Oleh :
Deny Rochman
A. PENDAHULUAN
Dalam melakukan sebuah penelitian, fase pertama yang harus ditempuh adalah
mencari permasalahan. Karena penelitian
sangat tergantung pada masalahnya. Teori, rumusan hipotesis, metode, instrumen,
dan sebagainya, tidak ada artinya ketika masalahnya
tidak jelas, tidak tepat, dan tidak pas. Masalah
adalah landasan dasar untuk menentukan unsur penelitian lainnya. Sayangnya banyak
orang bermasalah dengan masalah (penelitian). Bisa jadi karena tidak paham
hakikat atau sumber-sumbernya. Menggali masalah saja bermasalah, bagaimana
membuat disain atau menyelesaikannya.
Untuk memperoleh permasalahan
penelitian tidaklah mudah. Seorang
peneliti perlu peka, bersikap kritis dan berfikir logis terhadap fenomena yang
terjadi. Penting untuk selalu mengembangkan ketajaman persepsinya, sehingga
lebih cermat dan teliti pada sesuatu yang perlu dipertanyakan. Selain itu,
untuk memperoleh permasalahan penelitian, seorang peneliti perlu dibekali
dengan scientific mind dan prepared mind. Scientific mind
adalah selalu berpandangan obyektif yang mampu melepaskan diri dari praduga
dan opini pribadi. Bersikap independen, yaitu tidak mudah terpengaruh
oleh pandangan orang lain. Mempunyai wawasan yang luas berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Prepared mind maksudnya selalu siap untuk dapat
menangkap permasalahan yang timbul.
Permasalahan yang diteliti oleh seorang peneliti memiliki beragam tujuan.
Tujuan itu bisa karena keinginan akan sesuatu yang belum diketahui, menguji
benar tidaknya sesuatu kesimpulan, baik tidaknya sesuatu keadaan, apa yang
menyebabkan sesuatu gejala terjadi, bagaimana kecenderungannya gejala itu di
masa mendatang, bagaimana mengatasi keadaan dan sebagainya (Tatang Amirin,
1990).
Dari penjelasan di atas dengan kata lain, tidak ada penelitian tanpa
masalah, namun tidak semua masalah itu bisa diteliti. Inilah yang menjadi kesulitan kerap
menghampiri calon peneliti adalah dalam memilih permasalahan yang layak
diteliti. Pasalnya tidak memang tidak semua persitiwa, fakta sosial di tengah
masyarakat yang dianggap masalah bagi sebagian orang, namun tidak layak menjadi
permasalahan dalam penelitian. Bahkan tidak sedikit mahasiswa ketika mengajukan
permasalahan penelitian malah yang diajukan
itu judul. Pertanyaanya sekarang adalah :
1. Apa yang
dimaksud dengan permasalahan penelitian?
2. Darimana
sumber permasalahan penelitian bisa diperoleh?
3. Bagaimana
proses penggalian permasalahan untuk penelitian?
- Pengertian Masalah
Secara sederhana, sesuatu dikatakan masalah apabila
terdapat diskravensi antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi; antara
dassaen dan dasollen; antara apa yang dicita-citakan dengan
apa yang diperdapat. Diskravensi itu yang harus diselasaikan.
Dengan kata lain, masalah
itu ada kesenjangan realtitas sosial antara
harapan dengan kenyataan, atau antara teori dengan praktik, antara cita dengan
realita, atau sesuatu yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Karena tidak selamanya, masalah dapat
menggambarkan kesenjangan, tapi terkadang juga merupakan sesuatu yang tidak
bisa dijelaskan
Secara teoritik, misalnya seseorang yang menamatkan pendidikan sarjana diharapkan
mempunyai kemampuan bahasa Inggris. Begitu
tuntutan kurikulum. Tetapi, ketika diteliti sekelompok mahasiswa tidak
semuanya menguasai bahasa
Inggris. Timbul pertanyaan: Kenapa bisa menamatkan pendidikannya? Disinilah
perlunya penelitian karena realitas itu ironi yang berpengaruh kepada
pembangunan sumber daya manusia ke depan.
C.
Mencari Permasalahan
Dimana ada kehidupan, disitu adalah permasalahan. Apalagi kehidupan disana
dijumpai banyak manusia. Menurut Tatang M Amirin (1990), permasalahan bisa
muncul dari :
a. Kehidupan
sehari-hari
b. Pembicaraan
masyarakat luas yang sedang hangat
c. Tulisan di
media massa
d. Hasil
penelitian orang lain
e. Teori atau
konsep dari buku-buku, jurnal
f.
Diskusi ilmiah dan sebagainya.
Sementara
itu, menurut Turney dan Noble (1971, dalam Danim, 2003) sumber masalah
penelitian empiris dapat berasal dari :
a.
Pengalaman
pribadi
b.
Keterangan
yang diperoleh secara kebetula
c.
Kerja
dan kontak profesional
d.
