SELAMAT DATANG DI WEBLOG DENY ROCHMAN. MARI KITA BANGUN PERADABAN INI DENGAN CINTA DAMAI UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Juli 26, 2025

MERANCANG STUDY TOUR SEKOLAH

Oleh:
Deny Rochman, S.Sos., M.Pd.I *)

Wali Kota Cirebon Effendi Edo mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan, 24 Juli 2025 lalu. Kepada awak media, Wali Kota menyatakan, kegiatan study tour sekolah boleh dilakukan, termasuk jika tujuannya ke luar daerah. Namun politisi Partai Golkar ini mengingatkan bahwa studi tour tidak boleh dilakukan sembarangan. Harus dirancang dengan baik agar memberikan manfaat bagi siswa.

Pernyataan orang nomor satu di Kota Cirebon ini sontak menarik perhatian publik. Khususnya insan dunia pendidikan, termasuk di dalamnya orang tua siswa. Di tengah kontroversi pelarangan kegiatan study tour sekolah. Menyusul kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) yang melarang kegiatan study tour sekolah melalui Surat Edaran Nomor 45/PK.03.03/KESRA tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya.

SE yang diterbitkan pada 6 Mei 2025 tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap sektor pariwisata dan kegiatan ekonomi lainnya. Sekolah-sekolah pun memilih tidak melaksanakan. Sekolah yang nekad, kepala sekolahnya terancam dikenai sanksi. Walau pun pihak sekolah berdalih bahwa study tour bagian dari pendekatan pembelajaran para siswanya. Namun munculnya keluhan biaya dari orang tua dan dipicu adanya kecelakaan bus pariwisata study tour, membuat kegiatan pembelajaran ini dipersoalkan.

RELEVANSI STUDY TOUR
Wali Kota Cirebon berpandangan, studi tour seharusnya menjadi bagian dari proses pembelajaran di luar kelas. Oleh karena itu, perlu ada panduan atau rambu-rambu yang jelas dalam pelaksanaannya. Kegiatan belajar di luar sekolah tersebut bisa menjadi sarana bagi siswa untuk mengenal dunia luar dan mendapatkan pengalaman baru yang tidak mereka temukan di ruang kelas. Dampak lainnya, kegiatan semacam ini dapat mendorong peningkatan kunjungan ke suatu daerah, termasuk ke Kota Cirebon.

Yah, di dalam dunia pendidikan, study tour atau karya wista adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran. Secara konseptual, melalui pembelajaran luar kelas, peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar yang bermakna, menarik, menyenangkan dan memperkaya pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Menghubungkan teori di ruang kelas dan mengaitkan materi pembelajaran di kelas dengan situasi nyata. Sehingga mereka dapat memahami relevansi dan aplikasi dari konsep yang dipelajari.

Dalam perspektif kurikulum nasional, pembelajaran melalui study tour memiliki relevansi dengan konsep deep learning. Kurikulum Deep Learning adalah program pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan berpikir kritis, eksplorasi, dan partisipasi aktif. Kurikulum ini mengintegrasikan tiga elemen utama yang dikembangkan agar siswa dapat menguasai pengetahuan, sekaligus mendapatkan pengalaman lebih bermakna.

Kurikulum masa Mendikmen Abdul Mu'ti ini adalah program pembelajaran yang diatur untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui tiga aspek utama, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyfull Learning. 

Mindful learning, menekankan pada kesadaran siswa terhadap proses belajar. Meaningful, mendorong siswa untuk melihat relevansi materi pelajaran dengan kehidupan nyata, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan. Joyful Learning adalah pembelajaran yang menyenangkan, menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 

MENYUSUN AKSI
Bagaimana merancang kegiatan study tour dalam pembelajaran siswa? Ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah. Tantangan kepala sekolah dan guru-gurunya dalam menyusun konsep pembelajaran di dalam kelas dan penerapan pembelajaran di luar kelas, kunjungan ke luar kota. Termasuk menyiapkan perencanaan teknis masalah anggaran, lokasi tujuan, serta transportasi dan akomodasi selama kegiatan.

