SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

April 21, 2016

DAKWAH PENCERAHAN BERBASIS KOMUNITAS

Oleh :
Somantri Perbangkara



“Gerakan Pencerahan menuju Kabupaten Cirebon Berkemajuan,” merupakan tema Musyda Muhammadiyah Kabupaten Cirebon kedua setelah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota dan Kabupaten Cirebon dipisahkan sesuai AD & ART Muhammadiyah Bab V Pasal 9 Butir 3. Apabila tema itu bisa terumuskan dengan tepat, baik dan benar maka akan menjadi kontribusi penting bagi Kabupaten Cirebon sebab PDM Kabupaten Cirebon yang pertama membuat aplikasinya secara nyata bersamaan launcing selasa (19/04/2016) lalu di UMC. Aplikasi Islam berbasis android bekerja sama antara PDM Kabupaten Cirebon dengan pemerintahan Brunai Darussalam. Momen itu adalah tonggak sejarah Cirebon bersama Muhammadiyah dalam membuka babak baru berkeadaban maju.

Memahami tema musyda. Gerakan bisa dimaksudkan sebagai proses aksi/kegiatan yang tidak ada henti-hentinya. Muhammadiyah tidak boleh berhenti pada satu kepuasan kegiatan positif melainkan terus tetap melakukan aksi-aksi lain walau tampak sederhana. Dalam pengertian lain; gerakan membuktikan organisasi itu selalu bergerak, adanya dinamika, tidak pernah berhenti berjuang, tetap menunjukkan adanya kehidupan, berdakwah, dan beramal saleh untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan.


Yunahar Ilyas Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010-2015 memknai Pencerahan itu mempunyai tiga unsur: pembebasan, pemberdayaan, dan memajukan. Muhammadiyah berusaha membebaskan manusia dari penyembahan sesama makhluk menuju penyembahan Khalik semata. Dalam pengertian lain membawa manusia dari kemusyrikan menuju tauhid, dari kekufuran menuju Islam, dari kedurhakaan menuju ketaatan, dari kejahatan menuju kebaikan, dari kebohongan menuju kejujuran, dan dari perbuatan munkar menuju perbuatan makruf.

Muhammadiyah sejak awal berdiri berjuang tanpa kenal lelah membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan, kebodohan, dan kemiskinan. Dari konsep Tauhid ini menjadikan manusia bertindak rasional, efektif, efisien, selalu mengerjakan kebaikan, dan ingin memberikan manfaat bagi orang lain. Wajar kiranya selain dakwah bil-lisan juga ditempuh dakwah bil-hal dengan mengupayakan tindakan-tindakan kritis mengatasi persoalan-persoalan manusia secara elementer.

Islam Berkemajuan bukan didasarkan pada upaya mengubah hukum Islam melainkan upaya kritis aktualisasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai solusi, fungsi dan arti dari ajaran Islam itu sendiri. Alqarni memaknai Islam itu pada hakikatnya agama yang berkemajuan, karena itu penting untuk ditonjolkan watak dasar Islam yang maju itu. Dari pemikirn tersebut hakikat mendalami, memperluas, memaknai Islam secara komprehensif harus diurai dirumuskan untuk menemukan makna konsep gerakan yang implementatif.

Ada lima pondasi Islam berkemajuan yang menjadi karakter Muhammadiyah, yaitu : (1) tauhid murni yang merupakan doktrin sentral Islam; (2) memahami Al-Qur’an dan Sunnah secara mendalam; (3) melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif; (4) berorientasi kekinian dan masa depan; (5) bersikap toleran, moderat dan suka bekerjasama (Abdul Mu’ti:2009).

Aktivitas dakwah yang dilakukan Muhammadiyah secara esensi, fungsi, dan pelaksanaannya merujuk pada prinsip dakwah Islam pada umumnya. Namun, Muhammadiyah mempertimbangkan faktor-faktor kondisi sasaran dakwah.

Dakwah Pencerahan yang dilaksanakan Muhammadiyah sebagai perwujudan dari gerakan pencerahan memasuki abad kedua sejatinya merupakan dakwah Islam itu sendiri. Dalam “Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua” dinyatakan, bahwa:“Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan pencerahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural.

Gerakan pencerahan menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama.”

Dinyatakan, bahwa: “Muhammadiyah dalam melakukan gerakan pencerahan berikhtiar mengembangkan strategi dari revitalisasi (penguatan kembali) ke transformasi (perubahan dinamis) untuk melahirkan amal usaha dan aksi-aksi sosial kemasyarakatan yang memihak kaum dhu’afa dan mustadh’afin serta memperkuat civil society (masyarakat madani) bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Dalam pengembangan pemikiran Muhammadiyah berpijak pada koridor tajdid yang bersifat purifikasi dan dinamisaai, serta mengembangkan orientasi praksis untuk pemecahan masalah kehidupan. Muhammadiyah juga mengembangkan pendidikan sebagai strategi dan ruang kebudayaan bagi pengembangan potensi dan akal-budi manusia secara utuh.

