Desember 21, 2015

THE POWER OF REUNION

Buat apa reunian? Reuni itu ga punya manfaat? Cuma sekedar ajang pamer kekayaan, bernostalgia dengan orang yang disukai? Kalau ga punya kenangan manis saat sekolah, ngapain hadir. Terus harus bayar pula. Males.... Ungkapan, perkataan, hardikan sejenis itu sering kita lihat dan dengar di sekitar kita. Bahkan bisa jadi kita pernah mengalami pemikiran yang keliru tersebut. Hal sama juga pernah hinggap dalam pikiran saya, ketika belum mendapatkan hidayah pencerahan mindset saya tetanng pentingnya reuni bagi kehidupan kita.

Reuni atau reunion merupakan salah satu bentuk lain dari silaturahim, yang sering kita dengar dan baca dalam berbagai pengajian dan buku-buku. Reuni asal kata dari Bahasa Inggris, RE artinya kembali dan UNI artinya bergabung. Terjemahan bebasnya reuni adalah berkumpulnya kita setelah beberapa saat berpisah. Dalam konteks reuni sekolah yaitu berkumpul kembalinya kita setelah sekian lama tidak jumpa sejak lulus sekolah.
Sementara silaturahim atau bahasa nasionalnya silaturahmi memiliki makna menjalin atau menyambung tali kasih sayang. Bersilaturahmi merupakan salah satu cara oleh Nabi Muhammad Saw ikut mempererat ukuwah islamiyah atau tali persaudaraan sesama muslim, selain cara lain seperti tebarkan salam dan memberi makan bagi yang membutuhkan.

Banyak ayat Qur’an dan hadist Nabi yang menjelaskan pentingnya silaturahim dalam kehidupan. Salah satu ayat menyebutkan :
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1).

Pada kutipan hadist lain disebutkan, jika silaturahim bisa memperpanjang umur dan menambah rejeki. Nabi Muhammad Saw bersabda :
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”

Dua dalil di atas dari banyak dalil agama yang mengupasnya, menegaskan kepada kita semua betapa utama dan pentingnya silaturahim bagi kehidupan manusia. Sifat inilah yang membedakan manusia dengan makluk-makluk lainnya di muka bumi ini. Dalam prakteknya, bentuk silaturahim banyak ragamnya, satu diantaranya adalah adalah kegiatan reuni rekan sekolah atau teman kuliah.

Silaturahim dalam kegiatan reuni (the power of reuion)  sebenarnya memiliki banyak manfaat jika kita melihatnya secara luas. Tidak hanya sekadar bernostalgia saat sekolah dengan teman yang disukai, pacar lama atau guru-guru. Syair lagu slanknya : “terlalu manis untuk dilupakan, kenangan yang indah bersama mu...”. Jika pemahamannya sampai disini, maka reuni hanya sekedar moment bersejarah, yang dikenang bagi mereka yang punya pengalaman manis. Sementara mereka yang punya kenangan pahit, akan menguburnya dalam-dalam masa sekolah dulu.

Secara sosiologis, reuni merupakan bentuk memanusiakan manusia. Sebagai makluk sosial, manusia tidak bisa hidup berdiri sendiri. Sejak lahir ke dunia hingga meninggalkan dunia kelak, manusia selalu membutuhkan orang lain. Adakah manusia lahir dengan sendirinya, lalu dia bisa makan, minum dan langsung lari. Atau ada orang yang wafat jenazahnya langsung berada di liang lahat ? Impossible ! Demikian juga selama hidup di dunia manusia di takdirkan untuk selalu hidup saling membutuhkan dengan orang lain. Bahkan hingga kita di akherat pun kelak, masih membutuhkan orang lain. Paling tidak amal jariah dan anak sholeh yang mendoakan kebaikan bagi kita.

Nah, reuni bisa menjadi media membangun jejaring sosial sekaligus jaringan kerja baru (network). Kita sadar hidup dalam dunia penuh persiangan mulai persaingan yang sehat, setengah sehat hingga tidak sehat. Persaingan tidak sehat biasanya karena tidak dilandasi silaturahim yang kuat sesama pelaku. Mereka berjumpa karena kepentingan pendek: bisnis! Bedakan dengan orang-orang yang diikat dengan tali silaturahim, akan punya energi positif bagi transaksi kepentingan dua belah pihak. Bahkan agama bilang, jika sesama muslim berjumpa dan saling berjabat tangan maka dosa-dosanya berguguran.

Istilah sosiologinya, interaksi akan mempengaruhi persepsi. Sebagai contoh, jika Anda adalah masalah, kemana akan ada lahir minta tolong? Pasti akan menghubungi orang yang Anda kenal dekat dan kenal dengan baik. Jika Anda menjadi bos sebuah perusahaan, siapakah karyawan yang akan Anda rekrut? Pasti ada faktor karena kenal, karena dekat. Apakah karena sama-sama satu daerah, satu keluarga, satu almamater sekolah/kuliah, satu organisasi, satu pemikiran dan banyak pertimbangan kesamaan lainnya. Reuni bisa menjadi media memperkuat persamaan sesama kita.

Kasus lainnya, banyak teman, banyak silaturahim akan memudahkan hidup kita. Jika satu ketika Anda tersesat atau kehabisan ongkos di jalan, maka tidak sulit meminta bantuan teman yang dikenal di kota yang kita singgahi. Atau jika kita punya membutuhkan keperluan hidup, misalnya kendaraan travel, beli sembako dan sebagainya, tentu dengan ada teman yang punya usaha yang dibutuhkan akan sangat membantu. Bisa saja dengan harga murah, atau malah gratis. Lagi promo gitu. Tentu kemudahan itu karena kita membangun silaturahmi dengan baik.

Manfaat lainnya yang jarang kita tahu adalah reuni bisa membuat otak kita sehat. Masa sih? Yah, dalam sel otak manusia ada ingatan jangka pendek, menengah dan panjang. Kejadian masa lalu akan cenderung terlupakan, apalagi peristiwa itu  tidak memberikan bekas mendalam kepada orang tersebut. Jika otak kita tidak terbiasa untuk mengingat kejadian yang sudah terlewati maka daya ingat otak kita akan terus menurun. Reuni melatih daya ingat otak mereview kembali persitiwa masa lalu.

Artinya, dengan reuni kita bisa ...
panjang umur,
tambah rejeki,
tambah saudara,
tambah ilmu,
tambah makanan,
tambah pengalaman,
tambah pekerjaan,
tambah bisnis,
tambah....

Nah, seabreg manfaat reuni itu sayangnya sering dinodai dengan cara panitia yang kurang apik mengemas acara, sehingga terkesan reuni itu hanya ajang pamer status sosial ekonomi. Akibatnya beberapa teman yang hidupnya belum beruntung merasa minder untuk hadir. Untuk itu, mari kita luruskan niat kita reuni untuk menjalin silaturahim sesama teman lama. Jadi ikut reuni ? Siapa takut ! Coba deh....