SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Februari 17, 2017

PERAN BELADIRI TAPAK SUCI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA

Pendidikan karakter tidak melulu merupakan tugas dari sekolah, tetapi menjadi tugas semua pihak baik itu keluarga, tokoh masyarakat dan pihak lainnya. Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebagai pencak silat bernafaskan Islam memiliki peran penting dalam pendidikan karakter siswa.  

Dalam pembelajaran kurikulum Tapak Suci baik tersurat maupun tersirat ada aktifitas jasmani yang mendorong dan menuntut siswa untuk bersikap sportif, jujur, bekerja sama, saling menghormati, sabar, kerja keras, percaya diri, mandiri, disiplin, dan patuh pada aturan-aturan yang telah ditetapkan. 

Sebagai beladiri Islam Tapak Suci memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter generasi muda Islam. Terlebih perguruan silat ini tumbuh dan berkembang banyak dilingkungan pendidikan, mulai sekolah, pondok pesantren hingga kampus-kampus. Baik melalui kegiatan ekstrakuriluler (diluar jam pelajaran) maupun masuk dalam program muatan lokal (ekskul wajib dalam jam pelajaran).
Selengkapnya....


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia pada hakekatnya tidak hanya mencetak sumber daya manusia yang cerdas secara keilmuan, tetapi juga harus memiliki ketrampilan dan bermoral. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa “Pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (c) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (d) sehat, mandiri, dan percaya diri; (e) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab”. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.
Pendidikan karakter tidak saja merupakan tuntutan undang-undang dan peraturan pemerintah, tetapi juga oleh agama. Setiap Agama mengajarkan karakter atau akhlak pada pemeluknya. Dalam Islam, akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajarannya yang memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu aqidah dan syariah. Nabi Muhammad Saw dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Akhlak karimah merupakan sistem perilaku yang diwajibkan dalam agama Islam melalui nash al-Quran dan Hadis.
Berdasarkan publikasi Kemendikbud (2010:5) tentang hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat menunjukkan bahwa “Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill)”. Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan ditentukan hanya sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Soft skill merupakan bagian keterampilan dari seseorang yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Mengingat soft skill lebih mengarah kepada keterampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, membantu orang lain dan lainnya. Soft skill sangat berkaitan dengan karakter seseorang.
Menurut Goleman (1995) mengungkapkan “Pentingnya kemampuan menguasai emosi sebagai penentu keberhasilan akademik anak, melebihi kemampuan intelektual. Selanjutnya Goleman memaparkan bahwa 80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya sementara hanya 20% ditentukan oleh intelligence quotient nya”.
Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik dan perilaku yang baik sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Pendidikan karakter tidak melulu merupakan tugas dari sekolah, tetapi menjadi tugas semua pihak baik itu keluarga, tokoh masyarakat dan pihak lainnya. Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebagai pencak silat bernafaskan Islam memiliki peran penting dalam pendidikan karakter siswa.  Dalam pembelajaran kurikulum Tapak Suci baik tersurat maupun tersirat ada aktifitas jasmani yang mendorong dan menuntut siswa untuk bersikap sportif, jujur, bekerja sama, saling menghormati, sabar, kerja keras, percaya diri, mandiri, disiplin, dan patuh pada aturan-aturan yang telah ditetapkan.  
Sebagai beladiri Islam Tapak Suci memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter generasi muda Islam. Terlebih perguruan silat ini tumbuh dan berkembang banyak dilingkungan pendidikan, mulai sekolah, pondok pesantren hingga kampus-kampus. Baik melalui kegiatan ekstrakuriluler (diluar jam pelajaran) maupun masuk dalam program muatan lokal (ekskul wajib dalam jam pelajaran).

