sejumlah pegowes sempat tersesat. Penyebabnya personil tim yang terpecah berjauhan, juga posisi balai desa sedikit masuk ke dalam. 
Beberapa petinggi Radar seperti Direktur Radar Cirebon Syahbana, Direktur Radar Televisi Abdul Malik dan tim pendampingnya sudah melaju melewati desa kamarang hingga ke Panongan Kec. Sedong bahkan ada yang sudah sampai ke Desa Pasawahan Kec. Susukan Lebak. Sekitar 8,8 Km dari desa tujuan asal, Kamarang. Sadar tersesat, mereka balik arah harus mengeluarkan tenaga ekstra memanjat jalanan menuju Kamarang.
Singgah di balai Desa Kamarang, rombongan disambut kuwu (kepala desa) setempat, Endang kusnandar bersama ketua BPD dan perangkat desa lainnya. Desa yang pernah menjadi desa juara tingkat Jawa Barat tahun 2019 ini tengah berbenah mengembangkan desa wisata. Sebagai upaya keras menjadi desa mandiri agar tak selalu bergantung dari pendapatan tanah titisara kas desa dan dana desa dari pemerintah pusat.
Menurut Kuwu Endang, pengembangan desanya melalui BUMDes. Badan Usaha Desa ini fokus pada pegembangan usaha komersil. Sementara Pemerintah Desa lebih fokus pada pelayanan sosial kepada masyarakatnya. Unit usaha yang sudah dikelola adalah pengelolaan air bersih bagi warga dan layanan pembayaran online (payment). Hasil kerja sama dengan sejumlah bank. 
Setelah lama berbincang tentang potensi desa. Setelah menyaksikan peragaan pencak silat Pagar Nusa (Nahdlatul Ulama). Setelah menikmati suguhan makanan khas Kamarang. Kemudian rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Yah perjalanan pulang kembali ke Kota Cirebon. Kembali ke rumah masing-masing. Melintasi jalanan Desa Kamarang Lebak hingga tembus ke jalan Desa Durajaya Kec. Greged dan jalan raya Beber. 
Di tengah perjalanan menuju pulang mendadak sejumlah personil sedikit panik. Bahkan sampai ada yang teriak-teriak. Tim harus menaklukan turunan curam. Kemiringannya sekitar 45 derajat. Di jalan ini semua tim siaga kendali sepedanya. Ada personil sejak turunan awal hingga akhir melaju kencang. Ada juga yang mencoba menekan rem, namun bannya beberapa kali slip, licin. Membuat suasana sedikit mencekam. Awas... Hati-hati... Begitu teriakan sesama tim saling mengingatkan.
Beruntung, ilmu jurus menaklukan turunan dan tanjakan yang pernah diperoleh dicoba diterapkan. Saat turunan jangan panik. Lakukan rem secara perlahan, silih bergantian kanan dan kiri. Jangan secara bersamaan, jangan mendadak karena akan membahayakan. Jaga jarak satu pegowes dengan pegowes lainnya. Dan dengan jurus gowes itu akhirnya seluruh personil bisa kembali ke rumahnya masing-masing dengan selamat. Selamat istihahat gaesss... (*)

Desember 13, 2020

DUA PEJABAT SAMBUT TIM ASAL GOWES

Ada yang berbeda kegiatan Asal Gowes Radar Cirebon, akhir pekan kemarin (12/12). Trip ke desa sasaran mendapat sambutan hangat dari dua pejabat. Bahkan, kehadiran rombongan langsung dijemput oleh pejabat tersebut dengan bersepeda ke kantor Radar Cirebon di jalan perjuangan. Sekitar 22 Km dari desa yang dituju. 

***

Kurang dari 20 orang, rombongan Asal Gowes Radar Cirebon kembali mengayuh sepedanya. Tak berseragam sama, jenis sepedanya pun beragam. Seperti biasanya rombongan dipimpin dua direktur koran dan televisi Radar Cirebon: Bung Syahbana dan Bang (Abdul) Malik. Start - Finish dari kantor Radar menuju Desa Pegagan Lor Kec. Kapetakan Kab. Cirebon. Sekitar 44 Km perjalanan pulang pergi.
Medan jalanan kali ini relatif mulus lus. Sejak start hingga finish (PP) nelalui jalan beraspal hotmix. Hanya saja tim harus ekstra hati-hati. Baik efek polusi udara maupun hilir mudik ramai kendaraan pantura. Yah tim melintasi jalan nasional akses Cirebon - Indramayu. Melintasi jalan Cipto - Wahidin kota kemudian Jalan Klayan, Kalisapu, Celangcang, Suranenggala hingga Desa Pegagan Lor. 
Selama perjalanan ke lokasi, bersama rombongan ikut gowes Pak Asdullah. Siapakah dia? Dia adalah orang pertama di dunia pendidikan Kab. Cirebon. Sejak pukul 06.00 Kadisdik sudah singgah di kantor Radar Cirebon, 22 Km dari desanya di Pegagan Lor. Selama perjalanan 22 Km, rombongan melaju tanpa istirahat. Tak seperti biasanya yang mampir ke warung wong cilik. 
Setelah 1 jam perjalanan rombongan tiba di Desa Pegagan Lor. Satu dari sembilan desa yang berada di Kecamatan Kapetakan. Rombongan diterima langsung Kuwu (Kepala Desa) Pegagan Lor Ibu Hj. Ii Fariyani S.Pd, bersama Kadisdik Kab. Cirebon Pak Drs H Asdullah. Kehadiran kadisdik sebagai suami dari penguasa salah satu desa perbatasan dengan Indramayu itu. 
Dalam suasana santai, rombongan gowes menikmati keindahan potensi desa. Sambil istirahat menikmati jamuan tuan rumah, para pegowes ini mengendurkan ototnya dengan memancing. Menu sajian begitu lengkap. Mulai nasi jamblang, buah jeruk, air mineral, kopi, es teh manis hingga bolu. Usai mancing, ikan mujaer dan lele diangkut untuk buah tangan. 
Sepanjang acara santai, Pak Kadisdik dan Bu Kuwu terlihat obrolan serius tapi santai. Seringkali tertawa lepas guyonan crew Radar. Disela kegiatan, reporter Radar mewawancarai Bu Kuwu. Termasuk berkunjung ke kantor Balai Desa yang terletak ditepi jalan nasional pantura. Pendapatan asli desa Rp72 juta pada tahun 2019 ini potensinya banyak menggantungkan ke sektor pertanian. (*)