Agustus 05, 2016

SEJARAH GERAKAN LITERASI DI JAWA BARAT

Mulai tahun 2010, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyeleksi dan mengirimkan guru-guru berprestasi dan berdedikasi untuk mengikuti kegiatan pelatihan profesionalisme pendidik di Department for Education and Children Development South Australia (DECD SA). Selama 3 minggu seluruh peserta pelatihan ditugaskan untuk mempelajari hal-hal positif dari sistem pendidikan yang berlaku di sekolah-sekolah South Australia. Kemudian membuat rencana aksi kegiatan pembelajaran yang bisa diterapkan dan dikembangkan di sekolah Indonesia.

Sejak 2012, salah satu kegiatan pendidikan yang diadopsi dan diadaptasi dari sistem pendidikan Australia oleh guru Jawa Barat pasca pelatihan di South Australia adalah program Premier’s Reading Challenge (PRC) sebagai usaha pelestarian budaya baca dan peningkatan keterampilan literasi siswa. Dengan izin dan bimbingan langsung Carmel Jones sebagai State Manager dari PRC South Australia, dikembangkan ujicoba pertama West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC) di 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, SMP Negeri 5 Kota Bandung, dan SMP Negeri 1 Subang.  

Penghargaan perdana untuk para siswa yang berhasil menyelesaikan tantangan membaca dan mereviu buku diberikan langsung oleh Darryl Carter sebagai wakil dari DECD South Australia di Sekolah PascaSarjana Universitas Pendidikan Bandung. Keterangan lebih lanjut tentang PRC dapat dilihat melalui www.premiersreadingchallenge.sa.edu.au

Tahun 2013-2014 Profesor Wahyudin Zarkasyi sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengizinkan dilakukan ujicoba tahap kedua serempak di 230 sekolah seJawa Barat dengan dana mandiri para guru alumni pelatihan di Australia. Laporan kegiatan yang berlangsung selama 1 tahun tersebut disampaikan kepada dinas pendidikan provinsi Jawa Barat serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Dari hasil kegiatan terdata 39 sekolah berhasil menuntaskan program selama 1 tahun. Evaluasi program memperlihatkan bahwa banyak sekolah kesulitan melaksanakan program ini karena rendahnya dukungan pimpinan dan warga sekolah, sehingga dipastikan bahwa sangat dibutuhkan payung hukum yang tegas untuk mendorong kelancaran dan ketangguhan komitmen pelaksana program pada pendidikan budaya literasi di sekolah.

Januari 2015 Gubernur Jawa Barat berkenan mengundang wakil 5 sekolah terbaik dalam program WJLRC 2013-2014 dari kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bekasi, Kota Cirebon dan Kabupaten Majalengka untuk makan pagi bersama di kediaman resmi Gubernur, Gedung Pakuan Bandung. Beliau memberikan dukungan dan penghargaan atas contoh kebaikan, ketangguhan dan konsistensi tinggi para peserta WJLRC dalam memenuhi tantangan membaca 24 buku dalam 1 tahun pelaksanaan.

Mei 2015 berlangsung festival Literasi Jawa Barat bertempat di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat. Saat itu Istri Gubernur Jawa Barat, Ibu Netty Heryawan berkenan memberikan medali penghargaan kepada seluruh siswa dan guru pionir WJLRC 2013-2014. Acara tersebut dihadiri pula oleh Direktur bidang International Education Services DECD South Australia.

Juli 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia resmi menerbitkan permendikbud no 23 tahun 2015 yang di dalamnya tercantum kebijakan kegiatan wajib membaca 15 menit setiap hari di sekolah sebagai bagian dari program penumbuhan karakter baik. Resmi pula dicanangkan gerakan literasi sekolah (GLS) secara nasional melalui 3 tahap kegiatan yaitu (1) Pembiasaan, kegiatan rutin membaca setiap hari tanpa tagihan. (2) Pengembangan, kegiatan pendidikan literasi di sekolah sebagai ekstrakurikuler dengan tagihan tertentu. (3) Pembelajaran, kegiatan pendidikan literasi terintegrasi ke dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan terbitnya payung hukum ini, WJLRC merupakan contoh kegiatan GLS di tahap pengembangan/tahap kedua dalam GLS.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat DR. Asep Hilman mendukung penuh pencanangan GLS tahap pembiasaan yaitu 15 menit membaca setiap hari di seluruh sekolah di Jawa Barat. Dan mendorong 27 Kabupaten/Kota seJawa Barat untuk terlibat dalam tahap pengembangan dengan menunjuk sekolah-sekolah rintisan dan mengirimkan kepala sekolah beserta 1 guru dari tiap sekolah rintisan tersebut untuk dilatih dan siap melaksanakan program WJLRC dalam tahun anggaran tahun 2016-2017 secara serempak bersama 1300 sekolah rintisan lainnya. Pelaksanaan program selama 10 bulan langsung didata dan diolah secara statistik oleh Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, melalui web www.literasi.jabarprov.go.id

Pada Septemper 2015 bertempat di Adelaide South Australia pimpinan tertinggi provinsi Jawa Barat dan South Australia sepakat serta menandatangani MoU Sister Cooperation dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk kerjasama lebih lanjut dalam bidang pendidikan. Dalam lampiran perjanjian internasional antara kedua bangsa tersebut tercantum secara jelas bahwa keberhasilan pelaksanaan kerjasama WJLRC dan PRC dapat menjadi salah satu indikator kesuksesan program Sister Cooperation. 

Peserta WJLRC tahun 2012 sd 2017 merupakan para pionir kebangkitan budaya literasi di sekolah Indonesia. Kesuksesan melewati ujian ketangguhan komitmen, daya persistensi juga resiliensi, latihan menjaga disiplin dengan konsisten, serta memupuk karakter kerjasama, saling menghargai dan mendukung dalam kelompok diharapkan akan terpatri menjadi karakter unggul dlam diri peserta WJLRC. Figur dan energi positif dari para pemimpin Jawa Barat yang menjadi penantang dalam WJLRC pun diharapkan dapat mengalir lancar dan sukses membantu menanamkan karakter baik yang berharga.

Sumber: literasi.jabarprov.go.id