Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat DR H
Asep Hilman, M.Pd menantang guru-guru dan kepala sekolah di wilayahnya.
Para sekolah perintis tersebut ditunggu kerja nyatanya dalam
menyukseskan gerakan literasi di masing-masing sekolahnya. Tantangan itu
akan ditagih dalam bentuk laporan kegiatan yang dikirim kepada dinas
(melalui web) dan dalam event Jambore Literasi yang akan dijadwalkan
tahun depan 2017.
“Saya tantang Bapak Ibu semua. Sepulang
dari sini (workshop, red) kembali ke sekolah berhasil melaksanakan
gerakan literasi sekolah. Nanti pada bulan Desember, saya nunggu laporan
Kadisdik daerah, kalau ada guru yang sampai sakau literasi gara-gara
sudah habis semua buku dibaca,” tutur Kadisdik disambut tertawa
guru-guru dan kepala sekolah peserta workshop perintis komunitas
literasi sekolah angkatan IV dan V di hotel BMI Lembang Bandung, Minggu
(31/7).
Kegiatan workshop serupa berlangsung di
Hotel Takashimaya Lembang Bandung, tidak jauh dari hotel pertama. Di
hotel ini pesertanya adalah angkatan ke-6. Para guru dan kepala sekolah
tersebut mengikuti workshop selama tiga hari, 29-31 Juli 2016. Gelombang
sebelumnya angkatan 1-3 dilaksanakan pada 27-29 Juli 2016 di dua hotel
yang sama.
Pada sesi acara penutupan di Hotel
Takashimaya workshop ditutup oleh Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Jawa
Barat H. Firman Adam, S.Pd., MM.Pd. Sebelumnya pada sesi pembukaan di
angkatan 4 dan 5, Kepala BPPTKPUK Drs Asep Suhanggan, MM.Pd saat membuka
acara menyambut baik pelaksanaan gerakan literasi di Jawa Barat.
Menurutnya, gerakan literasi adalah kunci sukses majunya peradaban
sebuah bangsa. Sementara pembukaan workshop di angkatan ke-6 dibuka oleh
Sekretaris Disdik Drs. H. Karyono, M.Pd
Kadisdik mengaku gembira bisa bertemu
bapak ibu guru dan kepala sekolah sebagai agen perubahan pendidikan yang
lebih baik ke depan. Asep Hilman berpesan agar dalam menjalankan
gerakan literasi mereka harus komitmen dan sabar karena akan banyak
tantangan dan hambatan di lapangan. Namun orang nomor satu di Pendidikan
Jawa Barat ini berharap agar guru-guru bisa menjadi the first, the best
dan the different. (denir)