Pengujian
dan pengembangan teori yang ada
e.
Analisis
literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Dalam menentukan permasalahan yang layak diteliti, harus ada pertimbangan
khusus sebelum dilakukan penelitian. Jika ini tidak dilakukan maka bisa terjadi
fakta yang dianggap masalah namun setelah diteliti tidak layak untuk dilakukan.
Sebuah masalah tersebut harus memiliki arti penting bagi perkembangan ilmu dan
kehidupan manusia. Secara operasional, masalah yang diangkat tersebut bisa
diteliti. Kasus santet, misalnya, kendati hal ini menjadi masalah rawan bagi
masyarakat, namun untuk meneliti masalah ini sangat sulit karena wilayah magic.
Suharsini Arikunto (2006) menjelaskan, ada empat hal dalam menentukan
permasalahan bagi seorang peneliti yaitu :
1) Penelitian
harus sesuai dengan minat peneliti.
2) Penelitian
dapat dilaksanakan, baik dari rasionalisasi masalah, waktu, biaya dan lokasi
penelitian.
3) Tersedia
faktor pendukung, seperti data bisa dieksplor, dapat ijin dari pihak berwenang.
4) Hasil
penelitian bermanfaat, baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagi masyarakat
maupun bagi kebijakan penguasa.
Sementara itu, seorang peneliti dari Universitas Brawijaya Prof Dr
Suhardjono (dalam Suharsini Arikunto, 2006) memberikan petunjuk bagaimana melakukan penelitian
yang baik. Untuk memudahkan sarannya itu ia menggunakan istilah yang mudah
diingat yakni APIK, kependekan dari Asli, Penting, Ilmiah dan Konsisten. Asli artinya bukan tiruan dari karya orang
lain. Penting hasilnya bagi kehidupan masyarakat. Ilmiah, menggunakan teori dan
konsep dan sistematika yang lazim digunakan dalam penelitian dan terakhir
Konsisten artinya adanya keruntunan proses dari awal hingga akhir.
D. Jenis
Permasalahan
Seorang peneliti dalam mencermati permasalahan paling tidak ada tiga
gejala. Gejala tersebut, menurut Suharsini Arikunto (2006) adalah :
1) Problem
untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Problem ini kemudian
melahirkan penelitian deskriptif, survai, historis dan filosofis.
2) Problem
untuk membandingkan dua fenomena atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti
berusaha mencari permasalahan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti
atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada.
3) Problem
untuk mencari hubungan antara dua fenomena. Disini ada dua macam dua problem
korelasi yaitu :
a. Korelasi
sejajar, misalnya antara kemampuan bahasa Inggris dan kesetiaan ingatan.
b. Korelasi
sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya matahari dan larisnya es mambo.
Jenis-jenis permasalahan tersebut, kata Suharsini, hanya dijadikan dasar
dalam merumuskan judul penelitian. Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui
status sesuatu yang diteliti, seperti mengetahui keadaan, mengenai apa,
bagaimana dan berapa banyak, sejauhmana dan sebagainya. Maka penelitian ini
bersifat deskriptif atau hanya menerangkan peristiwa. Tujuan lainnya peneliti
adalah ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih. Dalam penelitian
jenis ini, peneliti ingin membandingkan dua fenomena baik dari sisi kesamaan
maupun perbedaannya.
Tujuan terakhir adalah keingin peneliti ingin mengetahui hubungan dua
fenomena atau lebih yaitu hubungan sejajar sebab akibat. Jenis penelitian ini
sering disebut penelitian korelasi, yang menurut Borg dan Gall, memiliki banyak
kesamaan dengan penelitian kausal komparatif.
E.
Merumuskan Masalah dan Judul
Setelah menentukan
permasalahan penelitian yang akan diteliti, selanjutnya dirumuskan
masalah penelitian tersebut secara singkat jelas padat dalam bentuk kalimat
tanya. Ditinjau dari cakupan aspek-aspek yang terkait dengan masalah penelitian
maka rumusan masalah penelitian dapat dibedakan secara umum dan khusus. (Ibnu,
Mukhadis, Dasna: 2003). Rumusan masalah umum menunjukkan keseluruhan
permasalahan penelitian secara utuh. Contoh: Bagaimanakah pelaksanaan
Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Umum I Malang berdasarkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi?
Rumusan masalah khusus yang
berfokus pada aspek-aspek tertentu dari permasalahan yang dikaji. Contoh: 1)
Bagaimanakah kegiatan Guru dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi? 2) Bagaimanakah kegiatan
Siswa dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi? 3) Bagaimanakah ketersediaan sarana dan
prasarana untuk mendukung kegiatan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani
berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Setelah merumuskan masalah penelitian, selanjutkan ditetapkan judul
penelitian yang tengah dikaji dalam bentuk bahasa yang operasional dan mudah
dipahami. Judul penelitian yang lengkap, menurut Suharsini Arikunto (2006) diharapkan mencakup antara lain :
a. Masalah atau
topik yang diteliti
b. Sifat dan
jenis penelitian
c. Obyek yang
diteliti
d. Subyek yang
diteliti
e. Lokasi
daerah yang diteliti
f.
