Kadisdik didampingi Sultan memukul gong petanda CLRC tahap kedua |
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di Kota Cirebon terus
bergerak. Selesai tahun pertama tantangan membaca dan menulis, kini tim CLRC—Cirebon
Leader’s Reading Challenge menyiapkan tantangan kedua. Secara resmi gerakan
literasi jilid kedua sudah diformalkan oleh Dinas Pendidikan Kota Cirebon
bersamaan dengan penganugerahan medali literasi tahun pertama di Kerarton
Kacirebonan, Jumat (26/5). Pada tahun kedua ini diharapkan jumlah sekolah akan
banyak terlibat dalam gerakan membaca siswa.
“Dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim dengan ini
gerakan literasi sekolah tahun kedua diresmikan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan
Kota Cirebon Drs H Jaja Sulaeman, M.Pd disusul pemukulan gong didampingi Sultan
Kacirebonan Abdu Gani Natadiningrat, Ketua Literasi CLRC Kota Cirebon Lilik
Agus Darmawan, S.Pd.,MM dan undangan lainnya
di Keraton Kacirebonan, Jumat (26/5) pagi.
Dalam sambutannya, Kadisdik
meminta dalam gerakan gemar membaca dan menulis jilid kedua ini semua sekolah
bisa terlibat langsung. Kepada para kepala sekolah bisa mendorong para siswanya
untuk mengikuti tantangan literasi CLRC tersebut. Karena menurut informasi
untuk tingkat SD baru 13 sekolah yang terlibat dari total 164 SD Negeri dan
Swasta di Kota Cirebon. Begitu juga dengan siswa SMP yang terlibat baru 11
sekolah dari 39 SMP Negeri dan Swasta.
“Mudah-mudahan penganugerahan
medali literasi ini akan memberikan semangat kepada sekolah-sekolah lain di
kota ini. Menurut info baru 13 SD yang ikut literasi tahun pertama, itu tidak
sampai 10%. Saya imbau dan saya minta
semua kepala sekolah untuk selalu memberikan dorongan agar anak-anaknya gemar
membaca, sehingga mereka penasaran membuka
buku. Harapannya buku-buku di perpustakaan sekolah bisa dilahap,” harap
Kadisdik.
Kadisdik mengingatkan kepala
sekolah, guru-guru dan orangtua siswa akan pentingnya membaca bagi
anak-anaknya. Karena membaca sebuah
kemampuan dasar bagi anak-anak untuk belajar dari sumber-sumber buku. Apalagi
tantangan masa depan kehidupan anak-anak di abad 21 akan semakin kompleks
sehingga memerlukan kompetensi yang relevan. Kemampuan literasi anak akan mampu
menyeselaraskan kompetensinya dengan abad 21. Tantangan literasi ke depan akan lebih
banyak dan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. (pade)