SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

April 14, 2018

MENANTI ANAK KEMBAR YANG TERTUNDA

Kamar 225 menjadi "misteri" bagi saya dan isteri. Kamar di ruang Kamelia RS Putera Bahagia Cirebon ini sudah kenal sejak 2011 silam. Tahun ketika kami berdua harus merelakan anak yang sudah lima tahun dinanti. Anak kedua itu layu sebelum berkembang di usia kandungan 4 bulan. Kepergian jabang bayi itu memecahkan tangis di pagi yang sunyi.

2016, di kamar yang sama isteri berbaring lemas. Menanti proses persalinan yang dipaksa. Dipaksa caesar karena alasan kondisi kesehatan isteri. Tensinya terus menanjak di usia kandungan yang tinggal injury time. Caesar dianggap menjadi pilihan terbaik untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Lahirlah anak laki-laki dengan bobot 3 kg. Kini si gagah diberi nama Nabil Faiz Fadilah.

Caesar anak kedua menjadi babak baru sejarah keluarga kami. Tindakan operasi model persalinan ini memang mulai akrab di jaman kekinian. Kendati istilah kedokteran itu sudah lama dikenal, namun bagi orang-orang ndeso seperti saya, lahir lewat proses caesar sesuatu yang menakutkan. Takut karena jalani proses pembelekan perut. Takut karena ongkos persalinanya besar.

Rasa takut itu membuat kami berusaha mati-matian bagaimana saat proses kehamilan anak pertama. Anak yang juga lama lima tahun dinanti itu jangan sampai harus melalui pembedahan. Hasilnya lumayan. Kendati air ketuban sempat bocor bahkan nyaris habis. Kendati bobot bayi 3 kg lebih. Kendati nafas isteri tersengal-sengal namun kami menghindari caesar. Bayi di vacum.

Itu dulu. Jaman sekarang, persalinan cara caesar menjadi rekomendasi dunia medis obstetri dan ginekologi (SpOG). Alasan yang sering didengar adalah untuk menghindari ibu dan anak lahir. Menurut informasi, kematian ibu dan bayi saat jalani proses persalinan terus meningkat. Ini akan mengancam kelangsungan hidup manusia di muka bumi.

Urusan caesar tak lagi pilihan bagi orang berduit. Mereka dari kaum dhuafa pun bisa menjajal persalinan pembedahan itu. Tinggal siapkan mental dengan resiko yang dihadapi. Khususnya resiko jangka panjang pasca caesar. Untuk kesiapan fulus, negara sudah menanggungnya melalui program BPJS, asuransi kesehatan. Sejak itu dunia bedah membedah lahiran makin akrab dikalangan wong cilik.

Jumat malam 13 April 2018, isteri kembali lagi ke kamar 225. Setelah jalani pemeriksaan marathon dengan dr. Anwan Sandi, S.pOG di klinik Ummi, dr. Amel Suganda. S.pOG di RS Sumber Kasih dan dr. Hermawan. S.pOG di klinik Famina. Dokter kandungan terakhir memaksa isteri harus segera dirawat di rumah sakit. Hasil cek tensi darah mencapai 170.

Padahal cek tensi sebelumnya, baik oleh dua dokter selain Hermawan maupun dua bidan Bd Nino dan Bd Nuning tensi isteri dinyatakan normal. Termasuk saat dokter Eka Prasetyo, SpOG.

Sesuai diagnosis medis, kandungan isteri baru 35 minggu. Kurang sekitar 2 pekan lagi debay dinyatakan siap melahirkan. Jika terpaksa dilakukan persalinan caesar karena alasan kesehatan maka kemungkinan bayi lahir prematur. Itu artinya debay harus masuk ruang NICU. Di ruang pemulihan ini paling tidak butuh waktu dua minggu. Kendati dokter lain berpendapat, jika bobot bayi di atas 2,5 bayi bisa dikatakan normal.

Anak pertama kami kini sudah kelas 6 SD di usia yang masih belia. Kami kasih nama Nabil Zulfah Salsabila. Tafsir bebasnya anak perempuan cerdas dekat dengan mata air di surga. Sementara anak ketiga Nabil Faiz Fadilah harapannya anak laki-laki yang cerdas menuju kemenangan yang utama. Kini usianya belum 2 tahun, namun akan memiliki adik. Sering kami sebut, anak kembar yang tertunda. (PaDE)