Lihatlah para caleg kita, khususnya mereka yang pernah manggung di
Gedung Dewan. Pernahkah mereka melaporkan kinerjanya kpd rakyat yng
memilihnya? Pernahkah mereka minta maaf blm bisa kerja maksimal? Atau
berterima kasih krn sdh dipilih?
Mekanisme pemilihan dan pelaporkan pertanggungjawaban anggota DPR/DPRD/DPD di negeri ini masih kacau. Rakyat pun hny diboongi, dibodohi dg janji-janji dan money politic. Kl mereka sudah duduk lg, pasti lupa dg rakyat. Pasti lupa dg janji-janjinya. Pasti tak tahan hidup dlm sistem yg korup.
Jika harus memilih, pilihlah caleg berwajah baru, bukan skadar caleg berpartai baru. Cuma skadar partai baru, tp wajah lama, boleh jadi dia cuma barisan sakit hati. Ini pun kl kita menganggap caleg lama tsb gagal menjadi wakil rakyat di Gedung Dewan.
Jika dari tahun ke tahun sistem bangsa ini belum juga membaik. Jika semua partai dan anggota Dewan tetap rentan dalam lingkaran korupsi. Jika rakyat tetap terperdaya dg sistem pemilu. Itu artinya.... ada masalah dalam sistem kenegaraan kita. Mungkinkah sistem demokrasi tdk cocok dengan kultur bangsa kita?
Mekanisme pemilihan dan pelaporkan pertanggungjawaban anggota DPR/DPRD/DPD di negeri ini masih kacau. Rakyat pun hny diboongi, dibodohi dg janji-janji dan money politic. Kl mereka sudah duduk lg, pasti lupa dg rakyat. Pasti lupa dg janji-janjinya. Pasti tak tahan hidup dlm sistem yg korup.
Jika harus memilih, pilihlah caleg berwajah baru, bukan skadar caleg berpartai baru. Cuma skadar partai baru, tp wajah lama, boleh jadi dia cuma barisan sakit hati. Ini pun kl kita menganggap caleg lama tsb gagal menjadi wakil rakyat di Gedung Dewan.
Jika dari tahun ke tahun sistem bangsa ini belum juga membaik. Jika semua partai dan anggota Dewan tetap rentan dalam lingkaran korupsi. Jika rakyat tetap terperdaya dg sistem pemilu. Itu artinya.... ada masalah dalam sistem kenegaraan kita. Mungkinkah sistem demokrasi tdk cocok dengan kultur bangsa kita?