Pengalaman penulis sebagai guru dan panitia study tour sekolah ada beberapa hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar kota. Tahapan kegiatan itu meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Perencanaan meliputi penentuan lokasi tujuan, relevansinya dengan konsep dan teori mata pelajaran di kelas. Transportasi dan akomodasi yang aman, nyaman, sehat dan selamat. Besaran anggaran, yang tidak membebankan orang tua siswa. Dan, penugasan bagi siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan study tour dengan beragam alasan, seperti ada kegiatan penting lain, sakit, atau tidak mampu. Serta perijinan dengan pihak terkait. 

Perencanaan tersebut musyawarahkan bersama komite sekolah dan orang tua, kemudian disosialisasikan kepada seluruh siswa. Musyawarah orang tua rencana study tour dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, yang biasanya study tour dilaksanakan pada akhir tahun semester. Bisa semester ganjil (Nopember-Desember) atau genap (Juni-Juli). 

Tenggang waktu lama untuk mempersiapkan kesiapan dana orang tua (bisa sistem menabung), penentuan lokasi studi, penginapan, biro travel dan menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) study tour. LKS relevansinya dengan teori dan konsep dalam mata pelajaran interdisiplin yang dipelajari siswa di ruang kelas. 

Besaran dana kegiatan sinau wisata ini sebaiknya pembelajaran di luar kota dilakukan sekali selama siswa sekolah tersebut. Misal sekolah pada jenjang SMP dipetakan pada kelas 7 (satu) ada kegiatan kemah perjusami, kelas 8 (dua) study tour dan kelas 9 (tiga) pentas seni, bazar dan ujian praktek. Semua kegiatan itu berpotensi membutuhkan anggaran tidak kecil. 

Kebutuhan anggaran ini bisa disosialisasikan diawal tahun pelajaran, sehingga ada kesiapan cukup lama orang tua untuk membayar. Bagi mereka yang tidak mampu diperlukan kebijakan khusus pihak sekolah.

Lokasi tujuan disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada. Tidak harus ke daerah yang jauh dari sekolah asal. Sebaiknya tempat kunjungan lebih variatif agar siswa lebih maksimal dalam menerapkan keilmuannya lintas mapel. Pemilihan lokasi studi dikorelasikan dengan materi mata pelajaran siswa. Maka keberadaan buku panduan dan LKS wajib ada. LKS membuat penugasan siswa ketika di lapangan terkait teori inter displiner ilmu yang mereka pelajari. 

Kunjungan ke Yogyakarta misalnya, maka aspek yang diobservasi dan dianalisis lintas mata pelajaran. Di kota gudeg ini ada banyak lokasi kunjungan seperti keraton, pantai, gunung, pasar, kampus/sekolah, museum, sentra-sentra dan banyak lagi. Observasi atau survai bisa dengan pendekatan pelajaran IPS (ekonomi, sosiologi, sejarah, geografi), pelajaran IPA (fisika, biologi), pelajaran seni budaya dan lainnya.

Sisi penting lainnya adalah pemilihan biro wisata yang profesional, kelaikan bus oleh pihak Dinas Perhubungan, dan rekomendasi kegiatan oleh Dinas Pendidikan setempat. Bahkan idealnya disusun panduan ketentuan teknis pelaksanaan kegiatan study tour dengan memperhatikan kemampuan anggaran, konseptual study, keamanan, kenyamanan dan keselamatan.

Tahap pelaksanaan, siswa dibuat perkelompok dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Panitia sekolah harus membuat tata tertib selama kegiatan. Dan selalu membangun komunikasi dengan siswa dan orang tua. Di akhir kunjungan, panitia membuka ruang komunikasi sebagai bahan evaluasi kegiatan. Misal dari fasilitas kendaraan, lokasi kunjungan, penginapan, makanan dan lainnya dibuat melalui instrumen polling.

Sebagai salah satu pendekatan, pembelajaran berbasis study tour masih relevan. Perlu kesiapan matang dari pihak sekolah agar bisa dikelola dengan baik dan benar.  Apabila tidak siap, pihak sekolah jangan memaksakan hendak mengadakan study tour. Implementasi ilmu bisa menggunakan pendekatan, metode dan model lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila kemudian ada sekolah lalai dalam pelaksanaannya, bisa diberikan sanksi oleh pihak berwenang agar ke depan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (*)

*) Penulis adalah Pengurus PGRI Kota Cirebon.

