SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Juni 27, 2016

MUDIK YANG TERLUPAKAN


Oleh: Deny Rochman

Musim mudik telat tiba. Mendekati waktu lebaran, khususnya Idul Fitri, masyarakat Islam Indonesia, baik yang berpuasa maupun tidak ramai-ramai bermudik bersama di kampung halamanya masing-masing. Tradisi ini dianggap penting untuk menjalin silaturahim dengan orangtua sanak saudara yang jarang berjumpa. Mereka yang sengaja tidak bisa mudik dinilai tidak elok sehingga merasa bersalah.

Istilah mudik memang dari bahasa Jawa, mulih dilik atau pulang sebentar. Untuk melakukan mudik lebaran, tentu harus ada hal yang perlu dipersiapkan. Selain kendaraan dan tubuh yang sehat, punya keluangan waktu tetapi yang utama punya kesiapan dana. Dana ini untuk keperluan selama perjalanan, beli kebutuhan saat lebaran, hingga berbagi kepada keluarga sanak dan family lainnya. Pokoknya habis-habisan deeh…

Tradisi mudik tahunan yang hanya terjadi di Indonesia, perlahan memberi makna lebih, melebihi makna ibadah puasa dan hakekat perayaan Idul Fitri. Puasa yang dijalani dari hari ke hari hanya menantian menunggu datangnya lebaran. Ironisnya tidak sedikit dari umat Islam yang puasanya tidak sungguh-sungguh bahkan tidak berpuasa sekalipun, giliran datangnya waktu lebaran mereka sangat sibuk. Lebih sibuk dari mereka yang puasanya khusyu’.

Dipenghujung bulan Ramadhan, hampir sebagian besar umat kehabisan energi untuk beribadah. Lihat saja, ibu ibu semakin sulit mencari menu makanan, mereka mulai malas berbelanja ke pasar. Karena semua menu sudah dicoba dan dinikmati selama berminggu minggu. Jumlah shaf sholat berjamaah, baik sholat wajib maupun sholat taraweh terus berkurang. Bangun dini hari untuk sahur pun semakin malas dilakukan.

Namun pada bagian lain, energy kita masih semangat mempersiapkan beragam kebutuhan lebaran. Masjid, tadarus, dzikir sementara off dulu, kegiatannya dialihkan di mall mall dan pusat perbelanjaan lainnya. Sampai semangatnya berburu kebutuhan lebaran, sering kali dilihat banyak dari pengunjung memilih membatalkan puasa. Makan minum di sekitar lokasi perdagangan. Astagfirullah….

MUDIK HAKIKI
Hakekat mudik adalah pulang ke kampung halaman setelah merantau, setelah bermain dan bekerja. Komarudin Hidayat, Cendikiawan Muslim yang juga Rektor UIN Jakarta mengatakan, bagi seorang muslim sejati mudik memiliki filosofi yang sama dengan kematian. Kematian merupakan fenomena mudik dari hidup di dunia menuju kehidupan yang kekal di akherat nanti. Apa yang manusia jalani di dunia pada hakekatnya hanya bermain dan bersenda gurau.

Allah Swt berfirman :
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (QS Al Ankabut 64).

Makna serupa tertuang dalam QS Al Mukmin 39 bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Rosulullah Muhammad Saw menegaskan dalam hadistnya:

“Aku sama sekali (tidak memiliki keakraban) dengan dunia, perumpamaanku dengan dunia adalah bagaikan seseorang yang ada di dalam perjalanan, dia beristirahat di bawah sebuah pohon rindang, lalu dia pergi dan meninggalkannya.” Riwayat lainnya : “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau seorang pengembara.” [HR. Al-Bukhari]

Kematian merupakan sebuah keniscayaan bagi siapa saja mereka yang bernyawa. Karena setiap jiwa akan merasakan mati (QS Ali Imran 185). Kepastian ini seyogyanya tidak boleh menjadi tabu untuk dibicarakan orang banyak orang. Justeru jika kita sering ingat mati, maka gerak langkah, pikiran dan sikap kita terus dikendalikan dan dikontrol dalam menjalani kehidupan di dunia agar jauh dari kemaksiatan dan dosa.

“Jika saat ini, misalnya datang malaikat menghampiri kita. Terus malaikat itu kasih bocoran, dan bilang kalau bapak ibu besok akan meninggal dunia. Lalu apa yang kita lakukan? Pasti kita tidak bisa tidur sesak dan makan enak. Waktu-waktu kita akan dihabiskan untuk ibadah dan beramal sholeh lainnya,” tutur Deny Rochman memberikan perumpamaan saat mengisi materi kuliah shubuh di Masjid Al Makmur Pronggol Kota Cirebon, Senin (4/7) pagi.

