Berita duka warga lemahabang kulon sindanglaut kab. Cirebon. Innalillahi wainnailaihi rojiuun...
Senin sore 19 Juli 2021 saya dikejutkan kabar. Yudi pa kamil, tetangga di rumah kelahiran mengabarkan jika Ayi siang tadi meninggal dunia. Saya penasaran Ayi siapa yang dimaksud. Maklum, sejak tinggal di kota Cirebon saya jarang balik ke kampung halaman. Apalagi orang tua ibu tinggal sama saya.
Sore ini sengaja saya dan keluarga JJS jalan2 sore ke sindanglaut. Mencari buah2an daerah Japura untuk menu buka puasa Arofah. Sesampai di desa kelahiran, saya menyapa Yudi yang tengah sibuk mencuci motor di depan rumahnya.
Ayi ternyata bernama asli Ali. Ia adalah putera Bu Maeng. Bersaudara dengan Dede, Lili dan Empe (Slamet Santoso). Kediaman orang tuanya persis jalan gang menuju sumur gede. Sumur tua peninggalan Jepang.
Setelah dikonfirmasi nama kabar duka, saya sungguh dibuat kaget. Pasalnya sepekan lalu,
Minggu 11 Juli 2021 saya sempat bertegur sapa. Bahkan senda gurau dengan Kang Ayi.
Sebelum ia menyolatkan ponakan saya, Andin, puteri pertama kakak saya Ang Diding Sueb dan teh Euis yang wafat diusia 16 tahun karena sakit lama.
"Ente priben kabare Den? Masih ngajar ning SMP 4 (Kota Cirebon) atau wis jadi kepala sekolah," tanya Kang Ayi dengan ciri khas bersuara keras.
Obrolan sejenak itu ternyata akhir perjumpaan kita. Sejak nikah dengan ibu guru, Kang Ayi menetap di Desa Susukan Tonggoh Kec. Susukan Lebak Kab. Cirebon. Ia hijrah dari desa kelahirannya di Desa Lemahabang Kulon Kec. Lemahabang. Sekitar 10 Km. Ia tinggal satu RT dengan kakak saya Ang Diding Sueb.
Senin pagi menjelang siang, konon pria bernama asli Ali ini berpamitan kepada keluarganya hendak ada keperluan di Kota Cirebon. Kepergianya sempat dihalangi anaknya. Namun dengan mengendara motor seorang diri, ia mengalami kecelakaan lalu lintas dengan sebuah truk di jalan Kalijaga Kota Cirebon. Sekitar 15 Km dr kampung. Hingga nyawanya tidak tertolong.
Selamat jalan Kang Ayi... Semoga jannah menunggumu. Aamiin...