B.   Pokok Permasalahan
Penumbuhan karakter mulia siswa dalam proses pendidikannya mengalami berbagai tantangan dan rintangan. Perilaku penyimpangan dan kekerasan dari hari ke hari semakin meningkat di sekitar anak. Baik dpalam bentuk fisik maupun non fisik dalam berbagai bentuk, bisa langsung dalam pergaulan sehari-hari dan bisa tidak langsung melalui media massa. Ironisnya, remaja Indonesia tidak saja menjadi korban penyimpangan sosial tetapi pada lain kesempatan itu menjadi pelaku kekerasan. Begitu banyak pemberitaan media massa dalam beberapa kasus sadis melibatkan pelaku remaja.
Realitas remaja masa kini membuat miris banyak pihak lebih utamanya orangtua mereka. Bagaimana tidak, tindak anarkis dan tidak bermoral remaja menjadi ciri-ciri runtuhnya sebuah peradaban bangsa. Thomas Lickona (Ratna Megawangi, 2004), para pendidikan dari Corland University Amerika menyebutkan ciri-ciri kebangkrutan sebuah bangsa. Tanda-tanda tersebut antara lain (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk; (3) pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan; (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti narkoba, minuman keras, seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; (6) menurunnya etos kerja; (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru; (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; (9) membudayanya ketidakjujuran; dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
Tanda-tanda kemirisan remaja tersebut sudah sangat terasa bisa dijumpai dikalangan remaja-remaja di Indonesia. Apa jadinya bangsa ini jika patalogi sosial remaja tersebut dibiarkan tanpa ada solusi penyelamatan. Tapak Suci sebagai beladiri yang lahir dan tumbuh di Indonesia memiliki kepentingan besar dalam membantu mengatasi problematika dekadensi moral remaja Indonesia. Siswa Tapak Suci berkarakter masa depan Islam dan bangsa Indonesia berkembang dengan baik.
Namun demikian muncul pertanyaan menyangkut peran strategis Tapak Suci Putera Muhammadiyah :
1.      Apakah nilai-nilai karakter yang diajarkan dalam perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah ?
2.      Seperti apa konsep pendidikan beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah ?
3.      Bagaimana peran Tapak Suci dalam pendidikan karakter siswa ?






BAB II
PEMBAHASAN

1.    Falsafah Pencak Silat dan Nilai Karakter Tapak Suci
Sebagai bagian dari Pencak Silat nasional. nlai-nilai karakter Tapak Suci bisa terlihat dalam falsafah pencak silat.  Falsafah pencak silat disimbolkan dengan senjata pencak silat nasional (IPSI) berupa Trisula yang ujungnya tiga runcing. Filosofi Trisula bahwa pencak silat memiliki unsur seni, beladiri dan olahraga, dan gagangnya mewakili unsur mental-spiritual. Unsur seni menampilkan gerakan silat sarat dengan keindahan. Unsur beladiri berfungsi untuk melindungi diri atau orang lain dari gangguan atau kejahatan dari pihak lain. Unsur olahraga bahwa pencak silat bertujuan untuk kesehatan tubuh (badan). Sementara unsur mental spiritual bahwa pencak silat mampu membentuk kepribadian manusia yang baik, berbudi pekerti, tidak sombong dan peduli dengan orang lain.
Pola keseimbangan unsur pencak silat tersebut seiring dengan ajaran ilmu beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Hal ini bisa dilihat dari tata cara upacara tradisi Tapak Suci, makna lambang, ikrar siswa hingga motto perguruan. Motto perguruan yang berbunyi “Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, Tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi Lemah” menyimpan kekuatan supranatural (power of God) dalam diri pesilat Tapak Suci. Makna iman meliputi rukun iman sebanyak enam butir. Sedangkan akhlak sama dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku yang terpuji.
Ajaran Tapak Suci seperti ini membuat perguruan silat modern ini mengembangkan nilai-nilai keislaman dalam dunia persilatan yang memperhatikan aspek mental spiritual, namun tetap memperhatikan kekuatan fisik, ketrampilan teknik dan taktik dalam bertarung. Pola ini yang ditekankan dalam pembinaan dan melatih atlet, meliputi aspek fisik, teknik, taktik dan mental.
Kepribadian identik dengan karakter, watak, tabiat atau perilaku yang dimiliki oleh seseorang. Kepribadian yang terpancar dari seorang pesilat, khususnya Tapak Suci memiliki kekhasan tersendiri. Pesilat Tapak Suci tidak boleh sombong, tetapi harus percaya diri dan terbuka (jujur), suka berteman tapi menjauhi permusuhan dan prasangka. Memiliki motivasi berprestasi dan belajar, namun tidak emosional, stress, cemas, agresif dalam menghadapi situasi tertentu.
Tempaan dalam pendidikan pencak silat, khususnya mereka yang terbiasa naik turun panggung pertandingan, akanmembentuk karakter yang kuat terhadap atlet tersebut. Mereka akan biasa hidup rendah stress, cemas atau emosional dan motivasi rendah apalagi putus asa. Selama ini mereka terbiasa dalam latihan yang penuh “tekanan”, baik selama proses latihan maupun dalam menghadapi lawan tanding. Kebiasaan ini akan membentuk kepribadian pesilat tersebut dalam menjalani kehidupan diluar arena.
Terbentuknya kepribadian pesilat yang tangguh sehingga meraih puncak prestasi tentu membutuhkan proses waktu dan pola pembinaan yang terarah. Problem yang paling sulit dihadapi atlet adalah ketika kecemasan menderanya sebelum pertandingan dimulai. Kecemasan ini jika tidak bisa diatasi maka akan menurunkan motivasi tetapi melahirkan ketegangan psikis atlet. Disinilah perlunya rileksasi dan berfikir positif. Karena puncak prestasi akan tercapai jika ada keseimbangan fisik dan psikis.

