SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Mei 23, 2017

KARYA NOVEL KANG ABIK DIANGGAP SAMPAH

SALAM LITERASI novelis, guru dan siswa SMPN 4 Kota Cirebon
Apa yang menjadi kendala utama orang menulis buku? Dan tantangan apa yang pernah dihadapi penulis hebat? Pertanyaan ini terungkap dalam sesi tanya jawab acara Dakwah dengan Pena dengan nara sumber novelis best seller Ustadz Habiburrahman El-Shirazy. Kendati sebagai penulis hebat, kang Abik demikian biasa ia disapa, juga pernah mengalami kendala dalam menuangkan dan mengembangkan ide dan tulisan novelnya. Bahkan pernah ada pihak yang menilai tendensius jika karya novelnya dianggap sampah.

“Pernah ada orang yang iri dengan karya novel saya Ketika Cinta Bertasbih yang akan difilmkan. Orang tersebut mempengaruhi pihak film, ngapain memfilmkan novel sampah punya Habiburrahman. Buang-buang duit saja,” tutur Kang Abik menirukan ucapan kebencian dari orang tersebut kepada pihak sineas. Namun setelah Kang Abik membeberkan data-data prestasinya baik penjualan buku dan penghargaan yang ia terima pihak produser film tersebut semakin yakin. 

Menurut alumni Universitas Al Azhar Mesir ini, prinsip hidupnya tidak mau bermusuhan. Namun pihaknya siap untuk berkompetisi secara sehat (fastabiqul khoirot). Maka ketika novel karyanya dinilai sampah oleh kompetitor tersebut pihaknya tidak terpancing emosinya. Kang Abik justeru mencoba meyakinkan pihak produser dengan data-data dan prestasi atas novel yang ditulisnya.
 
Kang Abik menyerahkan hadiah novel barunya kepada peserta
Novelis yang rajin ceramah ini juga meyakini bahwa karyanya itu bagus. Bagusnya sebuah karya novel, kata dia, perlu daya kreatifitas dan pembelajaran yang terus menerus. Pihaknya mengakui, sebagai penulis hebat pun ia mengalami kendala dalam proses awal penulisan novel. Menurutnya kendala utama dalam menulis datang dari penulis itu sendiri. Karena penulis adalah profesi yang tidak dibantu oleh orang lain, berbeda dengan profesi lainnya yang diatur oleh sistem.

“Penulis itu manusia merdeka. Dia bebas mengatur waktu dan sistemnya. Berbeda dengan pegawai atau karyawan yang didisiplinkan oleh sistem yang ada. Sistem itu yang mengatur kinerja pegawai. Sedangkan penulis kedisiplinannya tergantung sendiri. Mau nulis saja silahkan, mau tidur juga silakan,” ungkap pria berkacamata ini.

Sekalipun penulis adalah manusia merdeka dan tidak terikat waktu, namun pihaknya menegaskan jika untuk menghasilkan sebuah karya yang bagus harus melalui proses latihan yang terus menerus. Kang Abik memberikan tips bagaimana agar bisa melawan kemalasan dalam menulis. Pertama, jadikan menulis sebagai ibadah. Menurut Imam Syuyuti, hukum menulis menjadi fardu ‘ain jika tidak ada orang lain yang bisa atau pandai menulis, apalagi menulisnya demi kemaslahatan umat.

“Seorang penulis bisa berdosa jika tidak mau menulis disaat tidak ada orang yang bisa menulis. Imam Ghozali selalu menulis jika melihat kemungkaran, karena itu tanggung jawab dia sebagai ilmuwan sekaligus ulama,|” ungkapnya sambil sesekali mempromosikan Kang Dede sebagai kandidat calon walikota Cirebon mendatang.

Tips berikutanya adalah menjadikan kegiatan menulis sebagai sebuah kebutuhan. Jika menjadi sebuah kebutuhan maka jika tidak menulis ia akan merasakan hal berbeda. Terakhir, seringlah bertemu atau bergaul dengan penulis produktif. Hal itu akan memberikan energi positif dalam menjaga semangat untuk terus menulis. Seperti yang dialami dirinya sehingga Kang Abik mampu menerbitkan beberapa karya novel Islaminya.  

Beberapa novel laris yang pernah Kang Abik tulis antara lain Diatas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005) Ketika Cinta Bertasbih (Republika-Basmala, 2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007), Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007) dan Bidadari Bermata Bening.

Dipenghujung acara seluruh peserta kegiatan melakukan foto bersama dengan para narasumber. Termasuk beberapa siswa SMP Negeri 4 Kota Cirebon dengan guru pendampingnya Bapak Deny Rochman, S.Sos., M.Pd.I menyempatkan diri untuk berbincang dan foto bersama penulis novel dan film best seller. 

Dipenghujung acara peserta melakukan foto bersama dengan penulis novel. Termasuk beberapa siswa SMP Negeri 4 Kota Cirebon dan gurunya menyempatkan berbincang dan foto bersama dengan penulis novel best seller dan filmnya. (pade)