SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Februari 13, 2017

ORANGTUA MESIN AMAL BAGI ANAK

Apakah anda masih pny orangtua? Masih memiliki orangtua atau tidak bukan hny dilihat dr fisik saja, jk ortu kita masih hidup bernyawa. Masih tinggal di dunia. Lebih dr itu pengakuan ortu msh ada bergantung sejauhmana kita memperlakukan ortu kita, apalagi keduanya sdh smakin uzur, kondisinya termakan usia.
.
Mestinya pny ortu adalah hal yg membahagiakan. Ada berkah dan ladang amal yg bisa diraih darinya. Yaaah bolehlah ortu kita sbg mesin amal anak2anaknya. Uniknya jenis mesin ini bekerja dg luar biasa. Jika mesin pabrik makin tua kian tdk produktif, tetapi sebaliknya mesin ortu makin menggila produksinya. Makin tua ortu kita makin besar ladang amalnya jika anaknya dg khusyu tumaninah, sabar, ikhlas dan totalitas mengurusnya. Insha Allah....

Kendati tak ada yg salah ortu tak pny anak. Malah tak sedikit ortu masuk neraka gara2 dia punya anak. Sebaliknya tak sedikit ortu ga pny anak malah dia melanggeng dg mudah masuk surga. Ortu yg masuk neraka karena anak, mereka gagal mendidik anak2nya mjd orang sholeh sholehah, bisa bermanfaat dan memberikan kebaikan bagi ortunya. Inilah pembeda ortu madul dalam pandangan Islam.

Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat: “Tahukah engkau siapakah yang mandul?” Para sahabat menjawab; “Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak”. Lalu Rasulullah bersabda; Orang yang mandul ialah orang yang memepunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia”. (HR. Ahmad)

Inilah siklus kehidupan dlm Islam yg sempurna. Manusia diawal dan diakhir hidup bagaikan bayi yg hrs dirawat dg baik. Merawat orangtua saat kita sdh dewasa sama halnya merawat amanat Tuhan saat bayi baru lahir. Mengabaikannya berarti kita sbg orang pengkhianat, lalai dalam menjalankan kepercayaan sbg makhluk paling mulia dr makhluk lainnya. Ganjarannya, neraka jahanam! Mau?

Siklus kehidupan inilah sering kita dengar hukum karma. Hukum karna relevan dengan hukum alam sunatullah. Hukum yang bekerja berdasarkan ketentuan Allah Swt. Hukum sebab akibat. Jika kita memperlakukan orangtua kita alakadarnya atau bahkan sewenang wenang, maka anak2 kita kelak akan memperlakukan kita tak jauh berbeda atau bahkan lbh buruk.

Apalagi bagi mereka yg scr biologis ga punya anak akan dicampakkan oleh orang2 disekitarnya. Naudzubillah... Lebih2 jika sikap kita sbg anak thd ortu tanpa sadar mempertontonkan kepada anak2nya maka perlakuan tak pantas akan dialami ortu kita double penderitaan. Ortu dihardik oleh anak dan cucunya. Astagrifullah....

Jadi, memperlakukan ortu kita bukan semata mata kewajiban anak kpd ortunya. Tdk skadar kewajiban utk menghindari murka Allah Swt shg kita terjerat pasal dosa besar. Murka Allah adalah murka orangtua. Atau hadist lain menyebutkan Menaati Allah adalah menaati orang tua, dan mendurhakai Allah adalah mendurhakai orang tua” (HR. Thabrani).

Lebih dr itu perlakuan bagi kita kpd ortu adalah investasi kita dimasa mendatang. Kelak jika kita sdh sepuh tua renta maka akan diperlakukan dg baik oleh anak2 dan keluarga besar kita. Disinilah hukum alam mulai bekerja. Kita merasakan apa yg dirasakan orangtua kita dulu. Karena tua itu adalah pasti, berbuat baik adalah pilihan.

