Masih ingat betul. Sakit itu mulai melanda pada Jumat, 9 Juli 2021. Siang itu kami sekeluarga berburu makan siang hingga ke kabupaten tetangga. Sayang, target beli sop sapi langganan batal karena hari tiu ternyata tidak berjualan. Bakso menjadi pilihan menu makan siang. Bakso langganan sekitar 8 Km dr warteg sop.
Pada sore hari badan terasa demam, greges, lemes, ngilu linu dan sakit kepala karena tensi tinggi. Diputuskan menyambat tukang terapi massage tentangga rumah. Pikirnya itu gejala masuk angin. Seluruh badan diterapi hingga memerah kerokan. Selang sehari, gejala itu belum juga reda. Bahkan tubuh ini makin lunglai di atas tempat tidur.
Belum ada keinginan untuk periksa ke tenaga medis. Karena merasa gejala ini dianggap biasa. Kemudian pada masa pandemi, datang ke rumah sakit atau puskesmas terasa kurang nyaman dan aman. Apalagi beberapa hari sebelumnya, suami sembuh dengan bergejala yang sama. Dengan terapi mandiri di rumah.
Gejala yang sama ternyata sedang tren melanda masyarakat. Bahkan beberapa kasus hingga merenggut nyawa penderita. Apakah itu gejala terkena virus ? Boleh jadi iya. Karena orang sakit seperti itu pasti terpapar virus. Namun apakah itu jenis varian virus corona (Covid-19) yang sejak lama menyerang manusia sehingga demam, batuk dan pilek.
Namun apakah itu bergejala virus corona covid-19 ? Entahlah. Belum bisa memastikan karena tak menjalani tes swab PCR atau lainnya. Kita berfikir positif jika virus yang mendera adalah virus demam biasa.
Melihat gejala itu sejumlah obat disiapkan. Mulai obat medis apotek hingga obat herbal. Obat yang bisa menyembuhkan gejala demam, lemes, ngilu linu. Obat yang bisa meningkatkan imunitas tubuh. Karena dengan penguatan imun bisa melemahkan dan mematikan virus. Selain menjalani pola hidup sehat, seperti banyak istirahat tidur, makan minuman sehat bergizi sebanyak-banyaknya.
Obat-obat disiapkan sesuai referensi yang digali. Obat apotek berupa antibiotik dan obat demam batuk pilek. Obat herbal seperti madu, habbatussauda, obat antivirus, minyak kayu putih, tolak angin, aroma terapi, koyo, SGF dan tablet vitamin C. Diperkuat dengan konsumsi buah lemon, jahe, mangga, teh uwuh dan penguat lainnya. Obat-obatan itu kini stoknya kian terbatas.
Hari demi hari perawatan dan pengobatan itu terus berjalan. Di tengah banyak informasi berseliweran di media sosial tentang kontroversi virus dan vaksin. Sering mendengar pengumuman kematian dari pengeras masjid depan rumah. Mendengar sayup-sayup iring-iringan jenazah yang dimakamkan tak jauh dari rumah.
Apalagi dalam waktu bersamaan, seorang sahabat juga tengah berjuang melawan covid di ruang ICU. Perkembangan kesehatan sahabat terus diupdate di group WA. Alhamdulillah perjuangan suaminya mampu mengatasi kendala. Kendala ketiadaan ruang ICU, oksigen dan kebutuhan flasma darah. Doa-doa kesembuhan terus mengalir untuk sahabat guru satu ini.
Hari berganti hari perlahan keluhan sakit mulai reda. Rasa ngilu, demam, lemes mulai hilang. Istirahat tidur, tidur dan tidur cukup efektif membantu penyembuhan. Karena tidur diyakini sebaik-baiknya istirahat untuk meningkatkan imun. Yang masih tersisa adalah rasa berat di bagian belakang kepala. Dihantam dengan madu tensi, ternyata menimbulkan gejala batuk.
Hingga terdengar suara takbiran Idul Adha, kondisi badan sudah membaik. Sesekali masih batuk ringan. Selama perawatan dan pengobatan, tetap harus disiplin bermasker. Untuk keamanan orang-orang yang dicintai di sekitar kita. Jaga kondisi kesehatan secara ketat. Jangan lengah, jangan kendor. Salam sehat ! (*)