Juni 30, 2025

SETARA DAN SPIRIT KOLABORASI 598


Oleh:
DENY ROCHMAN
Lurah Kesepuhan

Kota Cirebon bertambah usia. Pada 27 Juni 2025 kemarin memasuki usia 598 tahun. Bertepatan dengan tahun hijriyah, tahun baru Islam 1 Muharram 1447. Seabreg kegiatan dikemas dan dilaksanakan dalam dua bulan. Ada kegiatan rutin ritual dan seremonial tahunan. Ada juga yang bersifat pembaruan, inovasi. Hari Jadi Cirebon 598 harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Demikian harapan Wali Kota Cirebon Effendi Edo dalam berbagai kesempatan menyampaikan.

Hari Jadi Cirebon pada tahun ini memang menyimpan perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya. Baik perbedaan historis, tahun, kegiatan, maupun visi misi kota Cirebon. Pada tahun ini usia Cirebon menginjak 598 tahun. Yah, usia Cirebon, bukan usia Kota Cirebon. Hal ini jarang dipahami oleh banyak orang. Usia Cirebon merujuk pada tahun hijriyah. Sementara usia kota mengacu pada tahun masehi. 
Koreksi Sejarah
Usia Cirebon dalam perspektif hijriyah jauh lebih tua. Terkoreksi, tahun berdiri Cirebon pada 1 Muharram 849 atau tahun masehi 1445. Sedangkan usia Pemerintahan Kota Cirebon mulai terbentuk pada tahun 1950-an. Seiring pemisahan administrasi kewilayahan dengan Pemerintahan Kabupaten Cirebon. 

Perubahan usia Hari Jadi Cirebon setahun lalu. Setelah DPRD Kota Cirebon mengesahkan Perda tentang Hari Jadi Kota Cirebon pada bulan Desember 2023. Berdasarkan kajian serius para sejarawan dan budayawan dibawah koordinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon. Jika pada tahun 2023 usia Cirebon 654 karena mengacu pada tahun hijriyah 791. Kini mulai peringatan tahun ini Hari Jadi Cirebon usianya 598 tahun, merujuk usia berdirinya 849 hijriyah.
Tercatat, sumber kajian dari perubahan usia Kota Cirebon ini dari berbagai naskah yang menceritakan Padukuhan Cirebon. Salah satunya dari naskah Purwaka Carita Caruban Nagari yang di tulis oleh Pangeran Arya Cirebon di tahun 1720.

Setelah dilakukan kajian selama tiga bulan, maka disepakati Padukuhan Cirebon yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana jatuh pada 1 muharam tahun 849 hijriah. Bukan pada tahun pada tahun 791 hijriah, yang selama ini menjadi patokan dalam penetapan usia Kota Cirebon. 
Sinergi dan Kolaborasi
Memasuki era baru tahun kedua hari jadi, kota Cirebon mengusung tema Cirebon Mayungi lan Nyumponi, dengan tagline Cirebon Idola. Pemilihan tema dan tagline tersebut tentu bukan tanpa makna. Wali Kota Cirebon Effendi Edo, dalam sambutan upacara Hari Jadi Cirebon ke-598 di alun-alun Kejaksan 27 Juni 2025 menjelaskan secara rinci maknanya.

Menurutnya tema peringatan hari jadi mencerminkan jiwa dan napas Cirebon yang sesungguhnya. Mayungi berarti menaungi—melindungi, meneduhkan, dan merangkul. Sedangkan nyumponi berarti memenuhi—menjawab harapan, menyempurnakan kekurangan, dan memberikan pelayanan sepenuh jiwa.
Dua kata itu, bila direnungkan lebih dalam, sesungguhnya mewakili dua peran utama kota dan pemerintahannya: Menjadi pelindung bagi rakyatnya—dari ancaman, dari ketimpangan, dari keterasingan.
Menjadi pelayan yang hadir dan tanggap—memenuhi kebutuhan dasar, memperhatikan yang kecil, serta menyatukan yang terpisah.

