SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Juni 26, 2020

WA MEDIA ALTERNATIF PJJ

Sudah memasuki bulan ke-4 anak belajar di rumah. Namun tak sedikit guru yang masih galau mencari media dan model pembelajaran. Kendati banyak media, situs dan aplikasi dalam mendukung pembelajaran jarak jauh (online), namun tak sedikit mengalami kendala teknis.

****

Ada banyak media, situs dan aplikasi untuk kegiatan PJJ. Situs dan aplikasi itu bisa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu (1) platform pembelajaran, seperti edmodo, google classroom, seesaw; (2) asesmen, seperti kahoot dan quizizz; (3) tatap muka online, seperti zoom meeting, google meet, webbex; (4) pengelolaan pembelajaran, seperti Classdojo.

Beragam situs dan aplikasi pembelajaran online di atas sudah banyak yang membahasnya. Sekalipun dalam tataran implementasi  mengalami kendala. Ada kendala akses jaringan, keterbatasan kuota, ketiadaan kepemilikan ponsel, low speksifikasi smartphone, belum mengerti aplikasi, hingga belum terbiasa pembelajaran berbasis aplikasi online.

Whatsapp atau disingkat WA adalah satu dari banyak media sosial yang ada. Medsos lainnya seperti youtube, facebook, twitter, line, instagram dan sebagainya. Aplikasi chat dimiliki perusahaan Facebook ini bisa menjadi pilihan sebagai media PJJ. Ada beberapa sisi perbedaan fitur atau fasilitas WA dengan aplikasi khusus pembelajaran online.

Kendati aplikasi chat, namun WA bisa dimanfaatkan untuk kegiatan PJJ di masa pandemi virus corona. Dengan WA memiliki keuntungan dan keunggulan tersendiri. Dibandingkan dengan media, situs, atau aplikasi sejenis atau aplikasi khusus pembelajaran lainnya.

Keunggulan WA antara lain : pertama aplikasi chat ini sangat mudah dioperasikan semua lapisan masyarakat. Cara kerjanya sama dengan fitur SMS (short message service) pada telepon seluler GSM/CDA. Sehingga masyarakat sudah terlatih sejak lama. Bedanya jika WA sekarang lebih lengkap fasilitas layanannya daripada SMS.

Aplikasi ini memudahkan masyarakat dalam mengirim pesan, menelfon, video call, mengirim pesan audio, mengirim gambar, dan hal-hal lainnya. Selepas hilang masa kejayaan Pin BBM, kini orang lebih demen dengan WA. Pendaftarannya pun mudah, tinggal registrasi nomor seluler tak perlu akun email sehingga mudah diingat.

Kedua, jumlah pengguna WA lebih banyak dan sering daripada aplikasi lain. Aplikasi yang pertama diluncurkan pada 2009 ini sudah menjadi bagian hidup  . Sejumlah riset teknologi membenarkan hal itu. Salah satunya tempo-Institute.org memberitakan penggunaan media sosial masyarakat Indonesia pada tahun 2018.

Menurut berita yang dirilis pada 8 Agustus 2019, posisi WA berada diurut  nomor dua setelah youtube. Tercatat, sebanyak 83% dari total populasi masyarakat Indonesia menggunakan WhatsApp. Dibawah WA ada facebook, instagram, disusul aplikasi lainnya seperti line, twitter dan sebagainya (baca selengkapnya di https://tempo-institute.org/berita/persentase-pengguna-media-sosial/).

Ketiga, tarif penggunaan WA relatif lebih murah dibandingkan aplikasi lainnya misalnya youtube. Aplikasi video tersebut kendati banyak diakses orang namun cukup banyak memakan kuota data. Dengan penggunaan WA untuk pembelajaran, anak tak lagi harus mengunduh dan menginstall aplikasi lain. Sehingga tak lagi mengurangi kapasitas memori internal maupun eksternal. Belum lagi jika fitur yang dipakai dalam format video. (Bersambung)

Cirebon,  Juni 2020

Deny Rochman
Pegiat Literasi Kota Cirebon