Sehari sebelum pergantian tahun, pasukan khusus Asal Gowes Radar Cirebon membuat kejutan. Enam personil menjelajah dengan sepedanya menuju Gunung Ciremai, Kamis (31/12) pagi. Bagaimana kisahnya?
Catatan :
DENY ROCHMAN
Penikmat Asal Gowes Radar Cirebon
Kemana rute gowes pekan ini? Pertanyaan itu kerap membuka obrolan di group Whatsapp Gowes Kuliner Radar Cirebon. Kendati hari Sabtu masih cukup lama. Hari gowes rutin pada jurnalis anak asuhan CEO Yanto S Utomo. Walau masih lama, tangan, kaki, dan pantat mereka terasa gatal. Tak sabar dan tak cukup gowes seminggu sekali. Jika ada waktu senggang mereka langsung josss. Jika tak beregu, jalan deweke kan ge teteg.
Seperti adrenaline lima awak Awas Gowes Radar Cirebon ini. Mereka adalah Bang (Abdul) Malik, Direktur Radar Tevelisi. Lalu, ada Imam Buchori, Pemred RCTV, personil lainnya Azis dan Yudi. Personil tamu ada dua yaitu Apendi, komisioner KPU Kab. Cirebon. Dan terakhir, Deni, Pak Korwil Pekalipan yang sering disapa di group gowes ini dengan sebutan pa guru atau pa kadis.
"Enam pasus" ini adalah yang bisa hadir gowes jelang tahun baru 2021. List nama yang beredar di group WA sekitar 10 orang. Gowes liburan ini paket ekstra, diluar gowes wajib Sabtuan yang sudah berjalan dua bulan. Karena bersifat suplemen, maka tak banyak hadir seperti agenda rutin tiap akhir pekan. Kemana tujuannya, ditetapkan diinjury time sebelum berangkat.
Disepakati sasarannya adalah kaki Gunung Ciremai. Pagi itu gunung tertinggi di Jawa Barat tampak gagah. Seluruh permukaannya terlihat jelas dari jarak 60 Km. Belum ada awan yang mengganggu penampakan gunung yang masih aktif ini. Untuk menggowes ke arah sana, tim berkumpul di perempatan Talun (depan kantor air minum Mountoya). Setelah jam 7, hanya enam personil yang siap gowes.
Sepanjang perjalanan banyak dijumpai para goweser lain. Baik secara perorangan, keluarga maupun komunitas. Mereka juga melintasi medan yang cukup menguji kekuatan lututnya. Tak kuat dengan tanjakan tinggi, mereka memilih menghemat tenaga. Begitu juga ketika turunan curam di depan mata, jika tak cukup yakin dengan kekuatan rem, lebih baik turun dengan menuntun sepeda. Kesehatan dan keselamatan itu yang utama. Jare pesan sponsor pemerintah di masa pandemi ini.
Jalanan beraspal yang mulai berlumbang mulai dilalui tim. Akses masuk melalui jalan Desa Cirebon Girang. Perjalanan terus memanjat beberapa kali hingga ke Embung Sarwadadi. Perairan sejenis danau ini menjadi impian para goweser untuk transit. Suasana yang khas pedesaan dengan air tenang bisa untuk para hobi mancing. Sayangnya kawan KPU kita harus berpisah di tengah jalan karena ban sepedanya bocor. Pessss...
Di tempat ini tim melepas lelah setelah melintasi tanjakan dan turunan jalan beraspal dan sebagian berlubang. Istirahat di embung ini membuat tim begitu menikmati hidup dengan damai. Lupa akan pekerjaan, hutang piutang bahkan kalau mereka punya anak isteri. Hehehe. Kenikmatan itu terasa sambil menyeruput minuman teh hangat manis, indomie telor dan gorengan. Aaah.... "Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan," jare ustadz Iman Sudarman mengutip ayat Al Qur'an.
Menikmati menu khas warung Embung Sarwadadi sambil berdiskusi masalah negara. Membuat melupakan tim gowes dari tujuan awal. Tujuan gowes ke kaki Gunung Ciremai. Baru mendekati jari kelingking kaki Gunung Ciremai, tim bergerak balik ke Kota Cirebon. Mendadak ingatannya kembali jika mereka ada agenda kegiatan lain. Ada yang mau nganter anaknya sunat. Ada yang mau beneri genteng bocor, ban sepeda bocor sampai mau kondangan ke koleganya. (*)