Hotel ini dibilang unik.
Namanya memang umumnya hotel. Hotel Bukit Indah, terletak di jalan
Ciloto Cipanas Puncak Cianjur. Pilihan nama tersebut mungkin karena
dibelakang hotel tersebut terdapat sebuah bukit nan hijau dengan hutan
lebat. Terleb
ih pemilik hotel juga orangnya menawan, artis nasional yang
kini sinarnya sudah redup, Tamara Bleszynski.
Sekitar tiga jam
perjalanan untuk sampai ke hotel ini, dari Bandung ke Cianjur.
Perjalanan menggunakan darat melintasi jalan tol Padalarang. Saya
bersama dua rekan lainnya Pak Imad dan Pa Tatang Sutrisna ikut serta
dalam rombongan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Mereka akan mengadakan
workshop literasi bagi sekolah SMP perintis di Jawa Barat.
Kegiatan workshop di Cianjur mengambil tiga lokasi hotel. Hotel tersebut
adalah Sanggabuana, Bukit Indah dan Telaga Biru. Jumlah peserta
mencapai ratusan orang, dari kelompok guru SMP dan SD. Guru-guru dan
kepala sekolah tersebut diundang sebagai calon sekolah perintis gerakan
literasi sekolah. Kegiatan serupa akan diadakan dalam 26 angkatan yang
terbagi di enam daerah: Bandung, Cianjur, Cirebon, Kuningan, Garut dan
Pangandaran.
Nah setelah saya berworkshop serupa sejak 27 - 31
Juli di Hotel Takashimaya dan Hotel BMI Lembang, kini berpindah tempat.
Tempat berikutnya adalah Hotel Bukit Indah. Di hotel cipanas ini saya
memberi materi pemanfaatan website dalam GLS yang berlangsung 1-3
Agustus. Materi yang sama dan materi review buku akan berlanjut di Hotel
Zamrud kota Cirebon pada 8-10 Agustus dan di Hotel kab. Garut pada
10-15 Agustus 2016.
Setelah tiga jam perjalanan dari Bandung ke
Cianjur saya dan rombongan dinas sampai juga ke lokasi workshop. Turun
dari mobil hawa dingin langsung membalut tubuh ini. Yah, hotel Bukit
Indah berada di daerah pegunungan, kawasan puncak. Hotel ini terlihat
asri, namun bangunannya tampak sudah lama. Setiba di lobi kami disambut
bandrex drinking. Disedu pake creamer terasa lebih nikmat. Dingin dingin
hot.
Tinggal hari pertama di hotel ini cukup dibuat bingung.
Banyak lorong dan tangga hotel yang harus dilewati jika hendak ke kamar
tidur. Lift yang ada hanya tersedia satu untuk menuju 112 kamar hotel
disana. Uniknya, lift bergerak dari lantai 4 ke lantai 2. Yah lantai
lobi hotel atau meja resepsionis adalah lantai 4. Sementara bagian bawah
hotel disebut lantai 1.
Hotel milik artis Tamara tersebut
dibangun di atas tanah yang curam, atau boleh disebut jurang. Sehingga
hotel dibagun dari dasar jurang hingga ke permukaan tanah jalan raya
yang menghubungkan daerah Bogor. Lantai hotel yang tak berurutan
lazimnya membuat pengunjung cukup dibuat bingung keluar masuk arahnya.
Bahkan saya sendiri kesulitan mencari jalan keluar dari kamar menuju
lobi, akhirnya memilih keluar pintu belakang, memutar.
Kendati
hotel lama sejak tahun 1970an namun hotel di Desa Ciloto ini boleh
dibilang lengkap. Selain tersedia kelengkapan MCK, juga ada kolam
renang, tenis meja, tenis lapangan, mushola, dua ruang pertemuan ukuran
besar dan lainnya. Kelengkapan sarana dan jumlah kamar yang banyak ini
membuat hotel ini sering menjadi tempat kegiatan lembaga, organisasi
atau perusahaan. Satu diantaranya Dinas Pendidikan Jawa Barat. Sekalipun
hotel ini jauh dari keramaian kegiatan bisnis.
"Hotel disini
ramainya kalau akhir pekan. Kalau hari-hari biasa seringnya dipakai
untuk pelatihan lembaga, seperti dari Dinas sekarang ini. Bahkan pencak
silat (IPSI) sewa hotel ini sampai tiga tahun untuk pemusatan latihan,"
tutur seorang karyawan saat berbincang disela kesibukannya pagi itu.
Secara umum pelayanan hotel tersebut cukup baik. Misalnya saat pintu
kamar saya mengalami kerusakan tidak biaa dibuka, petugas disana sigap
langsung membobol dan mengganti slot yang baru. Menu makanannya pun
tergolong enak dan sehat. Walaupun enak yah tetap saja harus mengambil
makanan sesuai porsi perut kita. (deny rochman)
Kereta Bandung-Cirebon, 3 Agustus 2016.