April 21, 2017

KETIKA KARTINI MENJADI KARTINO

Oleh : Deny Rochman

Kartini dan Kartino. Keduanya sama-sama warga Indonesia yang lahir di tanggal  dan bulan yang sama. Bedanya Kartini manusia masa lalu, sedangkan Kartino merupakan manusia masa kini. Satu bergender perempuan, sedangkan satu lagi bergender laki-laki. Kedua makhluk Tuhan itu memiliki hak yang sama, namun secara kodrati keduanya punya peran dan fungsi yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. 

Perbedaan secara kodrati selama ini sering menjadi obyek hujatan bagi kaum feminisme sekuler bahkan dari kalangan Islam liberal sekalipun. Menurut mereka perbedaan kodrati bagi perempuan merupakan bentuk diskriminasi gender dampak dari rekonstruksi sosial oleh kaum laki-laki. Celakanya nash-nash kitab suci Al Qur’an pun dipersoalkan otentitasnya karena dianggap tidak adil terhadap perempuan.

April 19, 2017

DISDIK KOTA CIREBON LUNCURKAN WEBSITE

Menyambut peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2017 Dinas Pendidikan Kota Cirebon meluncurkan website resminya. Website tersebut sebagai tuntutan perkembangan teknologi dan era keterbukaan informasi yang sudah merambah dunia pendi
dikan secara nasional.

"Kehadiran website ini penting bagi Disdik. Secara nasional kementrian pendidikan sudah menggunakan sistem online implementasi kebijakannya. Seperti ujian nasional, dan juga di tingkat kota ada PPDB online," tutur Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs H Jaja Sulaeman, M.Pd dalam sambutannya pada acara Sosialisasi Entry Data Website Disdik di dinas setempat, Kamis (20/4).

April 18, 2017

KADISDIK APRESASI LOMBA SEMARAK LITERASI

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs H Jaja Sulaeman, M.Pd memberikan apresiasi pelaksanaan lomba Semarak Literasi oleh komunitas guru pegiat literasi, CLRC- Cirebon Leader’s Reading Challenge. Apresiasi itu disampaikan di depan guru-guru SD dan SMP peserta sosialisasi lomba Semarak Literasi di aula SMP Negeri 6 Kota Cirebon, Selasa (18/4).

“Kita menyambut baik lomba Semarak Literasi ini. Ke depan diharapkan jumlah peserta literasi akan terus bertambah. Ini tantangan kita semua, bagaimana agar program kita bisa menarik di mata masyarakat agar anak-anak kit mau membaca. Jadikan membaca dan menulis itu hal menyenangkan,” ungkap Kadisdik didampingi Kabid Dikdas Drs Adin Imaduddin Nur di depan guru-guru.

MEMBERDAYAKAN MADING SEKOLAH

Keberadaan Majalah Dinding (Mading) di sekolah sudah tidak asing lagi bagi para pelajar. Hampir di setiap sekolah, mulai setingkat SMA/SMK, SMP bahkan sebagian di sekolah dasar bisa ditemui media pendidikan ini. Namun secara kualitas kondisi Mading sebagian besar masih belum dikelola dengan baik. Dilihat dari periode penerbitan, materi dan tata perwajahan (layout) yang disajikan hingga kepengurusan masih berjalan apa adanya. Tidak jarang media Mading hanya ditemui tempelan poster, famplet publikasi dari pihak luar sekolah.

Potret buram Mading tersebut tidak lepas dari beberapa faktor yang menyebabkannya. Pertama, selama ini Mading selalu dipahami sebagai media pengembangan kreatifitas siswa sehingga tidak termasuk kegiatan ekstrakulikuler. Kedua, Mading selalu dikaitan dengan media publikasi berkaitan dengan pelajaran bahasa, khususnya Bahasa Indonesia. Maka tidak heran jika kemudian bahan bacaan Mading selalu berhubungan dengan bahasa sehingga rubriknya tidak variatif, berkembang dan menjenuhkan. Tulisan cerita pendek dan puisi adalah dua rubrik yang selalu muncul.

KEBANGKITAN LITERASI GURU

Guru-guru Indonesia tengah mengidap sakaw literasi. Insan cendikia ini lagi semangat mengembangkan kemampuan literasinya. Di Jawa Barat, ratusan guru sedang getol menulis buku karyanya. Karya dalam program Satu Guru Satu Buku (SaguSabu) tersebut akan dipamerkan dalam momentum Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta. Tanggal 20 Mei 2017 akan menjadi Hari Kebangkitan Literasi guru-guru Indonesia.

Dalam mencapai mimpi besar tersebut, sekitar 150 guru-guru Jabar lintas kota dan kabupaten berkumpul di Dinas Pendidikan Jawa Barat di Bandung, Jumat 14 April 2017. Pada awal tahun yang sama, dalam jumlah tak berbeda guru-guru Jabar mengikuti pelatihan serupa, Guru Menulis Buku di SMP Al Azhar Syifa Budi Parahiyangan Bandung. Semangat guru-guru Jabar dibakar, diprovokasi dan diarahkan oleh tim Pustaka Media Guru, Bapak M. Ihsan dan Bapak Eko Prasetyo.