Juni 02, 2022

MENGHALAU BANJIR KESUNEAN

Pada Senin Selasa 23-24 Mei 2022 kawasan kampung Kesunean terendam air. Tak ada hujan, tak ada banjir kiriman. Air merendam tiga RW hingga ketinggian 40 cm. Kendati kampung RW 7, 8 dan RW 9 bak menjadi sungai dadakan, namun warga di sana beraktifitas seperti biasa.

Mereka pedagang tetap berjualan. Yang pegawai, pelajar tetap berangkat. Beberapa anak bahkan terlihat asyik bermain air. Dijadikan momen rekreasi waterboom gratisan. Sementara air sudah menggenangi seluruh sudut kampung hingga bertamu ke rumah-rumah penduduk.
Pemandangan serupa dijumpai warga di RW tetangga kelurahan lain. Pemukiman pendudukan yang berada dekat bibir pantai. Tak hanya di Kota Cirebon tetapi juga Indramayu, Kab. Cirebon bahkan hingga ke Semarang. Karena banjir itu datang dari rob air laut Jawa. 

Rob kali ini dianggap cukup besar daripada rob biasanya karena cuaca extrem. Sehingga ketinggian air di kampung-kampung lebih tinggi dari rob biasanya. Di Semarang arus air laut rob mampu menghancurkan tanggul hingga banjir setinggi dada orang dewasa.
Pengurus kampung dan warga Kesunean memang tak begitu panik dengan fenomena banjir rob. Seolah itu sudah dianggap bagian dari kehidupan mereka. Kehidupan masyarakat tepi laut yang sering diterjang banjir rob atau banjir kiriman dari daerah hulu dan hilir.

Mengurai masalah, mencari solusi banjir di Kesunean memang tidak mudah. Pertama, secara geografis daratan kota Cirebon lebih rendah daripada lautan. Kedua, pendangkalan/sedimentasi sungai dan laut cukup tinggi akibat lumpur dan sampah mulai dari hulu hilir hingga muara. 
Ketiga, akses drainase saluran air semakin terbatas, mengecil, tersendat dan macet. Keempat, kepadatan penduduk makin bertambah hingga merambah ke tepi laut. Kelima, fasilitas infra struktur, sarana dan prasarana kurang mendukung, atau tidak terpelihara.

Untuk menyelesaikan masalah banjir dan rob di kawasan pesisir Kesunean harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Tidak bisa ditangani secara parsial. Seperti upaya pengurus RW 08 kerja bakti di kampungnya pasca rob. Rencana pengerukan muara sungai cipadu dan penutupan pintu air di RW 07. Atau penutupan delapan titik lubang tanpa pintu air di sungai besar RW 09.
Dalam lingkup Kel. Kesepuhan, paling tidak tiga RW Kesunean itu harus ditangani secara terpadu dan berkesinambungan. Menutup celah-celah kemungkinan air banjir masuk ke perkampungan. Ini pun belum dihitung dengan RW tetangga perbatasan, seperti RW Cangkol Kel. Lemahwungkuk dan RW Paguyuban Kel. Pegambiran. 

Artinya perlu kerja keras, kerja bersama dan kerja tuntas dalam mengatasi banjir di kampung Kesunean. Melibatkan dari unsur pemerintah kota, provinsi bahkan pemerintah pusat. Karena penangannya dari sisi sungai ada dua sungai yang melintasi kawasan itu. Dua sungai ini kewenangan Pemprov Jabar.
Dua sungai ini masih dijumpai pemeliharaan sarana tanggul yang kurang memadai. Khususnya beberapa titik masih belum terpasang pintu air. Selain adanya penyempitan dan pendangkalan air sungai. Perlu anggaran rutin setiap tahun dalam pemeliharananya.

