Kita ini sarjana sosiologi, S.Sos. Produk kampus yang mengajarkan ilmu kehidupan. Kampus Fisip Unsoed Purwokerto. Menu ilmunya paket komplit. Tak hanya ilmu sosial, tetapi juga ilmu politik, ekonomi, hukum, kesehatan, agama, keluarga dan segalane.
Sebagai sarjana sosiologi bisa memahami peta kehidupan secara utuh. Dengan seabreg ilmu yang kita pelajari masa kuliah. Boleh dibilang, belajar sosiologi bisa menjadi manusia tulen.
Yah, jadi manusia. Makhluk sosial. Kata Pak Mardjito, makhluk sosial itu makhluk yang hidup tidak bisa sendirian. Ia bergantung dengan manusia lainnya.
Memerlukan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kita lahir, perlu kerjasama yang baik kedua orang tua kita. Selama di kandungan, lahir dan proses pertumbuhan bahkan menjelang kematian kita kelak, pasti melibatkan manusia lain. Coba sebutkan siapa saja mereka? Yah benar.
Perlunya sesama manusia saling membutuhkan karena kita sebagai makhluk ekonomi. Memerlukan asupan pangan, sandang, papan agar kelangsungan hidup tetap terjaga. Kita perlu menikah agar penghuni bumi tak digantikan robot IA.
Mereka para makhluk politik, perlu dukungan suara manusia lain untuk menjadi pemimpin, penguasa.
Jangan heran, naluri manusia itu bermasyarakat. Kendati dalam prosesnya mereka berkelompok sesuai kesamaan. Kesamaan daerah, hati, berfikir, agama, ras hingga kesamaan kepentingan.
Maka apapun posisi kita sekarang itu tak terlalu penting. Terpenting, apa peran dan fungsi kita agar bermanfaat buat rekan kita dan orang lain.
Maka agama pun menganjurkan manusia untuk saling kenal, saling berbagi, bersilaturahmi, saling membantu dan mendoakan. Biar umurnya panjang, biar rejekinya bertambah. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.
Hanya di dunia kita perlu banyak bersosialisasi. Akan lain ketika sudah meninggalkan dunia. Kita akan hidup memikirkan diri sendiri. Mempertanggung jawabkan semua perilaku, pikiran, dan hati kita selama kehidupan di dunia. Untuk kehidupan kekal abadi di akherat.
Bersyukur, pada 15 Desember 2024 kemarin kita bisa menghimpun diri. Kembali bersua dan bersilaturahmi. Meneguhkan identitas diri, bahwa kita masih manusia. Mereka yang belum bisa hadir, masih bisa bertegur sapa di group WA, melalui telepon atau berjumpa dalam momen lain.
Semoga jalin kasih alumni Sos '94 tetap terawat dan terjaga. Seduluran selawase. Membawa keberkahan, kemaslahatan dan amalan sholeh. Salam solidaritas !
_Cah Sos '94_
Deny Rochman