Sementara pembinaan keagamaan semakin dikembangkan pada pengayaan nilai-nilai aqidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalat-dunyawiyah yang membangun keshalehan individu dan sosial yang melahirkan tatanan sosial baru yang lebih relijius dan humanistik. Demikian kira-kira rumusan penting dari Muktamar Muhammadiyah Makasar.

Bagi Muhammadiyah, “Model Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas” merupakan bentuk aktualisasi dakwah Islam yang diperankan gerakan Islam ini dengan perhatian atau fokus pada kelompok-kelompok sosial khusus yang disebut “komununitas”. Namun dalam dakwah pencerahan tersebut dikembangkan pendekatan dan strategi yang lebih relevan untuk menghadapi berbagai komunitas yang berkembang di masyarakat sesuai dengan karakternya masing-masing ke dalam suatu model dakwah yang aktual. Pendekatan dan strategi dakwah tersebut difokuskan pada kelompok-kelompok masyarakat yang tergolong dalam komunitas.

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas dalam kamus sosialogi diartikan satuan sosial yang didasari oleh lokalitas. Relasi dan pola hidup komunitas pada ummnya homogen, yang terdiri atas berbagai kelompok, sehingga dapat dijumpai heterogenitas komunitas yang tmbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Muhammadiyah memahami perkembangan mutakhir, konsep komunitas digunakan untuk menandai rasa identitas tertentu yang mungkin terikat atau tidak terikat pada lokasi geografis. Seiring dengan perkembangan kehidupan modern dan posmodern yang menciptakan realitas baru seperti halnya dunia sosial media, maka konsep komunitas makin menunjukkan relasi kehidupan antar manusia yang bersifat komunitas terbayang (immagined community) atau komunitas maya (cyber community) yang memiliki relasi sosial tertentu yang spesifik. Komunitas terakhir itu disebut juga sebagai ‘virtual communit’ yatau komunitas virtual.

Komunitas virtual adalah sekelompok orang yang muncul berdasarkan adanya kepentingan yang sama oleh berbagai pihak dan timbulnya interaksi secara berkesinambungan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunitas tersebut.

Dari komunitas virtual ini akan lahir komunikasi virtual. Alhasil Muhammadiyah telah melakukan lompatan jauh menerobos pola-pola dakwah yang belum dilakukan organisasi lain. Boleh jadi Aplikasi Islam adalah lompatan jauh kepemimpinan PDM Kabupaten Cirebon yang gemas terhadap peluang/momen dunia maya yang dirampok habis dunia hiburan dan pebisnis dengan meninggalkan pendidikan nilai bagi komitas virtual.

Dalam komunitas virtual mereka berinteraksi tanpa wujud tanpa suara murni juga tidak memerlukan ruang waktu. Wujud komunikasinya melalui internet, e-mail, chatting dan web. Aplikasi Islam melalui android dalam memahami nilai Islam secara edukasi akan bisa diakses selama komunitas bisa menyesuaikan dengan bahasa yang digunakan dan tidak menjadi manusia k’tek (ketinggalan teknologi).

Secara umum komunitas virtual selain bisa bermain musik, juga berbagi pengetahuan, pengalaman, bisnis, bertransaksi, mencari kenalan hingga jadi biro jodoh. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, semua itu akan terjadi. Salahnya adalah apabila tidak ditawarkan edukasi Islami sebagai bentuk dakwah Islam. Dalam kegersangan tauhid, tersingkirnya dunia klenik sebagai pelarian masalah bagi orang yang hidup di alam peramu, aplikasi Islam adalah solusi. Termasuk solusi peniadaan Tuhan bagi kehidupan posmodernisme.

Secara argumentatif Beatty (1986 dalam Thai Fung Jin, 2002) dan Thomson et al (1991) dalam telaahan dalam waktu berbeda menyepakati bahwa motivasi untuk mengadopsi dan menggunakan teknologi informasi mungkin berhubungan lebih banyak dengan perencanaan pada masa datang dari pada menunjukkan kebutuhan sekarang. Tampaknya Muhammadiyah memahami perspektif itu dan menangkapnya untuk mengembangkan Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas.

Dengan demikian dakwah pencerahan sesungguhnya merupakan dakwah Islam dengan pendekatan transformasi yang membawa proses membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam bukan sesuatu yang impsible dirasakan masyarakat Kabupaten Cirebon dan penduduk global. Dari Cirebon ini Muhammadiyah pertama kali melakukan Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas sebagai bukti kecintaan pada Cirebon dengan berprinsip; Khairunnas anfa-Uhum lil-Nass ! Cirebon adalah tonggak dan sejarah bagi dakwah berkemajuan. Semoga.

Cirebon, 21 April 2016