Salah dari tiga kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
dalam menghadapi persaingan abada ke-21 adalah kemampuan literasi. Kemampuan ini
terkait tingkat membaca, menulis dan analisis siswa dalam ilmu pengetahuan dan
mencermati realitas sosial. Dua skill lain yang perlu dikuasai adalah dua karakter
dan empat kompetensi.
“Budaya literasi itu merupakan kemampuan yang harus dimiliki
anak didik kita dalam menghadapi tantangan masa depan jaman. Kemampuan literasi
tersebut menjadi sudah modal dasar di negara-negara maju sebagai bagian
karakter dan budaya,” ungkap Firman Adam, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Jawa
Barat, Kamis (18/8).
Pernyataan itu disampaikan Kabid Dikdas di depan 100 peserta
workshop literasi sekolah perintis di Jawa Barat dalam sesi pembukaan workshop.
Workshop di Hotel Takashimaya Lembang Kab Bandung tersebut diikuti dari unsur
guru dan kepala sekolah. Di tempat terpisah, kegiatan serupa diikuti 200
peserta (dua angkatan) di Hotel BMI.
Firman menyebutkan, budaya
literasi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik. Kemampuan
dasar ini akan mendukung penguasaan dua kemampuan dua karakter dan empat
kompetensi. Karakter moral dan kerja disatu sisi serta empat kompetensi
tersebut adalah kreatifitas (creativity), berfikir kritis (cricital thinking), komunikasi
(communication) dan kolaborasi (colaboration).
“Melalui gerakan literasi sekolah di Jawa Barat kita akan menumbuhkan
budaya literasi dasar anak-anak kita. Dengan program West Java Leader’s Reading
Challenge (WJLC), kita dekatkan kembali anak-anak kita dengan buku. Kita akan
memulai dari sekolah, maka tolong mulai benahi perpustakaan sekolahnya. Literasi
harus dimulai dari kepala sekolahnya, gurunya lalu ke para siswa,” Urai Kabid
Dikdas sambil memaparkan data pendidikan di Jawa Barat.
Pihaknya berharap, agar kepala sekolah dan guru mulai menata
kembali sarana perpusatakan sekolahnya masing-masing. Keseriusan tersebut sama
pentingnya saat sekolah lebih serius memperhatikan data dapodik siswa dan guru.
Jangan hanya terhadap serius dua data tersebut karena terkait dengan pencairan
jumlah dana BOS dan dana sertifikasi. Jika masih ada kondisi perpustakaan masih
memprihatinkan agar segera diatasi.
“Tentu untuk membenahi masalah literasi tidak mudah, namun bukan
berarti tidak bisa. Yang sulit adalah bagaimana membangun dan menjaga komitmen
kita dalam mengatasi berbagai masalah tersebut. Nah bapak ibu semua yang hadir
disini adalah orang-orang pilihan yang diharapkan memiliki komitmen yang kuat,”
tandas Kabid Dikdas ini. (denyr)
Sumber:literasi.jabarprov.go.id