Berikutnya, perlu dibangun tanggul penahan ombak ditepi pantai. Plus dibuat pintu air, akses jalan pembuangan dari warga. Hal ini juga diusulkan pengurus dan warga setempat. Anggaran besar ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.
Jika dikembangkan, tanggul ini bisa menjadi kawasan wisata baru. Seperti program Kotaku di pesisir Panjunan. Tanggung panjang bisa dibuat spot untuk joging, bersepeda dan wisata pantai keluarga. Apalagi di sana sudah ada hutan mangrove, sungai dan kolam pemcingan, bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata termasuk wisata air sungai. Sayangnya akses kendaraan mobil sulit menjangkau ke tepi laut dari jalan raya Kesunean. 
Akses drainase perkampungan di sana perlu diperbaiki dan diperlihara. Saluran air selokan, got berdasarkan pantuan rata-rata ditutup pakai deker/didak dengan bak kontrol. Namun tidak semua saluran pemeliharaannya terlihat tidak berjalan dengan baik. Sehingga terjadi genangan dan kemacetan pada sejumlah lokasi.

Betonisasi, pelurisasi, aspalisasi tanpa sadar menambah buruknya akses drainase dan serapan air di kampung itu. Akibatnya air yang datang, apakah air hujan, air banjir kiriman, air pasang laut atau air limbah rumah tangga ketika datang lama mengalir dan menyerapnya.
Pembuangan air limbah rumah tangga mulai ditata kembali. Tak ada lagi pembungan mereka langsung ke sungai atau ke laut. Semua harus masuk saluran induk drainase kampung ke pintu air utama sungai. 

Artinya jika air sungai atau air laut naik (pasang) maka cukup pintu air utama di sejumlah titik yang ditutup. Tidak masuk lagi ke lubang-lubang saluran air limbah rumah tangga yang langsung ke sungai/laut.
Kerja bakti warga menjadi solusi jangka pendek yang bisa dilakukan. Kerja bakti massal bersinergi berkolaborasi melibatkan semua pihak elemen masyarakat, khususnya di kampung Kesunean. Kerja bakti yang diprogram secara rutin dan terpadu. Sasarannya membersihkan got got saluran air dari lumpur, sampah, benda-benda dan  kotoran lainnya. 

Pemeliharaanya, seluruh warga tidak membuang sampah sekecil apapun ke selokan, aliran sungai, atau ke laut. Pengelolaan bank sampah di RW 09 Kesunean Selatan sudah bagus. Selain mengurangi volume sampah di TPA juga usaha ini bisa menghasilkan rupiah. Tinggal bagaimana sisa sampah bisa dibuang ke TPS resmi.

Mengatasi banjir Kesunean memang tidak mudah. Perlu penanganan holistik terintegrasi dari semua pihak. Dari sisi pemerintah menyiapkan dan memelihara infrastruktur sarana dan prasarana. Dari sisi masyarakat, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Membantu memelihara sarana prasarana tanggul, drainase, pintu air dan fasilitas penunjang lainnya. (*)

Kesepuhan, 3 Juni 2022

PaDE Rochman

Juni 01, 2022

JADI PNS TAK BISA KAYA ?

Dunia birokrasi Indonesia mendadak ramai pemberitaan di media. Pemicunya, sebanyak 105 CPNS mengundurkan diri. Setelah mereka dinyatakan lulus seleksi pada 2021. Alasannya diduga karena belakangan tahu gaji PNS dinilai relatif kecil. Enam dari 105 CPNS tersebut di Kab. Majalengka.

Aksi undur diri ini sebenarnya bukan yang pertama. Diduga setiap seleksi CPNS ada saja yang tidak daftar ulang dengan beragam alasan. Seperti pada tahun 2005, masa seleksi CPNS saya. 

Dalam sambutannya, Asisten Daerah Ano Sutrisno kala itu menginfokan ada CPNS undur diri karena dalam waktu bersamaan yang bersangkutan diterima bekerja di bank.

Orientasi materi tentu menjadi motivasi utama orang bekerja. Kendati bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan kebahagiaan dan kenyamanan orang bekerja. Namun besar kecilnya gaji bisa membantu mempersulit atau mempermudah menuju jalan kebahagiaan.