2.    Konsep Beladiri Tapak Suci
a.       Sumber Kekuatan Beladiri
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci dan bersih, dosa terjadi setelah seorang manusia dipandang mampu menggunakan akal dan pikirannya (dewasa) sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam menjalani hidupnya. Manusia mulai mengenal beberapa macam kekuatan, yaitu
   1. Kekuatan alam;
   2. Kekuatan manusia yang timbul dari dalam diri manusia dan
   3. Kekuatan yang berasal dari Allah.
Kekuatan Alam yang dikandung oleh sifat fisis alam, dan masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan. Bumi yang dianggap memiliki kekuatan dahsyat, karena sanggup mengangkat tanah dan batu-batu, menghasilkan grafitasi dan sebagainya. Namun dalam ukuran yang seimbang, tenaga bumi kalah kuat dengan tenaga besi, tenaga besi masih kalah dengan tenaga api, adapun tenaga api kalah dengan tenaga air, tenaga air yang dapat mengalahkan tenaga api dan tenaga bumi, masih kalah dengan udara (gas). Udara dapat menimbulkan gelombang, kemudian udara tersebut akan mengatur gerak gelombang itu, tetapi sekuat-kuatnya udara, masih kalah kuat dengan "getaran Listrik". Pergeseran getaran listrik negatif dengan positif di udara akan menggoncangkan udara.
Kekuatan manusia. Sebagai umat Islam mempercayai bahwa manusia berasal dari Tanah (sari bumi). Sari bumi yang dimakan oleh manusia, pada proses selanjutnya sari bumi tersebut dialirkan keseluruh tubuh dengan zat besi yang selanjutnya terjadi proses pembakaran, proses pembakaran sangat membutuhkan zat oksigen. Selain itu manusia juga membutuhkan air untuk menyambung kelangsungan hidupnya, air tersebut berasal dari minuman, buah-buahan, dan sebagainya. Selain itu semua manusia juga mempunyai kekuatan listrik yang berpusat di Otak atau Syaraf, sehingga lndera dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa pada hakekatnya, dalam diri manusia terdapat semua sumber "kekuatan alam".
Kekuatan yang berasal dari Allah adalah kekuatan dari segala kekuatan. Semua kekuatan yang ada di bumi terutama kekuatan yang dipunyai manusia biasa merupakan kekuatan yang berasal dari Allah SWT, yaitu dalam bentuk rahmat dan karunia-Nya. Sebagai manusia bertuhan kita cukup berbahagia dikarunia tubuh yang lengkap dengan fungsinya masing -masing. Fungsi masing-masing organ tubuh yang dapat digunakan dengan tepat, panca indira serta kemampuan manusia untuk berihtiar mencari keselamatan dunia dan akhirat merupakan kekuatan yang berasal dari Allah SWT dan tiada ternilai.

