Januari 02, 2021

DIIKAT OLEH HOBI YANG SAMA

Namanya Nanang Wahyudin. Sahabat lama masa kuliah S1 Fisip Unsoed Purwokerto jurusan sosiologi. Pada musim liburan sekolah  tahun ini saya dan keluarga berkesempatan silaturahim di kediamannya di kawasan Pondok Pesantren Kebarongan Kec. Kemranjen Kab. Banyumas, 28 Juni 2019 di hari Jumat.

Selepas kuliah, kami berdua lama tak jumpa. Terakhir sekitar tahun 2016, saat bapak ibunya masih lengkap. Kini ibundanya sudah berpulang, kabar yang mengejutkan saya terima saat lebaran 2019 ini. Innalillahi wainnailahi rojiuun... Semoga beliau husnul khotimah. Tercatat sebagai penduduk surga Mu ya Allah.

Semasa kuliah saya mengenal keluarga Nanang sangat baik, ramah dan berkesan. Perkenalan keluarga yang bermukim di komplek pondok pesantren Kebarongan ini melalui anaknya. Saya dan Nanang sama-sama satu kuliah di jurusan sosiologi. Sebuah jurusan yang sudah saya kenal sejak SMA sebagau siswa rumpun IPS.

Namun perkenalan kami berdua di semester kedua atau ketiga saya lupa. Yang jelas awal semester, kami belum berjumpa karena beda kelas. Saya di kelas sosiologi A dan Nanang di sosiologi B. Baru di semester berikutnya sering kuliah bersama satu ruangan. 

Kegiatan bersama membuat kami makin dekat. Kami bersama aktif di kegiatan keislaman (Rohis) kampus. Namanya Unit Kerohanian Islam (UKI). Sejenis kegiatan ekskul jika di tingkat sekolah. Unit ini berada di bawah Senat Mahasiswa fakultas. Saat itu ketua UKI adalah Tata Tambi, mahasiswa asal Kuningan kalau ga keliru. Sementara ketua Senatnya Agus Wahyudi alias "Gus Dur". Keduanya kawan satu kelas saya. 

Selain UKI, Nanang dan saya juga aktif di kegiatan mahasiswa ekstra kampus. Namanya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di tingkat universitas atau disebut komisariat Soedirman. Saat itu ketua komsoed adalah Haris Triyanto. Lagi, ini kawan satu kelas kuliah. Melalui komisariat ini membuat saya terpilih menjadi ketua umum Pimpinan Cabang IMM Kab. Banyumas, tingkat daerah.

Kebersamaan ini berangkat aktifitas kajian keislaman kos-kosan pada awal semester pertama. Para pegiat halaqoh ini kemudian menyemarakan kegiatan UKI di kampus Fisipol. Dalam waktu yang berbeda, hobi saya dan Nanang sama. Gemar dunia fotografi. Bedanya, Nanang lebih maju dan profesional. Orang tuanya pembisnis foto. Punya studio di Pasar Pamijahan, sekitar 2 km dari rumahnya. 

Sementara saya baru belajar mengenal fotografi. Bersama dalam acara pelatihan fotografi yang diadakan oleh Eco Lens unit kegiatan mahasiswa FE. Maklum saya cuma modal nekat, kamera pun ga punya. Jangankan SLR, kamera pocet pun ga ada. Namun selepas acara fotografi, saya beberapa kali berkunjung ke studionya. Malah pernah ikut bareng membantu pemotretan acara resepsi pernikahan. Disinilah saya banyak mengenal dunia fotografi, selain profesi jurnalis mempekuat talenta saya pasca kuliah.

Dipenghujung studi, kami berdua dipisahkan oleh waktu. Sy lulus lebih awal, walau di tahun yang sama dengan Nanang. Sejak itu komunikasi kita tersendat bahkan terputus. Sempat tersambung, seiring dengan boomingnya teknologi ponsel generasi awal. Setelah lose contact lagi, kami liburan sekolah tahun ini dipertemukan lagi oleh Allah Swt. Pertemuan yang berbeda. Saya dan Nanang sama-sama sudah berkeluarga. Sukses, panjang umur, tambah rejeki dan sehat selalu yaaaah. Aamiin...

Cirebon, 07.07.19 I 13:26