SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

September 12, 2020

KEBANGKITAN LITERASI KREATIF

Oleh : 
Deny Rochman

Apa itu literasi kreatif ? Pertanyaan itu cukup menggelitik bagi banyak orang. Seiring tema serupa yang akan diangkat oleh Komunitas literasi Gelemaca Kota Cirebon. Bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip dan koran Radar Cirebon menggelar acara talkshow. Acara yang dikemas dalam program Ngobrass, Ngobrol Santai Inspirasi di halaman kantor koran Radar Cirebon, Jumat (11/9) sore.

Hadir sebagai narasumber utama Bunda Literasi yang juga Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Herawati. Pembicara lainnya adalah Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Cirebon Drs H Jaja Sulaeman, M.Pd. Pembicara ketiga adalah CEO Radar Cirebon Group Yanto S Utomo. Acara disiarkan langsung juga melalui channel youtube dan instagram RCTV Radar Cirebon. Sejumlah undangan penting lainnya hadir, seperti dari DPRD, Dewan Pendidikan, penerbit dan toko buku, akademisi serta para pegiat dan komunitas literasi. 

Ini adalah acara kali kedua yang digelar komunitas literasi di Kota Cirebon. Sebelumnya, para pegiat literasi dari insan pendidikan ini menggelar acara serupa. Acara perdana digelar di Kedai Kopi Sandaran Hati di alun-alun timur Keraton Kasepuhan, 26 Agustus lalu. Kala itu tema yang diangkat tentang Wisata Literasi dan Masa Depan Cirebon. Dengan pembicara tunggal Bunda Literasi Dra Hj Eti Herawati, yang juga Wakil Walikota Cirebon. Nah, taklshow di Radar Cirebon masih satu paket dengan acara serupa di Kasepuhan. Biar literasi menjadi salah satu destinasi wisata, maka ia harus mentransformasi menjadi literasi inovatif dan kreatif. 

Boleh dibilang, dua event talkshow Gelemaca tersebut adalah program pengembangan yang saling melengkapi. Program membudayakan literasi di tengah masyarakat secara luas. Setelah sukses program webinar melalui zoom meeting pada masa work from home pandemi covid-19. Nah, memasuki masa transisi AKB, Gelemaca mencoba ekspansi program talkshow. Program kolaborasi dengan pihak kedua dan ketiga. Selama ini segmen Gelemaca menggarap literasi sekolah. Literasi melalui program CLRC--- Cirebon Leaders Reading Challenge. Sebuah program turunan dari West Java Leaders Reading Challenge (WJLRC) di Disdik Jawa Barat.

Dua talkshow "Ngobrass" mengangkat tema literasi. Literasi yang diangkat secara kreatif. Agar lebih seksi, lebih memikat dan punya daya tarik bagi masyarakat. Ujungnya, bagaimana dengan literasi ini Cirebon menjadi menarik untuk dikunjungi sebagai desinasi wisata di Jawa Barat. Dengan literasi, Cirebon bisa mendunia. Bersaing secara kompetensi manusia-manusianya. Namun masyarakatnya tidak terseret dalam pusaran globalisasi suram dan menjadi korban hoax. 

Dengan literasi kreatif, akan berdampak pada perbaikan ekonomi. Baik ekonomi Kota Cirebon maupun masyarakatnya, khususnya para pegiat literasi. Selama ini produktivitas para pegiat literasi tidak berbanding lurus dengan perbaikan nasibnya. Sekalipun mengembangkan literasi tak melulu mencintai dengan materi. Namun sentuhan hati dalam dunia literasi akan bisa berkembang jika pegiatnya merasa nyaman zona finansialnya.

LITERASI TRANSFORMATIF
Tentu mewujudkan mimpi literasi kreatif harus mengubah mindset para aktivisnya. Literasi tak melulu dipahami sebagai benda teks atau abjad. Tak cukup terhenti hanya baca tulis buku atau karya lainnya. Tidak hanya memproduksi ide dan konsep. Namun literasi memperkuat ketajaman analisis, mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mampu menjadi problem solving. Seperti disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Cirebon Drs H Jaja Sulaeman M.Pd.

