Mulai tahun 2010, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat menyeleksi dan mengirimkan guru-guru berprestasi dan
berdedikasi untuk mengikuti kegiatan pelatihan profesionalisme pendidik
di Department for Education and Children Development South Australia
(DECD SA). Selama 3 minggu seluruh peserta pelatihan ditugaskan untuk
mempelajari hal-hal positif dari sistem pendidikan yang berlaku di
sekolah-sekolah South Australia. Kemudian membuat rencana aksi kegiatan
pembelajaran yang bisa diterapkan dan dikembangkan di sekolah Indonesia.
Sejak 2012, salah satu kegiatan
pendidikan yang diadopsi dan diadaptasi dari sistem pendidikan Australia
oleh guru Jawa Barat pasca pelatihan di South Australia adalah program Premier’s Reading Challenge (PRC)
sebagai usaha pelestarian budaya baca dan peningkatan keterampilan
literasi siswa. Dengan izin dan bimbingan langsung Carmel Jones sebagai
State Manager dari PRC South Australia, dikembangkan ujicoba pertama West Java Leader’s Reading Challenge
(WJLRC) di 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung
Barat, SMP Negeri 5 Kota Bandung, dan SMP Negeri 1 Subang.
Penghargaan
perdana untuk para siswa yang berhasil menyelesaikan tantangan membaca
dan mereviu buku diberikan langsung oleh Darryl Carter sebagai wakil
dari DECD South Australia di Sekolah PascaSarjana Universitas Pendidikan
Bandung. Keterangan lebih lanjut tentang PRC dapat dilihat melalui www.premiersreadingchallenge.sa.edu.au
Tahun 2013-2014 Profesor Wahyudin
Zarkasyi sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengizinkan
dilakukan ujicoba tahap kedua serempak di 230 sekolah seJawa Barat
dengan dana mandiri para guru alumni pelatihan di Australia. Laporan
kegiatan yang berlangsung selama 1 tahun tersebut disampaikan kepada
dinas pendidikan provinsi Jawa Barat serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dari hasil kegiatan terdata 39 sekolah
berhasil menuntaskan program selama 1 tahun. Evaluasi program
memperlihatkan bahwa banyak sekolah kesulitan melaksanakan program ini
karena rendahnya dukungan pimpinan dan warga sekolah, sehingga
dipastikan bahwa sangat dibutuhkan payung hukum yang tegas untuk
mendorong kelancaran dan ketangguhan komitmen pelaksana program pada
pendidikan budaya literasi di sekolah.
Januari 2015 Gubernur Jawa Barat
berkenan mengundang wakil 5 sekolah terbaik dalam program WJLRC
2013-2014 dari kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bekasi,
Kota Cirebon dan Kabupaten Majalengka untuk makan pagi bersama di
kediaman resmi Gubernur, Gedung Pakuan Bandung. Beliau memberikan
dukungan dan penghargaan atas contoh kebaikan, ketangguhan dan
konsistensi tinggi para peserta WJLRC dalam memenuhi tantangan membaca
24 buku dalam 1 tahun pelaksanaan.
Mei 2015 berlangsung festival Literasi
Jawa Barat bertempat di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jawa Barat. Saat itu Istri Gubernur Jawa Barat, Ibu Netty Heryawan
berkenan memberikan medali penghargaan kepada seluruh siswa dan guru
pionir WJLRC 2013-2014. Acara tersebut dihadiri pula oleh Direktur
bidang International Education Services DECD South Australia.
Juli 2015 Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia resmi menerbitkan permendikbud no 23 tahun
2015 yang di dalamnya tercantum kebijakan kegiatan wajib membaca 15
menit setiap hari di sekolah sebagai bagian dari program penumbuhan
karakter baik. Resmi pula dicanangkan gerakan literasi sekolah (GLS)
secara nasional melalui 3 tahap kegiatan yaitu (1) Pembiasaan, kegiatan
rutin membaca setiap hari tanpa tagihan. (2) Pengembangan, kegiatan
pendidikan literasi di sekolah sebagai ekstrakurikuler dengan tagihan
tertentu. (3) Pembelajaran, kegiatan pendidikan literasi terintegrasi ke
dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan terbitnya payung hukum ini,
WJLRC merupakan contoh kegiatan GLS di tahap pengembangan/tahap kedua
dalam GLS.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat DR. Asep Hilman mendukung penuh pencanangan GLS tahap pembiasaan
yaitu 15 menit membaca setiap hari di seluruh sekolah di Jawa Barat. Dan
mendorong 27 Kabupaten/Kota seJawa Barat untuk terlibat dalam tahap
pengembangan dengan menunjuk sekolah-sekolah rintisan dan mengirimkan
kepala sekolah beserta 1 guru dari tiap sekolah rintisan tersebut untuk
dilatih dan siap melaksanakan program WJLRC dalam tahun anggaran tahun
2016-2017 secara serempak bersama 1300 sekolah rintisan lainnya.
Pelaksanaan program selama 10 bulan langsung didata dan diolah secara
statistik oleh Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat, melalui web www.literasi.jabarprov.go.id
Pada Septemper 2015 bertempat di
Adelaide South Australia pimpinan tertinggi provinsi Jawa Barat dan
South Australia sepakat serta menandatangani MoU Sister Cooperation dalam
berbagai bidang pembangunan, termasuk kerjasama lebih lanjut dalam
bidang pendidikan. Dalam lampiran perjanjian internasional antara kedua
bangsa tersebut tercantum secara jelas bahwa keberhasilan pelaksanaan
kerjasama WJLRC dan PRC dapat menjadi salah satu indikator kesuksesan
program Sister Cooperation.
Peserta WJLRC tahun 2012 sd 2017
merupakan para pionir kebangkitan budaya literasi di sekolah Indonesia.
Kesuksesan melewati ujian ketangguhan komitmen, daya persistensi juga
resiliensi, latihan menjaga disiplin dengan konsisten, serta memupuk
karakter kerjasama, saling menghargai dan mendukung dalam kelompok
diharapkan akan terpatri menjadi karakter unggul dlam diri peserta
WJLRC. Figur dan energi positif dari para pemimpin Jawa Barat yang
menjadi penantang dalam WJLRC pun diharapkan dapat mengalir lancar dan
sukses membantu menanamkan karakter baik yang berharga.
Sumber: literasi.jabarprov.go.id