SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Maret 13, 2017

MELECEHKAN ILMU AWAL KEHANCURAN

__________________
Oleh: Deny Rochman
---------------------------
Ah teori... Kata-kata tersebut sempat populer seirin
g populeritas sebuah iklan komersial di televisi. Penggalan dialog yang mengkritik realitas kehidupan negeri ini yang selalu berbeda dengan konsep, teori dan peraturan yang ada. Sindiran itu sampai berujung pada anggapan salah kaprah bahwa aturan dibuat itu untuk dilanggar. Menunjukan ada dikotomi antara teori dan realita, antara dunia kampus (sekolah) dengan dunia usaha.

Ujaran itu pernah terungkap dalam debat kandidat pilkada DKI Jakarta. Paslon nomor dua, Ahok mengkiritik paslon ketiga Anies yang cenderung berfikir normatif dalam membuat program kerja. Dan dibanyak tempat cara berfikir Ahok tsb banyak meracuni mindset para birokrat, politisi, pengusaha dan lainnya yg terkontaminasi cara kerja mafia. Cara kerja yang berseberangan dengan tata aturan.

Jika sudah demikian, maka jangan heran jarang sekali mereka yang memiliki integritas intelektual, sosial dan moral. Istilah lainnya orang2 idealis, tidak memiliki tempat yang layak. Sebaliknya berbagai posisi kunci dalam sistem yang berkembang adalah mereka yang lbh mengedepankan modal nekat alias bonek, pragmatis dan oportunis. Sekalipun ada yg memiliki integritas intelektual, cerdas, namun msh memiliki kompomi praktek oplosan antara yang haq dan yang batil.

Sementara mereka yg dinilai idealis cara berfikirnya normatif, kaku, tidak realistis sehingga sulit berkembang, tidak inovatif dan kreatif. Karena sepak terjangnya selalu dipagari dengan aturan-aturan dan teori membuat tidak leluasa mengambil keputusan. Ini yang keliru. Ini yang namanya melecehkan ilmu. Padahal berfikir normatif, teori dan konsep dua hal berbeda dg berfikir kreatif dan inovatif.

Iman, Ilmu dan amal mesti bekerja saling mendukung, selaras berkesinambungan. Bukti itu memperkuat ungkapan the right man and the right please. Satu pekerjaan harus diisi oleh orang yang tepat, berkompeten, paham dan mampu dg tupoksi pekerjaanya. Jika tidak demikian, maka seperti diingatkan Rosulullah Saw, semua urusan itu akan resak, berantakan dan hancur.

Mereka yg alergi teori dan konsep boleh jadi adalah orang2 yg hidupnya anti keteraturan. Bahkan anti agama dan berpotensi memiliki jiwa atheis, menapikan keberadaan Tuhan dalam hidupnya. Tuhan cukup dihadirkan saat mereka membutuhkan utk mengatasi masalah hidup. Selebihnya Tuhan tidak boleh dan tidak perlu tahu urusan manusia dalam berburu kebahagiaan dunia.

Maka perlunya iman, ilmu dan amal harus beriringan dan saling menguatkan? Imam Ghazali berkata: ``Ilmu tanpa amal adalah gila. Dan pada masa yang sama, amalan tanpa ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan berlaku dan sia- sia.'' Beramal tanpa ilmu, dan ilmu tanpa amal itu ditolak. Maka itu karena sangat pentingnya ilmu dalam hidup, Islam mewajibkan pemeluknya untuk mencari ilmu.

Imam Syafi'i pernah berujar Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu.

Mengapa harus pakai ilmu? Ilmu itu makanan otak, makanan ruhani agar manusia bisa survive melakoni hidupnya di dunia. Sejak manusia singgah di bumi, Allah Swt sudah menyiapkan segala kebutuhan manusia hidup di bumi. Tinggal manusianya bagaimana menjaga dan merawat bumi ini. Bagaimana mengolah segala sumber daya alam yang Allah sdh siapkan bagi kemaslahatan makhluk bumi.kelangsungan kehidupan dunia. Ujungnya, kerusakan yang akan nampak di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia yg salah berfikir dan bertindak tanpa iman, ilmu dan amal.

Pentingnya ilmu, diwajibkan menuntutnya sejak dini. Ibarat pohon, ilmu itu adalah akarnya. Ibarat bangunan, ilmu itu adalah pondasinya. Jika akar dan pondasinya kuat, maka pohon dan bangunan itu akan berdiri kokoh, kuat dari terjangan angin, badai dan petir. Nah tinggal bagaimana pohon dan bangunan itu tampak indah, bagus dan terawat, perlu iman dan amalan.

Jadi tak ada alasan kita menghardik ilmu, teori dan konsep. Toh mereka yg melecehkan dan merendahkan peran ilmu sebenarnya juga jabatan mereka sekarang juga karena ilmu. Mereka dibesakan dari kecil hingga memiliki kehidupan yang layak dan mapan juga karena ilmu. Sayangnya mereka kurang iman sehingga melecehkan ilmu shg amalan mereka rusak.

Masihkah mau berujar dengan ucapan: Ah... Teori! Jika kita masih menyepelekan bahkan melecehkan fungsi ilmu maka itu petanda kita tidak mau hidup dalam keteraturan norma. Itu petanda awal kehancuran hidup kita. Apabila virus ini berkembang liar, maka kerusakan sistem akan semakin menjadi-jadi. Tak ada tempat lagi di dunia ini buat mereka yang idealis, moralis, agamis. Saat itu Allah Swt secara perlahan tapi pasti memanggil mereka lbh dulu pulang ke kampung akherat. Wallahu'alam bishowab....(*)

Prokem Cirebon, 13.03.17.01:46.

*) Penulis adalah pecinta kegiatan literasi asal Kota Cirebon.