Hari Jadi ke-598 menjadi momen pamungkas bagi pasangan Wali Kota Effendi Edo dan Wakil Wali Kota Siti Farida dalam mewujudkan visi misinya. Pasangan Idola ini berharap Kota Cirebon dibawah kepemimpinannya harus lebih baik, lebih nyaman, lebih maju daripada kepemimpinan sebelumnya. Target itu  bisa diwujudkan dengan semangat sinergi dan kolaborasi dalam team building yang solid dan kokoh.
Sinergitas dan kolaborasi itu terpancar dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi Cirebon. Berbagai event mulai 19 Mei hingga 27 Juli mendatang melibatkan semua pihak, baik pemerintah, swasta, komunitas hingga masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang profesi, usia, dan etnis. Baru peringatan hari jadi tahun ini, seluruh lapisan masyarakat merasakan gegap gempita semarak hari jadi.

Wali Kota Cirebon Effendi Edo dalam satu kesempatan menghendaki agenda kegiatan hari jadi ikut juga dirasakan masyarakat. Setiap kelurahan menggelar event untuk warga. Seperti di Kelurahan Kesepuhan Kec. Lemahwungkuk dengan meriah telah menggelar Gebyar PAUD untuk anak-anak, guru-guru dan orang tuanya, Rabu 11 Juni 2025. 
Kemeriahan serupa berlangsung di 22 kelurahan se- kota Cirebon dan beberapa jumlah titik pusat kegiatan. Seperti di Balai Kota, DPRD, Grage City Mall, Grage Mall, di dinas-dinas, keraton, kawasan kota tua BAT dan banyak lagi. Aneka jenis kegiatan digelar untuk memenuhi kebutuhan warga. Seperti kegiatan olahraga, seni budaya, hobi, kesehatan, jiwa hingga festival kuliner khas Cirebon dan peranakan tionghoa. Bahkan pada pembukaan Festival Cirebon tampil tarian dari ibu-ibu Tionghoa bersama ibu Wali Kota Novi Effendi Edo.
Acara puncak ritual seremonial berlangsung pada 27-28 Juni 2025. Wali Kota dan jajarannya bersama Forkompimda menunaikan sholat ashar berjamaah di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan. Dilanjut ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati. Pada malam hari Pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman. Pada Sabtu mengikuti upacara Hari Jadi Cirebon di alun-alun Kejaksan dengan pakaian adat Cirebon. Ditutup Rapat Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kota Cirebon. Dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Menyatukan Visi
Membangun sinergitas dan kolaborasi Hari Jadi Cirebon ke-598 merupakan bagian dari upaya menyatukan visi team building. Khususnya jajaran aparatur sipil Pemerintah Kota Cirebon. Lebih-lebih pembangunan kota ini ke depan akan dihadapkan tantangan dalam mewujudkan visi kota Cirebon Setara Berkelanjutan. 
Visi Setara Berkelanjutan yaitu Cirebon yang Sejahtera, Tertata, Aspiratif, Aman, dan Berkelanjutan. Sebagai arah gerak yang ingin ditanamkan dalam seluruh aspek pembangunan—dari birokrasi hingga pelayanan publik, dari kelurahan hingga pusat kota. Cirebon yang setara bagi semua warga, tanpa membedakan latar belakang atau posisi mereka dalam masyarakat. Cirebon yang berkelanjutan, bukan hanya gemerlap sesaat. 
Peringatan Hari Jadi ke-598 tahun, kita tak terjebak pada kemeriahan event. Tidak larut dalam pesta pora. Tetapi momen merenung dan menata ulang kompas perjalanan arah pembangunan kota. Semua itu tidak bisa diselesaikan dengan program pemerintah saja. Tetapi membutuhkan gerak bersama, gerak seluruh warga kota. Melalui semangat gotong royong masyarakatnya, bersinergi dan berkolaborasi melalui spirit Hari Jadi Cirebob ke-598. Semoga! (*)

Kesepuhan, 30 Juni 2025 

Penulis,
Lurah Kesepuhan Kota Cirebon

*) dimuat di koran Radar Cirebon 2 Juli 2025