b.      Keilmuan Tapak Suci
Ilmu beladiri Tapak Suci mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan Perguruan Pencak Silat yang lain. Tapak Suci merupakan pencak silat murni tradisional, karena menghimpun berbagai ilmu pencak silat, dan mengungkapkan ilmu-ilmu tersebut. Ilmu beladiri Tapak Suci termasuk aliran Rasional, yang memanfaatkan kemampuan akal, dengan memfungsikan kegunaan fisik beserta perangkatnya yang ada dalam tubuh manusia, sehingga dapat berfungsi secara tepat antara organ yang ada kaitannya satu dengan lainnya, serta saling isi mengisi, pada saat dibutuhkan.
Karena terbatasnya kemampuan akal, maka akal harus diisi dengan ilmu yang serba menyelamatkan manusia, dengan tidak mengabaikan peranan wahyu Allah, namun berusaha melaksanakan pesan pengarahan Allah.
Dalam dunia persilatan ada dua macarn “tenaga” yang digunakan untuk membela dirinya dari ancaman makhluk lain, yaitu;
1.       Tenaga luar
Pengertian tenaga luar menurut masyarakat pada umumnya adalah gerakan yang dilakukan oleh gerakan tubuh, namun menurut pengertian beladiri adalah tenaga yang dikomando oleh akal.

2.       Tenaga dalam (dulu lebih dikenal dengan sebutan tenaga cadangan)
Menurut pengertian masyarakat pada umumnya, tenaga dalam adalah kekuatan terpadu antara jasmani dengan kesadaran yang berhubungan dengan konsentrasi. Kekuatan Tenaga Dalam di Tapak Suci adalah perpaduan antara kekuatan fisik dengan kesadaran (konsentrasi), serba organis, tahu manfaat ketika menggunakannya, sadar fikiran serta inderanya, dan dilatih secara kontinyu.

Ilmu yang dituangkan dalam Tapak Suci berdasarkan pada kecepatan dan ketepatan, sehingga di Perguruan Tapak Suci tidak diajarkan mantera-mantera, lelaku, puasa khusus untuk mencapai ilmu tertentu dan sebagainya, tapi semua ilmu yang diajarkan selama ini adalah ilmu yang berdasarkan pada rasio. Adapun tinggi rendahnya kemampuan siswa maupun anggota Tapak Suci berdasarkan pada ketekunan individu tersebut.
Dasar keilmuan Tapak Suci sudah jelas adanya, yaitu tidak akan lepas dari sifat manusia sebagai kalifatullah di bumi, serta yang tidak pernah lepas dari Al-Qur'an dan Sunah Rasul. Dengan kenyataan tersebut sumber keilmuan Tapak Suci lebih dititik beratkan kepada pengertian manusia sebagaimana pengertian yang dikandung Al-Qur'an serta tanggung jawabnya sebagai hamba Nya untuk selalu beramar ma'ruf dan bernahi mungkar, serta menjauhkan dirinya dari perbuatan syirik yang tercela. Dan pada hakekatnya beladiri Tapak Suci adalah beladiri yang didasari pada penggunaan kecepatan, ketangkasan, Rasio, Iman serta Ketakwaan.
Secara umum, materi keilmuan beladiri untuk siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah adalah sebagai berikut :
I. TRADISI TAPAK SUCI
   1. Sikap Hormat
   2. Sikap Duduk
   3. Berdoa
   4. Cara Memakai Sabuk
   5. Sikap Awal
   6. Salam Perguruan

II. TATA GERAK KAKI
   1. Kuda-kuda Dasar
   2. Perubahan Bentuk Kuda-kuda
   3. Melangkah
   4. Sikap Balik
   5. Menggeser
   6. Pola Langkah

