Sultan Kacirebonan terharu dengan semangat literasi para siswa |
Siapa yang tahu apa nama tempat ini? Pertanyaan itu
disampaikan Sultan Keraton Kacirebonan Gusti Sultan Abdul Gani Natadiningrat
kepada ratusan siswa peserta Anugerah Literasi 2017 bertempat di halaman
Keraton Kacirebonan, Jumat (26/5) pagi. Yah, Keraton Kacirebonan kendati sudah berdiri sejak 1808 masehi namun
peninggalan bersejarah itu tidak sepopuler Keraton Kasepuhan dan Karaton
Kanoman. Banyak siswa berkunjung untuk pembelajaran sejarah justeru ke Keraton
Kasepuhan, padahal keraton Kacirebonan memiliki cerita sejarah dan peningalan tak kalah heroiknya
.
Sultan Kacirebonan Gusti Abdul Gani Natadiningrat mengapresiasi
kegiatan literasi sekolah di keratonnya. Bahkan pihaknya mengaku terharu dengan
semangat kerja keras anak-anak usia sekolah yang mampu membaca puluhan buku kurang
dari satu tahun. Dengan pencapaian prestasi itu pihaknya yakin bangsa Indonesia
akan mencapai kemajuannya dengan kualitas sumber daya manusia yang kini tengah
ditanam oleh para guru-guru.
“Kami sungguh sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini kegiatan strategis
karena ade-ade sakalian juga biar tahu tempat sejarah disini yaitu keraton
kacirebonan. Kami haru dan bangga dengan kegiatan gerakan membaca buku sampai
ada siswa bisa membaca 94 buku. Dari banyak kegiatan di keraton ini luar biasa. Ini petanda ke depan bangsa
Indonesia akan menjadi bangsa yang besar,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca
menahan airmatanya jatuh.
Menurut Sultan, yang memiliki pendidikan yang tinggi adalah bangsa akan
maju. Untuk mencapai pendidikan yang tinggi tersebut harus diawali dengan
gerakan membaca. Gerakan tersebut sudah dilakukan oleh guru-guru di Kota
Cirebon dengan nama CLRC—Cirebon Leader’s Reading Challenge. Sebagai tokoh
masyarakat Cirebon pihaknya menyampaikan terima kasih kepada para pegiat
literasi dan upaya-upaya pemerintah yang sudah menggerakan membaca.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada pegiat literasi dan pemerintah bagaimana
upaya mereka mencerdaskan bangsa. Kami berharap ade-ade terus giat belajar dan
ulet. Kita akan menghadapi upaya tantangan. Sekarang ini jaman serba instan, pengaruh
internet. Kita harus punya semangat yang tinggi untiuk menjadi orang yang
cerdas,” pesan Sultan di hadapan peserta dan undangan Anugerah Literasi 2017.
Sementara itu menurut situs keratonkacirbonan.blogspot.co.id, Keraton Kacirbonan adalah pecahan dari
Keraton Kanoman yang luasnya sekitar 2,5 hektar. Pengaruh kolinial Belanda kepada
Keraton Kanoman mendapat perlawanan Sultan Kanoman IV Pangeran Muhammad Haerudhin.
Pangeran Muhammad Haerudhin yang sempat diasingkan Belanda ke Ambon dikembalikan
ke Cirebon agar perlawanan masyarakat mereda. Namun akhirnya Pangeran Haerudhin
mendirikan Kesultanan Kacirebonan dengan gelar Sultan Carbon Amirul Mukminin
karena Keraton Kanoman sudah memiliki
sultan. (pade)