Tak sedikit orang bertanya, mengapa namanya Desa Keraton. Padahal di sana tak dijumpai bangunan Keraton. Ternyata desa ini menyimpan catatan panjang terkait Keraton Cirebon. Komunitas Asal Gowes melakukan penelusuran, Sabtu (4/12) kemarin.
Catatan :
DENY ROCHMAN
Penikmat Asal Gowes Radar Cirebon
Namanya Desa Keraton. Masuk Kecamatan Suranenggala, dulu bernama Kecamatan Kapetakan. Tak sulit menuju desa di Kab Cirebon ini. Letaknya strategis, berada di ruas jalan nasional. Daerah perbatasan dengan Indramayu. Sekitar 13 km dari pusat Kota Cirebon. Kantor desanya terletak di sisi jalan, samping menara PDAM Kec. Suranenggala.
Desa ini konon tempat yang semula akan dibangun keraton Cirebon. Namun karena tak mencapai target akhirnya dipindahkan ke Kota Cirebon. Di tempat ini banyak ditemui makam keramat dan benda-benda bersejarah. Beberapa bagian balai desanya terlihat ada peninggalan benda kuno. Kuwu (kepala desa) setempat menjelaskan kepada rombongan Asal Gowes Radar Cirebon.
Tim Asal Gowes bergerak dari kantor Radar Cirebon pagi pukul 07.00. Personilnya sedikit berkurang, tak lebih dari 14 orang. Sejumlah crew dikabarkan ijin dengan beragam kegiatan keluarga. Maklum gowes Sabtuan pekan ini bersamaan hari libur bersama nasional tahun baru. Namun gowes kali ini kedatangan Mr Pasundan Bung Fauzi. Bos koran Pasundan Subang dan sekitarnya. Gayanya tak berubah seperti saat jadi jurnalis Radar Cirebon.
Sekitar 40 km jarak yang ditempuh pulang pergi. Itu pun dengan rute berbeda antara berangkat dan pulang. Saat berangkat tim Asal Gowes melewati jalan By Pass kawasan batik Trusmi Plered. Kemudian transit sejenak di warung desa di Desa Cangkring. Dilanjutkan menuju desa lokasi, melintasi Desa Sambeng dan Desa Celangcang. Sementara pulangnya dari Desa Keraton langsung mengaspal jalan nasional Indramayu - Cirebon melewati Desa Kalisapu Klayan.
Setiba di Desa Keraton rombongan disambut langsung oleh Kuwu setempat bersama perangkat desa dan tokoh masyarakat. Muali adalah kuwu kelima sejak Desa Keraton dimekarkan dari Desa Surakarta pada 17 Juli 1982. Atau kuwu kesembilan belas sejak Desa Kraton berdiri pada 1918. Per 23 Desember 2020, H. Muali terpilih menjadi ketua Forum Komunikasi Kuwu Cirebon (FKKC) Kabupaten Cirebon dalam musyawarah besar di Hotel Radiant Beber.
Rombongan diajak keliling desa setempat. Melihat lebih dekat potensi desa yang juga menjadi sumber lain pendapatan desa. Selain dari tanah titisara, dan bantuan dana desa dari pemerintah, Desa Keraton juga mengembangkan makanan olahan home industri, seperti kerupuk kulit ikan dan siwang. Sayang, saya tidak sempat ikut touring Desa Keraton. Ban sepeda bunglonku mendadak bocor. Beruntung depan balai desa ada bengkel sepeda. Masalah jadi beressss.
Kuwu desa, keliling kampung dibonceng oleh giweser tulen. Pria akrab dikenal Tatang Bedulan itu adalah pecinta berat sepeda federal. Urusan gowes hobinya dilakoni sejak kecil. Pernah meriah prestasi olahraga sepeda untuk kelas downhill. Downhill adalah salah satu cabang olah raga MTB (Mountain Bike) alias sepeda gunung di alam bebas. Dengan medan terjal, berbatuan, berlumpur, tanjakan dan turunan.
Sejak 2016, hobi ketua federal Kab. Cirebon ini makin menggila. Dengan sepeda federal touringnya ia menjelajah ke sejumlah kota, seperti Jakarta, Bandung, Sumedang dan lainnya. Kalau wilayah III Cirebon sudan makanan harian dia. Saat berjumpa dengan alumni SMAN 3 Cirebon ini di Balai Desa Keraton tim Asal Gowes banyak berbincang. Sharing tentang ilmu dan pengalaman bersepeda.
Di sela waktu rehat, tim gowes diajak kuwu ke ruang kerjanya. Ia menjelaskan secara singkat sejarah desanya. Muali duduk dikursi ukiran kuno. Di ruang kerjanya tedapat sejumlah benda sejarah. Usai kilas pandang sejarah dan perkembangan desanya rombongan dijamu hidangan dengan menu khas. (*)