III. HINDARAN
        * Lima Bentuk Hindaran
IV. JURUS DASAR
        * 24 Jurus Dasar
 V. KELOMPOK JURUS DASAR
        * 13 Kelompok Jurus Dasar
VI. JURUS PERMAINAN
        * Delapan Jurus Permainan
 VII. PERMAINAN SENJATA
        * Pegangan
        * Putaran
        * Jurus Dasar
        * Kelompok Jurus Dasar
 VIII. TEKNIK PRAKTIS
        * Segi Praktis Tangan Kosong
        * Segi Praktis Bersenjata
ix. sabung terikat
x. sabung bebas

3.    Peran Tapak Suci dan Pembentukan Karakter
Sejak awal berdiri Tapak Suci sudah menempatkan diri sebagai perguruan silat yang bebas tahayul bid’ah dan khurafat (TBC). Komitmen ini terbangun sejak beladiri besutan kakak beadik Ahmad Wahab dan Ahmad Dimyati ini bergabung secara resmi dengan Muhammadiyah. Sejak itu segala bentuk jurus, gerak dan sepak terjang Tapak Suci jauh dari hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Konsep itu tertuang dalam kurikulum dan materi keilmuan Tapak Suci, misalnya dalam mkna logo/lambang perguruan, tata cara upacara pembukaan dan penutupan latihan, janji siswa dan motto perguruan.
Bunyi janji siswa Tapak Suci yaitu :
Ikrar Anggota
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
1.      Setia menjalankan ibadah dengan ikhlas karena Allah semata
2.      Mengabdi kepada Allah, berbakti kepada bangsa dan negara, serta membela keadilan dan kebenaran.
3.      Menjauhkan diri dari segala perangai dan tingkah laku yang tercela.
4.      Mencari perdamaian dan kasih sayang serta menjauhi perselisihan dan permusuhan.
5.      Patuh dan taat kepada peraturan-peraturan serta percaya kepada kebijaksanaan pimpinan.
6.      Dengan IMAN dan AKHLAQ saya menjadi kuat, tanpa IMAN dan AKHLAQ saya menjadi lemah.          
Laa hawla wa laa kuwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim

Ikrar anggota Tapak Suci Putera Muhammdiyah tersebut mengandung nilai-nilai karakter yang mulia bagi anggota beladiri tersebut. Makna yang mendalam terlihat dalam ikrar poin keenam, yang merupakan motto perguruan beladiri ini yaitu Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah. Laa hawla wa laa kuwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim
Tapak Suci sebagai ilmu beladiri Indonesia berada di bawah naungan Muhammadiyah memiliki dua kekuatan “jimat”. Jimat tersebut adalah kekuatan iman  dan akhlak sebagai moto perguruan pencak silat asal Yogyakarta tersebut. Secara lengkap Tapak Suci menuliskan, “Dengan iman dan akhlah saya menjadi kuat. Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.”
Bagi banyak orang yang mengerti tentang hakekat iman dan akhlak dalam kehidupan ini akan dibuat heran terhadap Tapak Suci yang memposisikan keduanya menjadi istimewa dalam motto beladirinya. Tidak sedikit pada perguruan lain, sumber kekuatan perguruan terletak pada sesuatu yang fisik dan keduniaan.  Mengapa iman dan akhlak menjadi sesuatu istimewa bagi perguruan beladiri Tapak Suci?

MAKNA IMAN
Iman menurut bahasa Iman berarti “pembenaran hati”. Sedangkan menurut istilah, Iman membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Secara terminologi iman adalah pengucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, pengamalan dengan anggota tubuh, bertambah dengan melaksanaan ketaatan dan berkurang dengan melaksanakan kemaksiatan.
Perwujudan iman harus dilakukan secara seimbang dan berkelanjutan. Tidak saja diyakini dan dibenarkan dalam hati terhadap kesaksian Allah dan Rosul-Nya melalui kalimat syahadat, tetapi juga harus diucapkan sebagai bentuk ikrar kepada masyarakat. Kesaksian publik diperlukan sebagai pengakuan banyak orang terhadap keimanan seseorang yang kemudian keimanan tersebut harus terlihat dalam perbuatan kita.

