Juni 03, 2016

GURU LITERASI DIKIRIM KE AUSTRALIA

Guru-guru literasi diberangkatkan training ke Australia. Wah asyik nih. Yah jika anda pioneer gerakan literasi kab Bandung berpeluang akan dinikmat fasilitas tersebut. Dalam dua tahun terakhir kab. Bandung telah mengirimkan guru-guru literasi disana terbang ke negeri kangoroo.

"Alhamdulilah gerakan literasi kami mendapat dukungan penuh dari bapak kepala dinas dan bapak bupati. Beberapa guru sudah diberangkatkan ke Adelaide Australia," tutur Deni Permana, M.Pd, ketua gerakan literasi Kab. Bandung disela acara workshop penggerak literasi di lembang Bandung, 1-3 Juni 2016.

Dalam pemaparannya di depan para peserta workshop Deni mengakui bahwa pelaksanaan program literasi West Java Leader's Reading Challenge (WJLRC) menghadapi tantangan. Tantangan tersebut seperti warga sekolah yang belum sama persepsinya karena hal yang baru program ini.

Pada sesi pelaksanaan WJLRC di kab. Bandung guru bahasa Inggris tersebut banyak menerima pertanyaan dari para peserta. Pertanyaan itu seputar bagaimana teknis pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Apakah sama pelaksanaan GLS dengan WJLRC.

"Program GLS itu tidak bertentangan tetapi justeru saling melengkapi dengan WJLRC. Jika program literasi dilakukan melalui pembiasaan seluruh siswa maka peneraparan dengan GLS. Tapi jika diminta tagihan reviu buku maka program WJLRC berjalan," ungkap Deni.

Sesi lainnya Deni menyampaikan teknik membaca cepat. Mengutip teori yang ia baca, untuk kecepatan baca anak usia SD adalah 80-140 kata per menit (kpm). Untuk SMP 140-175 kpm. Untuk SMA 175-245 kpm dan kecepatan baca perguruan tinggi dan seterusnya diangka 245-280 kpm.

"Silahkan bapak ibu baca tulisan yang sudah kami siapkan dalam waktu 2 menit. Lalu hitung berapa kata yang berhasil dibaca kemudian dibagi dua. Itulah hasil akhir kecepatan membaca bapak ibu. Masih dilevel manakah," terang Deni di gedung hotel BMI Lembang.

Sementara itu pembicara lainnya Ade Sabarudin M.Pd menyampaikan materi teknik meriviu buku bacaan. Teknik meriviu sama pentingnya dengan kemampuan kecepatan membaca buku dalam program WJLRC. Dalam sesi meriviu Ade menjelaskan beberapa teknik mereviu.

"Ada tiga cara atau teknik dalam meriviu buku. Pertama teknik yang dinamakan Isikawa Fishbone, kedua teknik AIH, ketiga teknik Y Chart dan terakhir teknik info grafis," tutur mantan guru berprestasi tingkat SD ini.

Ade menjelaskan untuk teknik Isikawa isi tulisan reviu harus menjawab 5W 1 H yakni when, where, who, what, why dan how, yang ditempatkan dalan duri ikan. Sedangkan pada bagian ekor ditulis judul buku dan penulis, sementara dibagian kepala ikan ditulis hikmat atau pesan moral dalam buku yang dibaca.

"Kalau teknik reviu AIH meliputi A adalah Alasan memilih buku yang dibaca. I adalah membahas Isi buku yang dibaca dan H adalah Hikmah atau pesan moral," tutur Ade yang selanjutnya menugaskan guru meriviu buku bacaan yang sudah disiapkan panitia.

Disela sesi materi reviu guru penggerak literasi diajak menyanyi bersama lagu berjudul "Guru Terkekang", sebuah gubahan lagu lama yang senpat hits pada jamannya. Diujung acara pukul 21.30 hati guru2 terharu dengan muhasabah tentang hebatnya tugas guru oleh pembicara. (*)