Malam itu Rabu 15 feb 2017 terpaksa hrs angkat bendera putih. Si black tak mampu menembus akses jalan menuju sindanglaut dan Rumah Sakit UMC Tiar Astanajapura. Akhirnya memilih balik ke rumah di kota setelah bersabar selama tiga jam dikepung banjir.
Sindanglaut seperti biasanya dpt diakses lwt jalan raya kanci dan jalan desa Astanajapura. Pintu masuk jalan pengarengan menembus jalan pasar lemahabang. Sementara akses jalan kanci akan bertemu di alun2 lemahabang, depan pasar. Namun malam itu terowongan kereta api Cipeujeuh sudah terendam air hingga 1 meter.
Semula malam itu tak ada rencana utk pergi ke sindanglaut tuk nengok ibu di RS. Tp krn ada saudara luar kota datang keputusan itu berubah. Apalagi kondisi cuaca masih hujan shg perlu diantar jemput dg mobil, dr sindang ke RS UMC Tiar Asjap. Tak terpikir kondisi banjir di daerah tsb, pasalnya intensitas hujan di kota cbn masih kecil. Namun harapan itu sia2 krn banjir melongsorkan impian itu.
Semula arah ditempuh jalan kanci, jalur utama akses ke sindanglaut. Namun sesampai pintu rel kereta terlihat byk kerumunan massa dan kendaraan ditepi jalan. Info warga kendaraan tak bisa melintasi jalan tsb karena banjir. Sesuai arahan warga kendaraan dipacu melintasi japura. Khawatir banjir ada karena daerah tsb persis disisi sungai menghubungkan ke laut.
Namun tampaknya air sungai blm naik. Walau kabar dr daerah pasar lemahabang air hujan sudah sangat tinggi, seukuran pinggang orang dewasa. Kendaraan terus dipacu dg perasaan cemas. Banyak warga kasih warning agar balik arah. Tp itikad iingin menjemput saudara dan menengok ibunda begitu semangat. Imbauan warga bagai angin lalu.
Banjir mulai terasa saat turun dr jembatan tol japura. Namun utk ukuran minibus masih bisa dilalui. Kendaraan mulai terhenti saat seorang mantan kuwu menghadang mobil agar berbalik arah jika tak mau mogok. Masih blm yakin mobil ditepi sesat sambil melihat dan mendengar kabar terbaru banjir di pasar.
Selama perjalanan komunikasi melalui handphone dr berbagai arah terus dilakukan. Untuk memastikan kendaraan melintas aman dr banjir. Namun upaya itu tak berbuah harapan baik. Semua akses jalan terhambat banjir. Dari arah kanci, arah japura, arah ender bahkan memutar dr arah gebang sekalipun. Walau blm mencoba dr arah daerah tanjak Ciawi asih atau belawa.
Banyak mobil berseliweran ke arah yg sama tp mereka tak balik lg. Pdhl info warga akses jalan pasar lemahabang tak bisa dilalui kendaraan termasuk mobil. Penasaran itu membuat si black perlahan dipacu. Ternyata benar. Sesampai di daerah masjid al huda lemahabang lor byk mobil yg diparkir bahkan mogok disana. Kalau motor mogok sdh tak terhitung.
Merasa tak mau ambil resiko, si black balik arah. Dibantu warga yg naas motornya mogok. Ia ikut numpang balik ke desanya mengamankan rumah dan isterinya ditinggal taziah. Berbalik arah tak ada rasa cemas. Pikirnya krn jalan itu sdh dilalui shg paham ketinggian air.
Perasaan panik mendadak muncul ketika mendekati jembatan jalan tol. Semakin dekat air hujan semakin tinggi merendam si black. Gas mobil terus diinjak agar mesin tak mati walau resikonya suaranya meraung. Tak kuasa kap mesin mengepul asap bau sangit. Khwatir apakah akan merusak mesin? Itu yg blm tahu.
Warga sekitar penghuni rumah tepi jalan tak pelak langsung protes. Tak hanya banjir yg merusak dan merendam rumah mereka. Ombak dr kendaraan yg melintas ikut mengoyak perabotan rumahnya. Bahkan beberapa lapak dan dongdang jualan roboh dan hanyut. Blm lagi korban dr binatang ternak dan peliharaan serta hektaran sawah disana.
Beruntung jam 22.00 si black sdh masuk garasi rumah di kota setelah pukul 19.00 meluncur ke TKP. Selama beberapa jam dijalanan hny disibukkan dg urusan banjir. Menjemput saudara dan menengok ibu di rumah sakit akhirnya urung dilakukan malam itu. Maap. Smoga semuanya baik2 saja. Aamiin. Si black akhirnya menyerah kembali ke rumahnya, garasi.