Sebagai contoh dalam hidup berumah tangga, misalnya, rasa cinta dan kasih sayang harus ditunjukan melalui keyakinan dalam hati, diucapkan dan dibuktikan kepada pasangan hidup kita. Sangat diragukan jika seorang suami mengaku dia sayang kepada keluarganya, namun dia tidak mau bekerja mencari nafkah hidup bagi keluarganya.
Keimanan seseorang harus dipupuk melalui pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman. Iman kepada Allah Swt, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, kepada Rosul-Rosul Allah, kepada hari akhir dan iman kepada Qada dan Qadar. Yang menarik, beragam iman kepada kitab-kitab dan rosul-rosul Allah menegaskan kepada manusia agar kita jangan melupakan sejarah masa lalu sekalipun kita hidup dengan kitab dan rosul yang berbeda.
Allah Swt berfirman dalam Surat An Nisa Ayat 136 : “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al Qur'an) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.”

HAKEKAT AKHLAK
Menurut Imam Al Ghazali adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa telalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama. Dari penjelasan tersebut maka disimpulkan bahwa yang namanya akhlak itu adalah dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan, dan timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih dahulu (otomatis).
Dalam pandangan agama Islam, akhlak memiliki tempat yang tinggi dan kedudukan yang terhormat. Pujian tertinggi al-Qur`an untuk Rasulullah Saw. adalah: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. al-Qalam/68: 4).  Dalam hadist Nabi Muhammad Saw  disebutkan : “Sesunggguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. al-Bukhârî).
Pada bagian lain, Allah Swt berfirman : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-Hujuraat: 13).
Makna taqwa adalah salah satu hal yg sangat penting yang meliputi tiga aspek dalam aktifitas kehidupan sehari-hari yaitu (a) moral, (b) karakter, (c) tingkah laku, dan (d) ekonominya. Kebagusan akhlak inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti binatang, tumbuhan bahkan syetan, iblis dan jin.

DUA KORELASI
Buah manis dari kekuatan keimanan tersebut adalah lahirnya akhlak mulia. Semakin kuat iman seseorang maka semakin bagus akhlak yang dimilikinya. Dengan kekuatan iman, maka seorang muslim tidak memiliki rasa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah Swt. “La ilaha illallah” tiada tuhan selain Allah. Kalima thoyibah tersebut merupakan cermin puncak kekuatan iman seorang muslim, seperti yang dituliskan dalam sebuah hadist Nabi Saw :
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan LÂ ILÂHA ILLALLÂH, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman.” (H.R Muslim).
Riwayat lain menegaskan betapa istimewanya akhlak mulia yang harus dimiliki manusia. Dari Aisyah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. Barsabda: “Sesungguhnya orang mukmin dengan budi pekerti yang baik, dapat mengejar  derajat orang yang selalu berpuasa dan selalu salat malam.:  (H.R. Abu Daud).
Iman dan akhlak bagaikan dua sisi uang logam, dwi tunggal. Keduanya menyatu saling melengkapi dan berhubungan. Dengan keimanan seorang muslim memiliki kepatuhan kepada Sang Khalik secara totalitas. Tiada rasa takut terhadap makhluk lainnya jika kita merasa benar. Efeknya aura akhlak mulia akan terpancar dalam kehidupan sehari-hari sehingga tetap berlaku sopan dan santun. Iman dan akhlak membangun jiwa manusia dalam hablum Habluminallah (hubungan dengan Allah Swt) dan Habluminannas (hubungan sesama manusia).
Dengan konsep keilmun Tapak Suci tersebut sangat mungkin akan membentuk karakter siswa. Penyebab pokok perubahan perilaku seseorang, menurut aliran behaviorisme, akibat adanya stimulus. Stimulus dalam pembelajaran yang dimaksudkan adalah operant conditioning yang dibentuk melalui materi bahasan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang pembelajar mengembangkan perilaku seperti yang dikehendaki dalam tujuan belajar (Hamzah B Uno, 2008). Dalam pandangan aliran ini, perilaku merupakan sebuah proses dari pengalaman dari belajar kemudian melahirkan pengetahuan dan berpengaruh pada perilaku yang baru.
Gambar 3.
Skema Perilaku dan Pengetahuan
versi Behaviorisme
 




