Catatan:
DENY ROCHMAN
Lurah Kesepuhan
Teng teng teng... Bunyi suara tiang listrik terdengar keras di warga sekitar Lawang Sanga RW 02 Mandalangan Kesepuhan. Usai teraweh di malam Jumat (31/3) tersebut warga berhamburan. Mereka menyelamatkan diri, sebisa mungkin mengamankan rumah dan barang berharga. Termasuk surat undangan penerimaan bansos pemerintah melalui PT Pos yang dijadwalkan hari Jumat.
Hujan deras sejak maghrib itu dengan cepat menaikan debit air sungai Kriyan-Kesunenan. Sungai yang membelah warga Kelurahan Kesepuhan dan Kelurahan Pegambiran. Warga Kriyan pegambiran termasuk terdampak parah dari luapan air sungai dari Kuningan tersebut.
Akibat guyuran air hujan dan terjangan luapan air sungai ratusan rumah warga terendam. Mereka berada di RW 02 Mandalangan, RW 03 Banjar Melati, RW 06 Gambirlaya Selatan dan RW 09 Kesunean Selatan di wilayah Kelurahan Kesepuhan Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon. Warga Kriyan kelurahan tetangga juga mengalami dampak terparah.
Banjir merendam rumah hingga ketinggian pinggang orang dewasa. Membasahi kasur, perabotan, lemari pakaian dan seluruh seisi rumah. Bahkan surat undangan penerimaan Bansos Pemerintah untuk esok harinya pada rusak basah bahkan hilang. Kantor kelurahan Jumat pagi banyak didatangi warga. Meminta surat keterangan pengganti surat bansos ke PT Pos.
Menjelang tengah malam hujan mulai reda. Namun genangan air yang masih tinggi menghambat akses ke lokasi banjir. Hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau dengan perahu karet, yang diturunkan pihak Basarnas, TNI AL dan BPBD. Sebagai lurah, saya memilih menggunakan sepeda lipat (seli) untuk menuju ke lokasi.
Puluhan warga terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Ada yang di rumah tetangga, di mushola dan masjid. Ada juga yang diangkut dengan perahu karet. Sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing. Sekalian menjaga keamanan rumah dan barang-barang mereka. Memasuki waktu dini hari warga kerja keras membersihkan rumah dan barang-barang dari air banjir dan lumpur.
BANTUAN LOGISTIK
Banjir besar yang melanda warga Kesepuhan Kota Cirebon menyisakan penderitaan. Saat menjalankan ibadah puasa energi mereka terkuras. Waktu makan sahur terganggu karena alat dapur, bahan makanan dan ruang dapur kotor. Membeli makanan di luar tak sempat karena waktunya sibuk bebersih rumah.
Rombongan Forkompimda meninjau langsung ke lokasi banjir. Sekretaris Daerah Pak Agus Mulyadi hadir memimpin rombongan. Hadir mendampingi Camat Lemahwungkuk Adam Walesa dan Lurah Kesepuhan Deny Rochman. Sejumlah RW dan tim Destana (Desa Tangguh Bencana) Kelurahan Kesepuhan tampak sigap. Tim BNPB, Basarnas, TNI Polri, Pol PP, Dishub dan lainnya langsung turun.
Sekda Agus Mulyadi tak hanya meninjau lokasi tetapi memberikan bantuan penyediaan nasi bungkus untuk sahur warga. Menyiapkan kebutuhan air bersih melalui PDAM. Membuka posko dan layanan kesehatan dari Puskesmas Kesunean. Termasuk dapur umum untuk kebutuhan darurat.
PENYEBAB BANJIR
Banjir yang melanda warga tepian sungai Kriyan-Kesunean tersebut memang bukan yang pertama. Potensi banjir setiap kali hujan deras selalu ada dan terjadi. Namun hujan deras dan banjir besar tidak terjadi setiap tahun. Menurut sejumlah warga terdampak banjir, kasus banjir serupa pernah terjadi pada 2019 silam.
Apa penyebabnya? Banjir malam Jumat kemarin disebut-sebut karena hujan deras di Kota Cirebon bersamaan dengan hujan di daerah atas, Kuningan. Membuat debit air sungai naik dengan cepat. Diperburuk lagi dengan tingginya sedimentasi dan penyempitan sungai dan laut Cirebon akibat sampah dan lumpur.
Sejumlah titik tanggul dan pintu air mengalami kerusakan atau tidak berfungsi. Belum lagi kontruksi jembatan kesunean lebih pendek dan bertiang penyangga ikut menghambat air dan sampah ke arah laut. Apalagi akses jalan di perkotaan, jalan kampung sudah tiada resapan air. Wajar jika hujan dan banjir akan menjadi fenomena tahunan di perkampungan sepanjang tepi sungai khususnya dan warga Kota Cirebon pada umumnya. Wallahu'alam. (*)