Menurut penulis muda Syamsudin Kadir, literasi harus bisa mentransformasikan menjadi kekuatan nalar dalam mendesain produk-produk yang punya nilai jual. Produk yang dibutuhkan, diinginkan dan dicari masyarakat. Realitasnya hal itu belum banyak ditemukan di Kota Cirebon. Berapa banyak buku yang ditulis orang Cirebon. Berapa banyak produk-produk khas Cirebon berbasis literasi menyebar di dalam dan luar kota. Misalnya produksi kaos, souvenir yang berkisah tentang Cirebon. Bahkan budayawan Sucipto Akbar, mempertanyakan Cirebon kota literasi, seiring minimnya toko buku di kota ini 

CEO Radar Cirebon Group Yanto S Utomo mencontohkan seperti di negeri China atau negara maju lainnya. Di China, misalnya, bagaimana kekuatan literasi bisa menyulap pohon besar atau sebuah gunung menjadi destinasi wisata yang unik dan menarik. Obyek itu kemudian banyak di kunjungi orang dari beragam belahan dunia. Maka, gerakan literasi di Kota Cirebon diharapkan mampu berkembang. Salah satunya menuangkan gagasannya di rubrik Gelemaca Radar Cirebon. Sumber gagasan bisa dari kegiatan atau produk-produk khas Cirebon.

Bunda literasi Hj Eti Herawati sependapat dengan perspektif peserta  ngobrass. Bahkan Pemerintah Daerah Kota Cirebon sudah bergerak menata destinasi wisata berbasis kearifan lokal dan literasi. Misalnya obyek yang tengah dikembangkan salah satunya batik kriyan. Batik dengan memanfaatkan pewarna alamai buah kersem. Desainnya bersifat tematik dan berkisah. Sentra batik alami yang dirintis di RW 17 Kriyan Barat Pegambiran itu terus dipoles untuk pengembangan destinasi wisata Kota Cirebon. 

WISATA LITERASI
Literasi bisa menjadi destinasi wisata manakala ia tampil menjadi sesuatu yang menarik, unik dan mengundang perhatian banyak orang. Literasi baik tampil sebagai sebuah karya produk, atau hadir untuk melengkapi destinasi wisata lain. Sebagai karya tunggal, gerakan literasi bisa tampil berupa bentuk produk dan sifat. Bentuk produk misalnya berupa aplikasi, karya buku, majalah, jurnal, surat kabar bahkan aksesoris, souvenir dan kaos. Produk kaos kita pernah mengenal kaos Dagadu Jogja atau pabrik kata-kata Joger Bali. Di Cirebon pernah ada produk serupa tapi belum masif.

Karya literasi transformatif sedang dikembangkan di Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kota Cirebon. Penggeraknya adalah Ibu Lismah Rahmawati.  Dalam pengakuannya di depan narsum dan peserta Ngobrass, ia merasa terdorong untuk mengembangkan literasi kreatif di Perpustakaan 400. Sebuah perpustakaan daerah dibawah otoritas Dispusip. Lismah yang pernah tinggal di Eropa, terobsesi dengan program perpustakaan di negara yang ia kunjungi. Relawan Dispusip ini kemudian berproses bersama ibu-ibu berkresasi membuat beragam kerajinan tangan. 

Gerakan literasi sebagai gerakan mencerdaskan anak bangsa. Ia hadir menyiapkan generasi literat. Generasi yang.cerdas, kritis dan terampil dalam memenuhi tantangan kebutuhan jaman. Membuka kelas-kelas pendidikan dan keterampilan. Menggelar forum-forum diskusi, seminar, workahop dan pelatihan. Melanjutkan tantangan membaca dan menulis dengan beragam model. Membuat event-event challenge seperti jelajah literasi. Atau menjadi sumber referensi tentang apa itu Cirebon dengan segala dinamika dan informasinya. 

Bagaimana dengan literasi dalam bentuk non materi. Atau bagaimana posisi literasi dalam melengkapi destinasi wisata lain? Sinergitas menjadi kata kunci dalam pengembangan pariwisata di Kota Cirebon. Istilah itu pernah diusulkan dalam acara Ngobrass di Kedai Kopi Sandaran Hati Kasepuhan. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Cirebon Ma'ruf Nuryasa dalam acara itu berharap semua stakeholder SKPD dan pihak terkait bersinergitas dalam membangun pariwisata Kota Cirebon.

Literasi sebagai gerakan bisa memberikan kekuatan ide dan informasi kepada publik. Seluruh destinasi yang ada harus bisa dikemas secara apik dan menarik dalam beragam media promosi. Apakah berupa cetak, elektronik maupun digital. Setiap lembaga terkait media informasi wajib saling terkoneksi agar mudah di akses publik. Kendali tersebut dibawah koordinasi Dinas Pariwisata. Jika sinergitas sudah terpola, maka literasi sebagai salah satu kekuatan destinasi wisata di Kota Cirebon bukan sesuatu yang mustahil. Semoga! (*)

*) Penulis adalah Ketua Forum Penulis Cirebon dan pegiat literasi Gelemaca Kota Cirebon.