Oleh :
Deny Rochman, S.Sos.,M.Pd.I.,K.Ua
Istilah
jimat selalu identik dengan sesuatu yang memiliki dan memberikan kekuatan.
Tapak Suci sebagai ilmu beladiri Indonesia berada di bawah naungan Muhammadiyah
memiliki dua kekuatan jimat. Jimat tersebut adalah kekuatan iman dan akhlak sebagai moto perguruan pencak
silat asal Yogyakarta tersebut. Secara lengkap Tapak Suci menuliskan, “Dengan
iman dan akhlah saya menjadi kuat. Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.”
Bagi
banyak orang yang mengerti tentang hakekat iman dan akhlak dalam kehidupan ini
akan dibuat heran terhadap Tapak Suci yang memposisikan keduanya menjadi
istimewa dalam motto beladirinya. Tidak sedikit pada perguruan lain, sumber
kekuatan perguruan terletak pada sesuatu yang fisik dan keduniaan. Mengapa iman dan akhlak menjadi sesuatu
istimewa bagi perguruan beladiri Tapak Suci?
MAKNA IMAN
Iman
menurut bahasa Iman berarti “pembenaran hati”. Sedangkan menurut istilah, Iman
membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggota badan. Secara
terminologi iman adalah pengucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati,
pengamalan dengan anggota tubuh, bertambah dengan melaksanaan ketaatan
dan berkurang dengan melaksanakan kemaksiatan.
Perwujudan iman harus dilakukan
secara seimbang dan berkelanjutan. Tidak saja diyakini dan dibenarkan dalam
hati terhadap kesaksian Allah dan Rosul-Nya melalui kalimat syahadat, tetapi
juga harus diucapkan sebagai bentuk ikrar kepada masyarakat. Kesaksian publik
diperlukan sebagai pengakuan banyak orang terhadap keimanan seseorang yang
kemudian keimanan tersebut harus terlihat dalam perbuatan kita.
Sebagai contoh dalam hidup berumah
tangga, misalnya, rasa cinta dan kasih sayang harus ditunjukan melalui
keyakinan dalam hati, diucapkan dan dibuktikan kepada pasangan hidup kita. Sangat
diragukan jika seorang suami mengaku dia sayang kepada keluarganya, namun dia
tidak mau bekerja mencari nafkah hidup bagi keluarganya.
Keimanan seseorang harus dipupuk
melalui pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman. Iman kepada Allah Swt,
kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, kepada Rosul-Rosul Allah, kepada
hari akhir dan iman kepada Qada dan Qadar. Yang menarik, beragam iman kepada
kitab-kitab dan rosul-rosul Allah menegaskan kepada manusia agar kita jangan
melupakan sejarah masa lalu sekalipun kita hidup dengan kitab dan rosul yang
berbeda.
Allah Swt berfirman dalam Surat An Nisa Ayat 136 : “Wahai orang-orang yang beriman!
Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al
Qur'an) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat
sangat jauh.”
HAKEKAT
AKHLAK
Menurut Imam Al Ghazali adalah suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan
yang mudah dilakukan, tanpa telalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama. Dari penjelasan
tersebut maka disimpulkan bahwa yang namanya akhlak itu adalah dilakukan berulang-ulang sehingga
hampir menjadi suatu kebiasaan, dan timbul dengan
sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih dahulu
(otomatis).
Dalam pandangan agama Islam, akhlak memiliki tempat yang tinggi dan
kedudukan yang terhormat. Pujian tertinggi al-Qur`an untuk Rasulullah Saw.
adalah: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS.
al-Qalam/68: 4). Dalam hadist Nabi
Muhammad Saw disebutkan : “Sesunggguhnya aku diutus hanya untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. al-Bukhârî).
Pada bagian lain,
Allah Swt berfirman : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-Hujuraat: 13).
Makna
taqwa adalah salah satu hal yg sangat penting yang meliputi tiga aspek dalam
aktifitas kehidupan sehari-hari yaitu (a) moral, (b) karakter, (c) tingkah
laku, dan (d) ekonominya. Kebagusan akhlak inilah yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya seperti binatang, tumbuhan bahkan syetan, iblis dan jin.
DUA KORELASI
Buah manis dari kekuatan keimanan
tersebut adalah lahirnya akhlak mulia. Semakin kuat iman seseorang maka semakin
bagus akhlak yang dimilikinya. Dengan kekuatan iman, maka seorang muslim tidak
memiliki rasa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah Swt. “La ilaha
illallah” tiada tuhan selain Allah. Kalima thoyibah tersebut merupakan cermin puncak
kekuatan iman seorang muslim, seperti yang dituliskan dalam sebuah hadist Nabi
Saw :
“Iman
memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau enam puluh cabang. Cabang yang
paling tinggi adalah perkataan LÂ ILÂHA ILLALLÂH, dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang
iman.” (H.R Muslim).
Riwayat lain menegaskan betapa istimewanya
akhlak mulia yang harus dimiliki manusia. Dari Aisyah ra., ia berkata : Saya
mendengar Rasulullah saw. Barsabda: “Sesungguhnya orang mukmin dengan budi
pekerti yang baik, dapat mengejar
derajat orang yang selalu berpuasa dan selalu salat malam.: (H.R. Abu Daud)[1][
Iman dan akhlak bagaikan dua sisi
uang logam, dwi tunggal. Keduanya menyatu saling melengkapi dan berhubungan.
Dengan keimanan seorang muslim memiliki kepatuhan kepada Sang Khalik secara
totalitas. Tiada rasa takut terhadap makhluk lainnya jika kita merasa benar. Efeknya
aura akhlak mulia akan terpancar dalam kehidupan sehari-hari sehingga tetap
berlaku sopan dan santun. Iman dan akhlak membangun jiwa manusia dalam hablum Habluminallah
(hubungan dengan Allah Swt) dan Habluminannas (hubungan sesama
manusia).
Kekuatan iman dan akhlak menjadi “jimat”
bagi Tapak Suci yang tertuang dalam ikrar siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah
:
- Setia menjalankan ibadah dengan ikhlas karena Allah semata
- Mengabdi kepada Allah, berbakti kepada bangsa dan negara, serta membela keadilan dan kebenaran.
- Menjauhkan diri dari segala perangai dan tingkah laku yang tercela.
- Mencari perdamaian dan kasih sayang serta menjauhi perselisihan dan permusuhan.
- Patuh dan taat kepada peraturan-peraturan serta percaya kepada kebijaksanaan pimpinan.
- Dengan IMAN dan AKHLAQ saya menjadi kuat, tanpa IMAN dan AKHLAQ saya menjadi lemah.
Laa hawla wa
laa kuwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim
Cirebon, 7
Maret 2016
_________________________
*) Makalah Al Islam disampaikan dalam
Ujian Kenaikan Tingkat (UKT)
siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Kab. Cirebon
di SMK Farmasi Muhammadiyah 1 Cirebon
pada Selasa-Rabu, 8-9 Maret 2016.
**) Penulis adalah Kader Utama
Pimda 168 Tapak Suci Putera
Muhammadiyah Kab. Cirebon