Behaviorisme melihat manusia pada awal lahir tidak memiliki warna mental, karena hal itu akan dibentuk oleh pengalaman hidup individu tersebut. Dalam khazanah Islam disebut fitrah.  Pengalaman adalah satu-satunya jalan memiliki pengatahuan. Pengalaman indrawi atau perilaku masa lalu menentukan perilaku manusia, kepribadiannya dan temperamennya. Pengalaman yang berulang-ulang tersebut dalam istilah behaviorisme adalah conditioning (pelaziman atau pembiasaan). Pembiasaan ini akan terus terjadi ketika adanya perangsang pembiasaan  atau conditioned stimulus. (B.R Hergenhahn dan Matthew H. Olson, 2008, Mahmud, 2010).
Albert Bandura, psikolog sosial yang dekat dengan behaviorisme menjelaskan (dalam Mahmud, 2010), yang membentuk perilaku individu tidak hanya pelaziman. Menurutnya, ada proses lain yang dapat mempengaruhi perilaku manusia, misalnya, hukuman dan ganjaran. Jika kreatifitas anak didik selalu dihargai (diganjar), ia akan sering melakukannya. Sebaliknya apabila kreatifitas anak didik dicela ia akan menahan diri dari tindakan tersebut, walaupun ia memiliki kemampuan untuk melakukannya. Pada bagian lain Bandura menambahkan, dalam belajar terjadi karena peniruan dari anak terhadap orang di sekitarnya. 


BAB III
PENUTUP

Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebagai perguruan pencak silat berbasis Islam memiliki peran penting dalam pembentukan karakter siswa. Karakter mulia yang mengakar kuat pada siswa pada gilirannya nanti akan menjadi generasi tanggung umat Islam. Proses pembentukan karakter siswa Tapak Suci tidak lepas dengan konsep, tradisi, materi dan keilmuan beladiri yang dimiliki Tapak Suci. Implementasi tersebut dilakukan secara terus menerus, sistemik dan masif kepada peserta didik Tapak Suci khususnya di lembaga pendidikan formal.
Tantangan kegiatan Tapak Suci dalam pendidikan formal kedepan adalah bagaimana model, metode dan pendekatan pembelajaran pencak silat harus bisa adaptasi dengan kurikulum nasional yang sudah ada. Hal ini perlu mengingat ada beberapa sisi perbedaan dalam pendekatan metode pembelajaran beladiri dengan pembelajaran mata pelajaran umumnya. Namun demikian sebagai sebuah kurikulum Tapak Suci bisa diharapkan sebagai instutusi yang mampu mencentak karakter siswa.



DAFTAR PUSTAKA

Daniel Goleman,  1995, Emotional Intelligence; Why It Can Matter More than IQ. New York: Bantam Books.

B.R Hergenhahn dan Matthew H. Olson, 2008, Theories of Learning (Teori Belajar), Kencana Prenada, Jakarta.

Ratna Megawangi, 2004, Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa, Indonesia Heritage Foundation, Jakarta.

Deny Rochman, Jimat Kekuatan Tapak Suci, Makalah Al Islam disampaikan dalam Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kab. Cirebon di SMK Farmasi Muhammadiyah 1 Cirebon pada Selasa-Rabu,  8-9 Maret 2016.

M. Barie Irsyad,  Keilmuan Seni Beladiri Tapak Suci Sebuah Tinjauan Singkat, makalah disampaikan pada acara Sarasehan Tapak Suci, 13 Agustus 1991 di Gedung Bina Manggala - Yogyakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2010). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendikbud