Desember 31, 2020

INILAH CARA WARGA KOTA CIREBON MERAYAKAN PERGANTIAN TAHUN DI MASA PANDEMI

Pergantian tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Masa pandemi covid-19 semua aktifitas manusia dibatasi. Beragam kebijakan pemerintah ditetapkan. Namun apa yang terjadi malam pergantian tahun di Kota Cirebon?

Laporan:
DENY ROCHMAN
Pegiat Literasi Kota Cirebon

Tepat pukul 00.00 dalam hitungan detik hari Kamis berganti hari Jumat. Tanggal 31 Desember 2020 bergeser tanggal 1 Januari 2021. Jarum jam menunjukkan pukul 00.01. Suara kembang api menggelegar silih berganti menerangi malam Jumat. Suara itu bersahutan. Bahkan kencangnya memekakan telinga. Silih berganti datang dari berbagai penjuru di Kota Cirebon. 
Animo masyarakat untuk merayakan pergantian tahun masehi tetap tidak terbendung. Sekalipun ada pembatasan jam aktifitas usaha dan masyarakat. Walaupun pelarangan penjualan trompet. Meskipun imbauan tidak ada kerumunan dan perayaan pergantian tahun. Namun toh malam Jumat menjelang pergantian tahun banyak warga yang tumpah dijalanan. 
Hujan yang mengguyur Kota Cirebon pada sore hari membuat kondisi jalan basah, becek namun suasananya adem. Selepas waktu isya, warga sudah memadati jalanan kota. Terlebih tak sedikit warung-warung makanan dan minuman masih buka. Ini yang membuat geram Walikota Cirebon Nashrudin Azis saat melakukan monev di sejumlah titik pusat keramaian. Tak mengindahkan surat edaran walikota pembatasan sampai jam 8 malam.
Pukul 23.00, saya menyempatkan untuk keliling kota sendirian. Sambil gowes sejumlah ruas jalan kota sudah sepi dari keramaian. Hanya sesekali satu dua motor melintas jalan kota. Beberapa pasangan muda mudi tampak bergegas mengendarai motornya tanpa helm dan masker. Saat melintas jalan Pulasaren, tampak komunitas gowes istirahat di seberang Keraton Kacirebonan. 
Mulai sepinya jalanan tak lepas dari upaya aparat memecah kerumunan massa. Aparat gabungan TNI Polri dan Pol PP serta Dishub berjaga dan patroli di sejumlah titik. Khususnya memblokade jalan akses masuk ke pusat kota, seperti alun-alun Kejaksan dan jalan Kartini Jalan Siliwangi. Di sekitar alun-alun Kasepuhan pun terlihat banyak mobil patroli Polisi dan Pol PP berhenti. Aparat setingkat kecamatan dan kelurahan pun disiagakan ikut membantu. 
Sementara suasana alun-alun Kasepuhan maupun sekitar alun-alun Kejaksan tampak lengang. Tak ada kegiatan khusus perayaan. Ini kebijakan pemerintah yang melarang. Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona di Kota Cirebon. Hingga pergantian tahun jumlah korban covid masih belum landai.
Sepeda saya kayuh melintasi kawasan Kasepuhan. Melintasi jalan Pulasaren Lawanggada dan berhenti di depan Stasiun Prujakan. Sepanjang jalan itu lalu lintas relatif lengang. Saat melintasi jalan Tentara Pelajar dan Sukalila tampak sejumlah pengendara motor dan mobil melintas. Pengendara motor tampak mencari-cari jalan alternatif untuk bisa masuk ke pusat kota. 
Patroli aparat membantu menghalau warga yang memaksa menerobos blokade. Termasuk razia masker dan rapid test di pos pemeriksaan membantu kesadaran warga untuk tidak keluar malam saat malam pergantian tahun. 
Dari jalan Sukalila saya melintasi jalan  Karanggetas, Jalan Bahagia hingga tembus gedung BAT. Gedung tua bekas pabrik rokok itu sepi kerumunan. Terlihat mobil patroli siaga di tempat. Perjalanan gowes dilanjut menelusuri jalan Pasuketan Pekiringan berbelok ke Jalan Petratean. Semua ruas jalan sepi pengendara. Hanya sejumlah tempat terlihat warga berkumpul dalam jumlah terbatas. Ada beberapa tukang becak yang tengah menikmati waktu istirahat malamnya. 
Dijumpai juga warga yang merayakan kecil-kecilan pergantian tahun. Di tepi jalan Drajat, sejumlah warga lintas usia duduk lesehan di trotoar dan teras toko. Mereka asik makan bersama menyantap menu khusus malam pergantian tahun. Di pojok ruas jalan lain, sejumlah pemuda pemudi tampak ceria bercanda sambil bakar jagung. Melintasi jalan Kalijaga di kampung Kejawanan terlihat warga menikmati tabuhan musik dangdut ala obrog-obrog. 
Kegiatan bakar-bakaran seperti jagung, seafood, ikan, daging dan menu lainnya banyak dijumpai disudut-sudut kampung, di rumah-rumah. Sejak pagi di pasar, di sejumlah tempat di jalan terlihat pedagang jagung mentah dadakan. Pasar ikan dan daging pun diserbu warga. Termasuk pejual arang dan tusuk daging. Mall-mall pun sejak beberapa sebelumnya dipadati warga menyiapkan menu pergantian tahun.
Tampaknya kegiatan itu menjadi tradisi yang makin kuat setiap malam pergantian tahun dari tahun ke tahun. Pelarangan perayaan tidak membuat warga putus ide untuk tetap menjadi saksi sejarah pergantian tahun. Malam pergantian tahun masehi, kendati selalu diwarnai kontroversi namun toh tetap semarak dengan segala pernah perniknya. Tradisi ini kini sudah menjadi budaya pop. Yang dinikmati oleh siapa saja lintas suku, agama, ras dan golongan. (*)