Untuk itu, dalam sisa waktu yang ada marilah kita tingkatkan terus kualitas ibadah kita. Sering mengucapkan istigfar setiap saat dan setiap waktu. Tetap melanjutkan sholat berjamaah di masjid, biasa membaca al Quran dan tetap berpuasa usai kepergian Ramadhan. Kita tidak boleh lelah dan putus asa mencari bekal untuk mudik di kampung akherat nanti. Kampung halaman terakhir sebagai tempat tinggal kekal. Tentu semua sepakat, ingin tinggal di surganya Allah Swt.

Terakhir, marilah kita tundukan kepala sejenak lalu beristigfar memohon ampunan kepada Allah Swt.

Alhamdulillahi rabbil 'alamiin.
Hamdan Yuwaafi Ni'aamahu Wayukaafii maziidahu.
Yaa rabbanaa lakalhamdu kamaa yan baghii lijalaali wajhika wa'aZhiimi sulthanika.
Allahumma shalli 'alaa sayyidina muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Duhai Ramadhan,
Hari hari bersamamu kini tinggal menghitung jam per menit dan per detik.  
Matahari terakhir hari ini dan esok menandakan pergi-nya Engkau Ramadhan.
Meninggalkan sejuta kenangan dan sekaligus penyesalan.

Aku menyesal karena sedikit sekali lembaran Qur’an yang terbaca. Hamba lebih sibuk membaca yang lain, menonton televisi bahkan sibuk ngerumpi.

Aku menyesal karena malam malam bersamamu aku isi dengan kesia-siaan. Hamba lebih asyik menikmati tidur hingga waktu sahur tiba.

Aku menyesal karena siang hari bersamamu aku isi dengan urusan dunia

Aku menyesal karena sedikit sekali amal dan ibadah yang bisa kutorekan

Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.
Ya Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.
Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan bala tentaranya, atau aku melakukan kejahatan terhadap diriku atau yang aku tujukan kepada seorang muslim lain.

Aku akan rindu kehadiran-Mu Ramadhan, jika Suatu waktu aku bertemu lagi, aku harap aku dalam keadaan yang lebih baik, lebih bertaqwa kepada Allah Azza Wa Jalla.

Ya Allah! Janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau menetapkan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati, bukan puasa yang sia-sia. Ampuni dosa2 hamba wahai Yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi. Terimalah puasa hamba dengan sebaik-baik penerimaan, perkenan, kemaafan, kemurahan, pengampunan dan  keredhaan-Mu.  

Yaa Jabbar, Yaa Samii
Hambsa sadar sebaik baiknya manusia adalah manusia yang selalu ingat mati dan paling mempersiapkan diri untuk mati dan selalu berfikir hari ini adalah hari yang terakhir.
Hamba tak kuat Ya Allah membayangkan hari hari di padang mahsyar. Saat Engkau memberikan buku amal ku, saat Engkau memberikan buku maksiatku.

Sungguh aku tak kuat membayangkan masa itu.
Sungguh aku tak bisa membayangkan betapa hina nya diri ini.
Sungguh aku tak terbayang bagaimana aku bisa membaca daftar dosa yang kuperbuat di Dunia.
Padahal Engkau Yaa Rahman, telah menurunkan Insan Terbaik-Mu untuk mengajarkanku, Engkau Yaa Rahiim telah memberikan Qur’an sebagai pedoman, tapi aku Yaa Allah, hanya hamba mu yang lalai, hanya hamba lemah yang mengharap Surga-Mu.

Ya Allah berikan kesempatan untuk memberikan yang terbaik dalam hidup ini berguna bagi dunia dan bermanfaat bagi akhirat
Aku ingin menyambut malaikat maut-Mu dengan amalan yang utama
Berikan aku kekuatan untuk mengarungi sisa umur ini
Berikan aku keikhlasan dan kesempatan untuk mempersembahkan yang terbaik dan
Izinkan aku berjumpa dihadapamu Yaa Allah kelak di Jannah-Mu.
Terimalah amal ibadah puasa hamba. Ibadah tadarus hamba, sholat berjamaah dan teraweh hamba, amalan zakat, infak dan shodaqoh hamba. Masuklah hamba ke dalam surge arroyan. Surganya orang-orang yang berpuasa.

Taqabbalallahu minna waminkum, wakullu ‘aamin wa antum bikhairin.
Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini dengan kebaikan…Aamiin …!

*) Disampaikan dalam Ceramah Kuliah Shubu di Masjid Al Makmur Pronggol Kota Cirebon pada hari Senin 4 Juli 2016.