Ini pengalaman yang pernah dilalui dalam kehidupan CPNS saya. Sejak ditetapkan lolos CPNS 2005, sejumlah rekan menyarankan untuk tetap bekerja di swasta. Salah satu alasannya, menjadi PNS lama kayaknya. 

Pengalaman itu terjadi pada CPNS 2015 di Kota Cirebon. Pada masa kepemimpinan Walikota Subardi dan Wakil Walikota Agus Alwafier. Pengumuman kelulusan CPNS saya sebagai guru IPS SMP sempat tidak mau diambil. Saya merasa sudah nyaman di kantor perusahaan pemberitaan. 

Selain pola kerja yang cocok, profesi jurnalis bisa berbuat banyak.untuk perubahan masyarakat. Bisa menjadi kontrol terhadap pemerintahan. Keikutan tes seleksi kala itu untuk menemani isteri melamar guru PAI. Sayangnya pas tes tidak satu ruangan. Isteri malah tidak lulus.

Sikap saya itu karena di perushaaan lama kesejahteraannya cukup memadai. Gaji dan kesejahteraan PNS III/a masih kalah jauh. Hingga ada upaya untuk memindahkan CPNS saya kepada isteri. Tapi semua berujung gagal total.

Pak bos kantor lama menasehati. Jika kelulusan CPNS tak diambil, maka akan menyakiti banyak orang. Ribuan orang mau jadi PNS tapi belum beruntung. Beliau berpesan, bahwa tak bisa memastikan masa depan karyawannya. Kini, esok dan yang akan datang tidak menjamin kantornya akan lebih baik.

Pilihan saya makin berubah ketika dapat saran dari paman di jurnalis nasional Jakarta. Bahwa menjadi jurnalis hanya produktif pada usia muda. Setelah itu banyak kasus sering keluar atau berhenti.

Alasan lainnya, ruang gerak PNS tidak bebas. Karena akan banyak aturan dan kebijakan yang membatasi abdi negara ini.

Mereka yang tetap tertarik menjadi PNS lebih karena kepastian hidup. Hidup masa kini, masa depan. Karena punya gaji stabil tiap bulan. Ada tunjangan keluarga, karir, pendidikan, kesehatan hingga mudah hutang dan dapat jaminan pensiun hari tua. 

Kendati kini fasilitas itu tak melulu menjadi hak istimewa bagi PNS. Ada banyak lembaga atau perusahaan menjanjikan dan memberikan fasilitas yang sama, bahkan lebih. Terlebih bagi mereka yang memilih jalan di luar zona aman: menjadi entreprenuer. 

Dunia pebisnis adalah dunia menjanjikan. Jika berhasil penghasilannya berlipat-lipat daripada menjadi seorang pegawai. Uang akan bekerja untuk majikannya. Bukan kita bekerja untuk uang. Fenomena ini mulai tren pada 1998-an seiring banyak korban PHK akibat krisis moneter. Krisis yang sama ketika masa pandemi covid-19.

Sebagian kaum muda milenial tak sedikit mencari jalan hidup menjadi eksmud, eksekutif muda. Pola hidup mereka, cara berfikir mereka, memilih hidup yang everytime, everywhere, bisa free time, free activity, free money. Sekalipun jalan ini akan menguji mental dan talenta mereka, andrenalin mereka.

Profil milenial ini mulai banyak uji nyali tiap seleksi CPNS pasca reformasi. Lebih-lebih ketika seleksi mulai menggunakan sistem online (CAT). Proses seleksi lebih transparan, obyektif. Mereka yang kurang smart minggir.

Memang hak seseorang mundur dari kelulusan CPNS. Namun jika alasan gaji, mestinya mereka sudah mencari info sebelum mendaftar tes. Sisi hikmah lainnya, kasus ini bisa menjadi bahan evaluasi kebijakan pemerintah perlunya peningkatan kesejahteraan PNS. 

Jika kesejahteraan PNS tidak menyesuaikan kebutuhan yang ada. Mereka yang swasta akan nyinyir: jika tidak korupsi PNS tidak bisa kaya. Wallahu'alam bishowab. (*)

Pronggol, 1 Juni 2022

PaDE Rochman