Pengarang : Amir Faisal dan Zulfanah
Penerbit : PT Elex Media Komputindo (Kompas Gramedia)
Tahun Terbit : 2011
Tebal Buku : 240 halaman
Mendidik dan mengajar anak di era digital sekarang kian rumit dan mumet (pusing). Apalagi membimbing anak untuk bisa berprestasi. Orangtua di rumah dan guru di sekolah tidak lagi menjadi satu-satunya pihak sebagai sumber pembelajaran. Media massa, khususnya televisi telah menjadi kekuatan baru yang mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak. Namun ada cara lain agar anak mau belajar bahkan menjadi anak berprestasi.
Sebuah buku berjudul “Membangkitkan Gairah Anak untuk Berprestasi” akan memberi tahu kepada kita bagaimana mendidik anak agar ia bergairah untuk berprestasi. Buku setebal 240 halaman ini boleh dibilang menggunakan pendekatan hypno-learning. Penulisnya Amir Faisal dan Zulfanah adalah praktisi bidang Neuro-Linguistic Programming (NLP), sebuah pendekatan yang melihat hubungan antara proses otak (neuro), bahasa (linguistic) dan pola perilaku yang dipelajari melalui pengalaman (programming) dapat diubah untuk mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan.
Cover buku ini cukup menarik perhatian dengan model keceriaan anak-anak. Lebih-lebih judul bukunya begitu merangsang mata dan memikat hati. Maka, kala berkunjung di area bazar buku Gramedia di kota Cirebon, buku murah namun tidak murahan tersebut langsung dikupas tuntas. Sayangnya buku yang tidak terlalu tebal ini terlalu banyak kutipan, baik dari buku-buku lain maupun banyak teori dan pendapat yang diambil sehingga memberi kesan buku ini gabungan dari berbagai buku lain tanpa analisis dari penulis.
Namun buku ini masih tetap menarik untuk dibaca, karena banyak informasi, teori dan hasil penelitian yang diperoleh dalam buku ini. Terlebih penulisnya adalah seorang praktisi NLP, yang concert terhadap masalah pembelajaran. Menurut dalam buku tersebut, dalam membangkitkan gairah anak untuk berprestasi harus memperhatikan tiga aspek yaitu otak (pikiran), bahasa (kata-kata) dan pengalaman.
Keluarga dan sekolah memiliki peran penting dalam merangsang gairah prestasi anak. kehidupan anak banyak dihabiskan memalui dua media sosialisasi tersebut, keluarga dan sekolah. Artinya, jika anak-anak setiap hari diberikan masukan kata-kata negative anak akan tumbuh menjadi anak yang rapuh dan penuh kebencian.
Sebaliknya, jika anak dididik dengan kata-kata positif kelak dia akan tumbuh menjadi insan yang berkarakter, penuh rasa syukur, sabar, percaya diri dan pandai mengendalikan diri dan akan disukai banyak orang. Itulah mengapa seorang pendidik, apakah dia orangtua atau guru dituntut untuk terus menumbuhkan kata-kata dan semangat positif kepada anak-anaknya. Kata-kata positif tersebut akan masuk dalam input otak anak kemudian akan membentuk pola pikir (mindset) anak.
Pola pikir anak terbentuk karena di dalam otak manusia terdapat hormone yang oleh enzim bisa diproses untuk bisa membuat anak sakit atau justeru membuat anak sehat. Dengan merespon stimulus tertentu, anak-anak bisa membuat bahagia, bergairah bahkan ketagihan. Suasana bergairah, bahagia dan ketagihan bisa diperoleh manakala seringnya anak tersebut mendapatkan pikiran-pikiran bahagia. Sebaliknya jika kesedihan, kemarahan dan kekecewaan yang diperoleh maka hal itu akan meracuni kehidupan anak.
Disinilah pentingnya peran orangtua dan guru, sehingga untuk menjadi keduanya harus memiliki pola pikir dan mental yang matang, sebelum mengajari makna kehidupan kepada anak-anaknya. Sebuah penelitian di Harvard menyebutkan, anak yang dibesarkan oleh orangtua yang penuh empati akan menjadi anak cerdas intelektual (matematik dan linguistik) maupun cerdas emosional (percaya diri, pandai bergaul dan bisa berempati kepada temannya).
Pada bagian lain, penulis mengutip buku lain berjudul “The True Magic of NLP” memberikan empat langkah untuk meraih sukses, sekalipun kesuksesan bukan kunci kebahagiaan, tetapi sebaliknya kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Untuk meraih sukses itu pertama, carilah hal-hal yang membuat anda bahagia sehingga anda termotivasi untuk melakukan tindakan-tindakan. Kedua, fokuslah terhadap apa yang ingin anda capai. Ketiga, tetapkanlah sikap yang sesuai dengan keadaan. Keempat, anggaplah hidup anda sebagai petualangan, maka anda akan menikmati perjalanannya.
Buku yang terdiri dalam sembilan bab ini sangat cocok untuk orangtua, terlebih bagi guru-guru. Mengapa? Buku terbitan group Kompas Gramedia ini banyak mengupas mulai dari melakukan komunikasi sugesti terhadap anak. Mengenal diri sendiri dan membangkitkan gairah belajar. Mengurai hakekat kecerdasan anak hingga mengenali cara kerja otak manusia dalam belajar. (*)