Juni 03, 2016

PERJUANGKAN LITERASI SAMPAI MATI

Jajaran Disdik Jabar menjadi saksi ucap janji literasi guru penggerak di Jawa Barat.
Tiga hari menjalani workshop di Lembang Bandung, guru penggerak literasi se- Jawa Barat angkat janji. Janji literasi yang diucapkan bersama-sama tersebut bentuk komitmen dan konsisten bersama dalam menyukseskan gerakan literasi di Jawa Barat.

Janji literasi itu diucapkan dalam acara penutupan workshop penggerak literasi, Jumat (3/6) siang. Hadir dalam acara tersebut dar Dinas Pendidikan Jawa Barat yakni Kabid Dikdas H. Firman Adam, M.Pd, Kasi Pembinaan Sekolah Swasta Hj Endang Susilastuti SE, dari widyaswara LPMP Jawa Barat Eep Saepudin Wiriamijaya S.Sos.,MM, dan tim pengembang literasi Jawa Barat.

"Janji literasi. Demi kemandirian negeri, kami akan terus berbakti membangun budaya literasi dengan penuh dedikasi sampai akhir hayat nanti," ucap Suherman, pustakawan terbaik se Asia Tenggara diikuti oleh para guru penggerak literasi sambil berdiri melingkar, dilanjutkan menyanyikan lagu Padamu Negeri dan Salam Literasi.

Kabid Dikdas H. Firman Adam, M.Pd berharap sekembalinya peserta ke daerah masing-masing agar tidak terputus komunikasi dengan tim literasi Jawa Barat. Pihaknya meminta agar tim literasi Jabar segera mediasi komunikasi melalui media sosial android antar penggerak literasi.

"Ada 300 penggerak untuk sekolah-sekolah di 27 kabupaten kota se Jawa Barat. Ke depan akan ditetapkan SD SMP perintis literasi. Maka perlu dibuatkan group WA (whatsapp) literasi. Tujuannya berbagi informasi dan solusi jika ada masalah yang dihadapi secara cepat," harap Firman dalam penutupan workshop.

Widyaswara LPMP Jawa Barat Eep Saepudin Wiriamijaya mengingatkann kepada para penggerak literasi. Tugas mereka adalah untuk mengawal gerakan literasi di sekolah-sekolah. Menurutnya, setiap guru penggerak harus aktif membangun komunikasi dengan Dinas Pendidikan daerahnya masing-masing.

"Akan ada kegiatan sekolah perintis kedepan setelah lebaran, 600 SMP dan 700 SD. Tiap sekolah mengirimkam satu kepala sekolah dan satu guru perintis. Sekolah tersebut belum ditetapkan oleh dinas. Disini peran guru penggerak sangat penting dalam membantu memilih sekolah rintisan yang serius, konsisten dan komitmen melaksanakan gerakan literasi di sekolahnya," tutur pria bertubuh subur ini. (deny)