Tahun/waktu terjadinya peristiwa
Lalu bagaimana
menuliskan judul sebuah penelitian? Tatang M Amirin (1990) memberikan pedoman untuk dapat
menuliskan judul penelitian dengan baik, antara lain :
- Topik penelitian harus mencantumkan dalam judul
- Judul penelitian harus jelas, mudah dipahami
- Judul penelitian tidak perlu puitis
- Judul ditulis singkat dan dalam kalimat berita dalam satu kalimat
- Judul ditulis secara logis, hindari menggunakan kata singkatan.
- Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
F.
Menguraikan Permasalahan
Hal yang cukup sulit mengawali
dalam penulisan proposal adalah menulis latar belakang masalah. Dalam bab ini
latarbelakang memuat asalan penting dalam pemilihan masalah penelitian. Azuar
Juliandi (dalam http://www.azuarjuliandi.com)
menjelaskan, isi dalam latarbelakang antara lain :
a. Mengemukakan
masalah-masalah/gejala-gejala masalah yang berkaitan dengan variabel di dalam
judul, yang diawali dengan masalah-masalah variabel terikat (dependen/Y) lalu
diikuti masalah-masalah variabel bebas (independen/X)
b. Masalah-masalah yang dikemukakan
boleh didukung oleh dokumen perusahaan, dokumen media massa, hasil pengamatan,
dan sangat baik jika didukung oleh referensireferensi dari buku, jurnal,
skripsi, tesis, atau disertasi.
Secara
teknis, langkah-langkah menyusun latarbelakang adalah sebagai berikut :
- Kemukakan arti penting/peranan penting/manfaat dari variabel terikat, baik bagi organisasi maupun bagi karyawan, atau pihak lain. Dukung dengan referensi dari buku atau jurnal
- Kemukakan gejala-gejala masalah yang berkaitan dengan variabel terikat tersebut, dukung dengan dokumen, hasil pengamatan, wawancara, atau angket, yang telah diperoleh dari hasil penelitian pendahuluan (prariset)
- Kemukakan faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi variabel terikat tersebut. Dukung dengan referensi dari buku teks atau jurnal
- Pilih satu atau beberapa faktor tersebut yang dianggap paling penting untuk dijadikan variabel terikat dalam penelitian kita.
- Kemukakan gejala-gejala masalah dari setiap faktor yang sudah dipilih tersebut, dukung dengan dokumen, hasil pengamatan, wawancara, atau angket, yang telah diperoleh dari hasil penelitian pendahuluan (prariset).
Setelah dilakukan perumusan masalah, tahap
berikutnya adalah mengidentifikasi masalah. Sesuai namanya identifikasi adalah
pengenalan atau inventarisir masalah.
Sumber untuk mendukung identifikasi masalah adalah sumber yang relevan
dengan obyek yang diteliti, dari intisari latarbelakang masalah. Untuk
menghindari bias penafsiran dari pembaca, maka perlu adanya pembatasan masalah
atau ruang lingkup masalah.
E.
PENUTUP
Titik tolak sebuah penelitian adalah adanya permasalahan yang penting untuk
diteliti. Baik tidaknya proses dan hasil penelitian, juga ikut ditentukan oleh
pemilihan sebuah masalah. Berangkat dari perumusan masalah maka akan ditentukan
arah pendekatan, model dan instrumen penelitian, apakah menggunakan pendekatan
kuantitatif atau kualitatif, jenis penelitian survai, dekriptif, korelasi atau
lainnya.
Pokok permasalahan belum dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai apa
dan untuk apa diteliti. Oleh karena itu pemilihan masalah yang bermakna harus
disertai analisis masalah, seperti merinci masalah, mempertegas batasan, tujuan
hipotesis, latar belakang, manfaat dan kegunaan, maka permasalahan yang
diteliti akan kokoh.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan masalah penelitian
adalah penting tidaknya sebuah masalah tersebut bagi manfaat kehidupan manusia,
baik demi kemanusiaan, keilmuan maupun kebijakan. Masalah dana, waktu,
referensi, data menjadi faktor yang ikut mempengaruhi proses penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Tatang M. Amirin, Menyusun Perencanaan Penelitian Sosial, Rajawali
Press, Jakarta, 1990.
Yektiningtyastuti, Memilih dan Merumuskan Masalah Penelitian,
dalam http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/24/memilih-dan-merumuskan-masalah-penelitian/
****Makalah disampaikan dalam mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Islam, Prof. DR. H. Rochanda Wiradinata, MP dalam
program Pascasarjana Kosentrasi Psikologi Pendidikan Islam IAIN Syekh Nurjati
Cirebon tahun 2010.