Sebagai anak yg sdh berkeluarga kita sdh bisa merasakan perjuangan berat sbg ortu bagi keluarga kecil kita. Saat pernikahan, kita bertanya mungkinkah kita akan pny keturunan. Jika saat kecil tubuh kita tak dirawat dg baik oleh ortu kita sangat mungkin kita tumbuh berkembang sbg anak cacat, tak bebas bergerak krn keterbatasan fisik.

Bagaimana perasaan dag dig dug kita manakala menanti kelahiran buah hati kita. Apakah anak kita sempurna tanpa cacat, selamat, sehat dan kuat? Tentu semua itu ada campur tangan ortu yg merawat kita selama dlm proses penyemaian janin hingga melahirkan. Hal sangat mungkin kita akan terlahir cacat jika dulu ortu kita tak hati2 dlm membesarkan kandungannya.

Itu baru awal perjuangan ortu kita. Blm lg jatuh bangun dan kegetiran yg dialami ortu selama proses tumbuh kembang anak dr balita hingga dewasa dan menikah. Terasa kita tdk bisa membayar dg rupiah besarnya pengorbanan ortu, lebih2 perjuangan berat bagi seorang ibu.

Kita kini merasa hebat dan gagah. Sudah pny penghasilan, keluarga, rumah bahkan kendaraan sendiri. Tentu semua itu mampu kita raih krn ada keringat ortu disana. Ada upaya ortu mendidik dan mengajarkan ilmu berguna kpd anak2nya. Melalui dan atau tanpa guru2 di sekolah. Bayangkan jk semua itu tiada bisa jd kini hidup kita tak jelas arah.

Hal penting yg wajib disyukuri adalah Islam sbg agama warisan leluhur. Satu hal yg tak semua orang bisa merasakan nikmatnya beragama Islam. Sekalipun kita tak pernah bersyahadat scr langsung, sbg syarat keislaman seseorang dlm memeluk agama Islam. Berkat ortu kita Islam maka anaknya dg sndirinya Islam. Paling tdk dg kita berislam, kita berpotensi besar masuk surga. Garansi yg sdh tertulis dlm hadist nabi. Tp dg syarat dan ketentuan berlaku. Alhamdulillah...

Beban kerja ibu relatif lbh berat drpd seorang ayah. Selain ketika masa mengandung hingga mengurusi seluruh kebutuhan rumah tangga. Apalagi bagi ibu bekerja, jam kerjanya bertambah dua kali lipat. Pekerjaan di rumah dan pekerjaan di kantornya. Beratnya tugas dan tanggung jawab itu membuat agama lbh memihak memuliakan ibu.

“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan). Banyak nash hadist dan al Quran atas kemuliaan seorang ibu. Bahkan saat Meninggal kala proses persalinan dianggap syahid.

Nah bersyukurlah jika kita sdh berkeluarga masih memiliki kedua ortu terlebih yg tersisa seorang ibu. Rawat dan perlakukan dia dg sebaik baiknya. Lakukan sesuatu yg bikin ortu bahagia. Minimal jk kita tak mampu membantu secara materi paling tidak tenaga dan pikiran kita utk membahagiakan ortu. Jika kita tak mampu membantu, paling tdk kita jng merepotkan.

Pahami kebutuhan ortu kita. Apakah butuh teman, perhatian, pemberian, materi atau apa saja yg bikin dia tersenyum. Ingat, jangan pernah takut miskin ketika kita banyak memberi kpd ortu. Malah sebaliknya dg banyak membahagiakan ortu, rejeki kita malah bertambah. Banyak dalil dan pendapat yg membenarkan alasan itu.

“Bila seorang hamba (manusia) sudah meninggalkan berdo’a bagi kedua orang tuanya maka sungguh akan terputuslah rizkinya” (HR. Ad Dailami). Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23)”

Jangan sampai kita menyesal membiarkan mesin amal anak2nya tak berfungsi dg baik. Kita baru sadar dan menangis manakala ortu kita sdh membujur kaku dibalut kain kafan. Sdh tak ada maknanya apapun tangisan kita, pemberian dan pengorbanan kita ketika ortu sdh berpindah ke tempat tidur di alam kubur. Astagfirullah.... 
Wallahu'alam bishowab.
Pronggol dini hari 6217