Agustus 06, 2016

YUK... BELAJAR MENULIS BERITA

Oleh :
Deny Rochman

A.   PENDAHULUAN
Penulis bilang menulis itu mudah, semudah orang ngomong. Yah, tentu saja menulis sekadar menulis tentu saja mudah, siapapun bisa bagi mereka yang pernah mengeyam bangku pendidikan. Yang susah itu adalah menulis dengan baik dan benar sesuai standar baku dunia menulis. Nah, untuk mengawali belajar menulis, ada cara menulis yang gampang. Apa itu? Menulis berita.

Menulis berita dirasa lebih mudah daripada menulis artikel atau karya tulis ilmiah. Kok bisa? Tentu saja bisa. Perbedaan tingkat kesulitan tersebut terletak pada sumber data dan informasi yang ditulis. Jika berita sumber datanya dari fakta sosial, dokumentasi dan observasi. Fakta sosial tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan dengan pola rumus 5W 1H (what, who, where, when why dan how). Fakta tersebut bisa berupa peristiwa atau kejadian, bisa juga berupa pernyataan dari nara sumber.

Agustus 05, 2016

SEJARAH GERAKAN LITERASI DI JAWA BARAT

Mulai tahun 2010, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyeleksi dan mengirimkan guru-guru berprestasi dan berdedikasi untuk mengikuti kegiatan pelatihan profesionalisme pendidik di Department for Education and Children Development South Australia (DECD SA). Selama 3 minggu seluruh peserta pelatihan ditugaskan untuk mempelajari hal-hal positif dari sistem pendidikan yang berlaku di sekolah-sekolah South Australia. Kemudian membuat rencana aksi kegiatan pembelajaran yang bisa diterapkan dan dikembangkan di sekolah Indonesia.

Sejak 2012, salah satu kegiatan pendidikan yang diadopsi dan diadaptasi dari sistem pendidikan Australia oleh guru Jawa Barat pasca pelatihan di South Australia adalah program Premier’s Reading Challenge (PRC) sebagai usaha pelestarian budaya baca dan peningkatan keterampilan literasi siswa. Dengan izin dan bimbingan langsung Carmel Jones sebagai State Manager dari PRC South Australia, dikembangkan ujicoba pertama West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC) di 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, SMP Negeri 5 Kota Bandung, dan SMP Negeri 1 Subang.  

BUKU MAMPU MENGUBAH PERADABAN

Gerakan literasi dianggap sebagai kunci pembuka kemajuan peradaban. Melalui gerakan kembali mencintai ilmu, maka akan mengubah mindset masyarakat. Perubahan tersebut akan mengarah kepada kemajuan perdaban. Progress is impossible without change, and those who cannot change their minds cannot change anything. Kemajuan adalah mustahil tanpa perubahan , dan mereka yang tidak bisa mengubah pikiran mereka tidak bisa mengubah apa pun.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat DR H Asep Hilman, M.Pd di depan guru-guru dan kepala sekolah perintis literasi peserta workshop angkatan 4 dan 5 di Hotel BMI Lembang Bandung, Minggu (31/7). Kadisdik mengutip pendapat seorang Kritikus dan Sastrawan kelahiran Irlandia George Bernard Shaw dalam memberikan spirit kepada para sekolah perintis.

KADISDIK TANTANG SEKOLAH PERINTIS

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat DR H Asep Hilman, M.Pd menantang guru-guru dan kepala sekolah di wilayahnya. Para sekolah perintis tersebut ditunggu kerja nyatanya dalam menyukseskan gerakan literasi di masing-masing sekolahnya. Tantangan itu akan ditagih dalam bentuk laporan kegiatan yang dikirim kepada dinas (melalui web) dan dalam event Jambore Literasi yang akan dijadwalkan tahun depan 2017.

“Saya tantang Bapak Ibu semua. Sepulang dari sini (workshop, red) kembali ke sekolah berhasil melaksanakan gerakan literasi sekolah. Nanti pada bulan Desember, saya nunggu laporan Kadisdik daerah, kalau ada guru yang sampai sakau literasi gara-gara sudah habis semua buku dibaca,” tutur Kadisdik disambut tertawa guru-guru dan kepala sekolah peserta workshop perintis komunitas literasi sekolah angkatan IV dan V di hotel BMI Lembang Bandung, Minggu (31/7).

AUSTRALIA AKAN HADIRI JAMBORE LITERASI

Sekolah-sekolah perintis di Jawa Barat tampaknya harus bersungguh-sungguh melaksanakan gerakan literasi di sekolahnya. Jika programnya berjalan dengan baik, para siswa sekolah tersebut bakal di undang dalam event akbar yaitu Jambore Literasi oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat. Bahkan event kolosal tersebut tidak hanya mengundang 2.500 siswa, tetapi juga akan mengundang perwakilan Australia Selatan.

“Program ini memang hasil kerjasama dengan Australia Selatan. Jadi jika nanti ada Jambore Literasi tahun 2017, perwakilan dari mereka pun akan kami undang mengikuti acara tersebut. Selain itu kegiatan itu akan mengundang 2.500 siswa,” tutur Hj Endang Susilastuti, SE, Kasi Pembinaan Sekolah Swasta dalam sambutannya mewakili Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat dalam pembukaan Workshop Perintis Komunitas Literasi Sekolah angkatan IX dan X di Hotel Bukti Indah Cianjur, Senin (1/8).

Agustus 04, 2016

UNIKNYA WORKSHOP DI HOTEL ARTIS

Hotel ini dibilang unik. Namanya memang umumnya hotel. Hotel Bukit Indah, terletak di jalan Ciloto Cipanas Puncak Cianjur. Pilihan nama tersebut mungkin karena dibelakang hotel tersebut terdapat sebuah bukit nan hijau dengan hutan lebat. Terleb
ih pemilik hotel juga orangnya menawan, artis nasional yang kini sinarnya sudah redup, Tamara Bleszynski.

Sekitar tiga jam perjalanan untuk sampai ke hotel ini, dari Bandung ke Cianjur. Perjalanan menggunakan darat melintasi jalan tol Padalarang. Saya bersama dua rekan lainnya Pak Imad dan Pa Tatang Sutrisna ikut serta dalam rombongan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Mereka akan mengadakan workshop literasi bagi sekolah SMP perintis di Jawa Barat.

MANUSIA MAKHLUK LITERASI


Oleh :
Deny Rochman

Hidup adalah pilihan. Begitu pun kita memiliki kebebasan dalam memilih profesi sesuai dengan potensi, minat dan bakat masing-masing. Tetapi memilih buku sebagai sumber ilmu untuk dibaca, dipelajari dan diserap adalah sebuah keniscayaan. Apapun profesi pilihan kita, mencintai ilmu melalui buku adalah satu pilihan. Dengan modal ilmu, kompetensi kita akan kian professional di bidang pekerjaannya.

Kita menjadi dokter diperlukan ilmunya. Kita menjadi pengusaha, pedagang, petani, bahkan guru dan profesi lainnya pasti memerlukan ilmunya. Bahkan ketika kita hidup di akheratnya pun harus memiliki ilmunya. Untuk memperoleh ilmu tersebut tentu kita harus melakukan aktifitas membaca, menulis dan berdialog (berdiskusi).