SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Agustus 18, 2016

LITERASI KEMAMPUAN ABAD XXI

Salah dari tiga kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam menghadapi persaingan abada ke-21 adalah kemampuan literasi. Kemampuan ini terkait tingkat membaca, menulis dan analisis siswa dalam ilmu pengetahuan dan mencermati realitas sosial. Dua skill lain yang perlu dikuasai adalah dua karakter dan empat kompetensi.

“Budaya literasi itu merupakan kemampuan yang harus dimiliki anak didik kita dalam menghadapi tantangan masa depan jaman. Kemampuan literasi tersebut menjadi sudah modal dasar di negara-negara maju sebagai bagian karakter dan budaya,” ungkap Firman Adam, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Jawa Barat, Kamis (18/8).

Pernyataan itu disampaikan Kabid Dikdas di depan 100 peserta workshop literasi sekolah perintis di Jawa Barat dalam sesi pembukaan workshop. Workshop di Hotel Takashimaya Lembang Kab Bandung tersebut diikuti dari unsur guru dan kepala sekolah. Di tempat terpisah, kegiatan serupa diikuti 200 peserta (dua angkatan) di Hotel BMI.


Firman menyebutkan,  budaya literasi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik. Kemampuan dasar ini akan mendukung penguasaan dua kemampuan dua karakter dan empat kompetensi. Karakter moral dan kerja disatu sisi serta empat kompetensi tersebut adalah kreatifitas (creativity), berfikir kritis (cricital thinking), komunikasi (communication) dan kolaborasi (colaboration).

“Melalui gerakan literasi sekolah di Jawa Barat kita akan menumbuhkan budaya literasi dasar anak-anak kita. Dengan program West Java Leader’s Reading Challenge (WJLC), kita dekatkan kembali anak-anak kita dengan buku. Kita akan memulai dari sekolah, maka tolong mulai benahi perpustakaan sekolahnya. Literasi harus dimulai dari kepala sekolahnya, gurunya lalu ke para siswa,” Urai Kabid Dikdas sambil memaparkan data pendidikan di Jawa Barat.

Pihaknya berharap, agar kepala sekolah dan guru mulai menata kembali sarana perpusatakan sekolahnya masing-masing. Keseriusan tersebut sama pentingnya saat sekolah lebih serius memperhatikan data dapodik siswa dan guru. Jangan hanya terhadap serius dua data tersebut karena terkait dengan pencairan jumlah dana BOS dan dana sertifikasi. Jika masih ada kondisi perpustakaan masih memprihatinkan agar segera diatasi.

“Tentu untuk membenahi masalah literasi tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa. Yang sulit adalah bagaimana membangun dan menjaga komitmen kita dalam mengatasi berbagai masalah tersebut. Nah bapak ibu semua yang hadir disini adalah orang-orang pilihan yang diharapkan memiliki komitmen yang kuat,” tandas Kabid Dikdas ini. (denyr)

Sumber:literasi.jabarprov.go.id